Bagian 05

1.6K 98 0
                                    

Like rain like Music

"Kak fallel, einan mau naik sepeda donk...? " ujar seorang bocah berumur sekitar 7 tahunan. Ia merengek meminta kakaknya untuk mengajarinya untuk naik sepeda.

"keinan jangan, kamu kan baru sembuh kemarin. Nanti kalau ketahuan sama papa gimana. Nanti pasti papa marah" ujar sang kakak memegang bahu adeknya.

"enggak, keinan mau naik sepeda" keinan kecil memberengut sambil menghentakkan kakinya di tanah.

Farel menghela nafasnya berat. Adiknya ini terlalu keras kepala untuk ukuran anak kecil seperti adeknya ini.

Dengan sangat terpaksa farel mengajarinya dengan telaten dan tentunya sangat berhati-hati. Takut adeknya itu terjatuh dari sepeda.

"yeyyy, makasih kak. KEinan sayang banget ma kakak" keinan memekik girang saat ia di bolehkan main sepeda.

Farel tersenyum menanggapi kegirangan adeknya. Ia sangat tahu bagaimana adeknya itu ingin naik sepeda seperti dirinya.

Tapi apa daya, kedua orang tua Keinan tidak pernah memperbolehkannya menaikinya, dengan alasan kesehatan dan juga keselamatan Keinan.

Memang Keinan terlahir prematur, saat itu usia kandungan Rina masih 8 bulan. Rena yang saat itu menyiapkan makan siang untuk putra sulungnya dan juga suaminya jatuh terpleset minyak bekas menggoreng.

Sandy yang melihat Rina tengah kesakitan  langsung membawanya ke rumah sakit. Dari situlah dokter memberi penjelasan bahwa imun tubuh keinan buruk, sehingga mereka sangat menjaga Keinan

"kak... Bantuin mama jemur baju dong sebentar saja.. Mama mau matiin kompor sebentar. " terdengar suara wanita dari dalam.

"iya ma bentar... " sahut farel yang menurunkan adeknya dari sepeda.

"ayo dek masuk dulu"

"keinan disini aja kak. Seru liatin orang main bola"

"yaudah kamu jangan kemana-mana, kakak masuk dulu" farel melenggang masuk ke dalam rumahnya setelah mengacak rambut tebal adiknya.

"adek mana kak, kok gak ikut masuk" tanya sang mama yang baru saja datang dari dapur.

"adeknya gak mau ma... Mending mama samperin adek. Biar farel yang jemur bajunya" .

Rina langsung menuju halaman depan. Setelah ia mematikan kompornya. Tapi sebelum ia melangkahkan kakinya ke halaman.

'Braaakk'

Terdengar sebuah dentuman benda keras di depan rumah itu.

Sontak farel dan rina langsung berlari menghampiri dentaman itu.

Betapa terkejutnya mereka ketika melihat keinan bersimbah darah di kerasnya aspal juga sebuah sepeda yang hancur berantakan.

"kEEIinaaannn" teriak rina sambil berlari menghampiri keinan yang sudah tak berdaya.

Mobil yang menabrak keinan sontak melajukan mobilnya dengan kecepatan maxsimal. Menghindari amuk masa.

Farel mencoba mengejarnya tapi ia berbalik dan langsung menghampiri adiknya. Mereka langsung membawa keinan ke rumah sakit.

Di rumah sakit semuanya menghawatirkan keadaan keinan. Setelah sampai di rumah sakit keinan langsung di bawa ke ruang operasi.

'pllaakkk"

Like Rain Like MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang