Bagian 40

1.4K 93 8
                                    

Malam ini adalah malam yang paling bahagia untuk keluarga wijaya, karena anak sulungnya menginjak usia 18 tahun.

Rumah yang biasanya sunyi kini berubah menjadi ramai bak pasar malam. Semuanya berkumpul menjadi satu untuk merayakan sebuah kebahagian.

Diandra dan mamanya juga Rena dan Salma kini tengah sibuk menata hidangan di meja. Mereka sengaja membuat masakan ala mereka. Spesial untuk Leo katanya.

Sementara semua suami mereka kini tengah berbincang di ruang tamu. Benbincang- bincang masalah pekerjaan. Maklumlah bapak-bapak kalau sudah berkumpul yang di bicarakan adalah bisnis.

Ketiga sahabat Leo juga Keinan kini berada di kamar Leo.Zein, Reon dan Keinan Berkutat dengan stik PS yang ada di kamar Leo.

Sementara Ryan sibuk dengan ponselnya. Entah apa yang di lakukan lelaki itu. Terlihat aneh karena tersenyum ke arah ponselnya. Dan Leo sibuk dengan rubiknya.

"keren nih Ps baru lo. Canggih banget" seru Reon.

"kayaknya ini baru , kemarin pas kita kesini  belum ada..".

Leo mengalihkan fokusnya dari rubiik menatap ketiga orang yang kini tengah bersorak-sorak karena jagoan mereka kalah atau menang. Yang paling keras itu Keinan sampai beberapa kali ia kena timpuk bantal karena suaranya yang mirip tong.

"hmm itu dibelikan opa kemarin, katanya hadiah ulang tahun gue. Opa sengaja beliin itu katanya biar gue betah di rumah" jawab Leo dan kembali ke aktivitasnya yang semula.

Ketiga orang itu hanya mengannguk. Salut kepada Farid meskipun dia sosok yang tegas. Dia akan memberikan apapun untuk Leo, asalkan anak itu mau menurutinya.

Tapi ya gitu dech, Leonya suka-suka sendiri. Tanpa mereka ketahui. PS itu ia dapatkan setelah merengek hampir satu bulan seperti anak kecil .

Kegiatan mereka terganggu dengan suara cekikikan dari seseoarang yang tengah duduk di ranjang berdampingan dengan Leo. Bahkan tangannya beberapa kali memukul bantal yang ada di pangkuannya.

Keempat orang itu menatap aneh ke arah Ryan yang masih cekikan entah sedang menertawakan apa di ponselnya.

Tangan Leo meraih ponsel itu dari tangan Ryan yang membuat lelaki itu membelalakan matanya terkejud.

"WHAATT...... Ini..!" pekik Leo. Membuat Ryan semakin gencar mengambil ponselnya. Tapi dengan gesit Leo melempar Kearah ketiga orang yang menatapnya penasaran.

"WOII! Balikin tidak"

"Gila lo Yan, lo chatingan sama stefy cewek tomboy itu?."

"pake sayang-sayangan lagi. Jadi selama ini lo pacaran tanpa sepengetahuan kita. Wah parah lo"

"balikin sini gak hp gue.. Eh bocah siniin gak hp gue.." Keinan menjulurkan lidahnya membuat Ryan bertambah kesal berkali lipat.

"gak akan... Eh eh kak Stefy telphon!"

"angkat ! angkat" sorak mereka bertiga membuat Ryan ingin menenggelamkan dirinya di laut saat itu juga.

Tapi sebelum Keinan menggeser tombol ganggang hijau itu, Ryan merebut ponselnya. Tapi tetap tak berhasil karena Keinan menghindar dengan kecepatan kilat dan terjadilah aksi kejar-kejaran di kamar yang luas itu.

Berakhir dengan Keinan yang terjatuh terjerambab di kasur king size Leo. Ryan segera menindih tubuh Keinan untuk merebut ponselnya.

Tapi selalu gagal karena kedua sahabatnya juga sekongkol dengan iblis kelinci itu.

Leo juga tak mau kalah ia juga menindih tubuh Ryan di ikuti dengan kedua sahabatnya yang lain.. Membuat mereka bergulat dengan selimut leo.

Mereka saling menggelitiki. Membuat tawa mereka menggema di kamar itu. Tawa lepas tanpa beban.

Like Rain Like MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang