Leo senang saat ia membuka mata mendapati teman-temannya yang menemaninya di rumah sakit.
Ryan yang tertidur di samping Leo sembari memegangi tangan Leo yang terbebas dari infus. Leo justru terkekeh melihatnya. Ryan seperti menemani pacarnya yang sakit seperti kebanyakan orang di sinetron.
Sementara itu Leo juga melihat ke arah sofa di situ ia lihat zein dan reon yang membuat leo berdecak kagum.
Mereka seperti anak kembar yang tertidur sambil berpelukan."lo udah bangun nyet" gumam Ryan khas orang orang bangun tidur.
"belom, masih jalan-jalan"
"kampret.. "
"pertayaan lo emang gak pernah ada gunanya meski hanya sekedar basa basi"
"basa basi doang sayang jangan cemberut gitu donk, kan aku jadi sayang" Ryan menaik turunkan alisnya dengan tangan yang mencolek dagu Leo. Niatnya ia ingin menggoda Leo. Selain itu ia juga ingin menenangkan hatinya.
"najis lo dugong," Leo bergidik ngeri ketempelan apa Sahabatnya ini. Tidak mungkinkan dia ketempelan orang mati kemarin malam, kamarnya bersebelahan dengan kamarnya, dan mungkin saja arwahnya ke sasar masuk ke tubuh Ryan. Leo masih meronta-ronta dari Ryan.
"eh eh apa-apaan kalian ini" ryan langsung menghentikan acara menggoda Leo dan beralih ke arah dua suster yang sudah menatapnya dengan sadis.
Dua suster itu langsung menjewer Ryan, satu suster menjewer telinga kanan dan suster yang satunya telinga kirinya. Ryan sampai mengaduh kesakitan karna merasakan sakit dan panas yang langsung menjalar di telinganya.
"aduh sus, ampun sus sakit, aduh lepasin donk sus, sakit nih" Leo bahkan sudah tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya melihat Ryan yang kesakitan karena di jewer oleh kedua suster itu. Baginya ini adalah hiburan yang menarik untuk ia lewatkan.
Tawa juga diperlihatkan oleh kedua sahabatnya yang tadinya terbangun karena mendengar keributan Leo yang di goda oleh Ryan.
"kamu ini yah, udah tau temannya sakit malah di gituin. Kalo sampai ada kabel-kabelnya yang terlepas gimana. Kan bisa bahaya" suster yang bernama Rosa itu memarahi habis Ryan. Sementara Ryan hanya memajukan bibirnya ala bebek.
Pletakk
Leo langsung terdiam dari tawanya, karena suster Rosa memukul kepalanya dengan buku catatan pasien.
"ngapain kamu tertawa, ada yang lucu" Leo menggeleng.
Apa-apaan ini Leo kan pasien, kenapa malah di pukul kan jadinya pusing. Leo mendengus tak percaya setelah ini pokoknya ia harus protes sama opanya untuk mengganti suster yang lain.
Suster rosa langsung memeriksa Leo memastikan kabel-kabel di tubuhnya tidak terlepas. Setelah memeriksa Leo kedua suster itu melangkah Kakinya keluar ruangan.
"ehh buset tuh suster, sadis banget masa iya pala gue di timpluk dengan begituan kan sakit" keluh Leo dengan mengerucutkan bibirnya.
"tau tuh, telinga gue aja ampe merah gini"
"lo sih Yan yang mulai duluan"
"lo nyalahin gue nyet,"
"ya iyalah, Siapa lagi"
"lo kok kurang ajar sih, salah sendiri lo imut-imut gitu, gemesin lagi"
"eeeyyuuuu" Zein dan Reon memandang jijik, sejak kapan Ryan aneh gitu.
"najis.. "
"Kok gitu, gue kan manis bukan najis" gerutu Ryan pura-pura ngambek. Mereka bertiga geleng-geleng kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Like Rain Like Music
RomanceAku mencintaimu melebihi mereka. Aku menyanyangimu melebihi siapapun. Meskipun aku tahu hidupmu tidak akan lama lagi aku hanya ingin berada di sampingmu.. →_→Diandra fadila putri←_← Apa aku tak pantas untuk kau cintai. Apa sebesar itu rasa cintam...