Kini Diandra dan semua keluarga Leo, kecuali Keinan tengah menunggu di depan IGD dengan wajah khawatirnya.
Keinan sudah keluar dari UGD 30 menit yang lalu. Setelah memastikan keadaan Keinan, Rena pun langsung pergi ke IGD, tempat dimana Leo sedang di rawat.
Pintu IGD terbuka setelah 40 menit tertutup. Farid dan Salma langsung menghampiri dokter Andre di ikuti oleh Sandi dan Rena. Begitupun dengan Diandra.
''bagaimana kondisi cucu saya dok?''.
''leo akan saya bawa ke ICU untuk mengobservasinya, mungkin sampai kondisinya membaik''.
''baiklah dok, lakukan yang terbaik untuk cucu saya''.
''pasti pak,itu sudah menjadi tugas saya sebagai dokter, kalau begitu saya permisi dulu''
''emm bang, eh maksud saya dokter. Saya boleh nemuin Leo?'' dokter ANdre terkekeh melihat Diandra yang salah tingkah.
''panggil bang aja, gak usah pake embel-embel dokter. Kalian boleh melihatnya setelah dia dibawa ke ICU dan ikuti arahan perawat yang berjaga di ICU'' dokter Andre langsung pergi setelah berpamit diikuti beberapa suster yang mendorong brankar Leo untuk menuju ruang ICU.
Diandra kini tengah duduk di samping brangkar Leo. Memandang dengan lamat wajah pucat Leo. Tangannya terulur mengusap pelan rambut hitam Leo.
Entah mengapa, Diandra sudah sering melihat Keinan seperti ini, tapi berbeda dengan Leo. Jika dengan Keinan hatinya akan sakit. Tapi berbeda dengan Leo, rasanya seperti ada yang mengikat kuat dadanya hingga membuatnya sesak serta rasa sakit yang Diandrapun tak tahu bagaimana menjelaskannya.
''baru seminggu yang lalu lo colaps dan sekarang lo malah tidur di tempat seperti ini. Leo yang aku kenal selama ini selalu kuat, meskipun badai menerjang berkali-kali. Iya kan?. Tapi melihatmu seperti ini. Membuatku sadar, selama ini lo pake topeng yang tebal. Hingga Tidak ada yang tahu siapa lo sebenarnya.
Gue tahu lo rapuh sekarang,lo butuh topangan buat menopang hidup lo. Dan gue udah ada di sini. Lo gak mau bangun gitu, demi gue lo harus bangun.
Gue sayang sama lo, gue masih kepengen nikmati hari esok sama lo. Gue gak tahu kenapa gue seperti ini. Berharap banget lo mau bertahan demi gue. Tapi gue juga gak bisa mengabaikan sesak ini saat melihat lo tidak berdaya seperti ini.
Bangun Yo. Lo gak boleh kalah sama penyakit lo. LO gak boleh nyerah dengan ini semua. Disini semua orang yang sayang sama lo, menunggumu pulang, termasuk gue.
Gue keluar dulu, dan gue harap lo mau segera bangun'' Diandra menghapus air matanya lalu bergegas keluar. Bergantian dengan orang tua Leo yang juga masih menunggu di luar.
Tanpa Diandra sadari, dari sudut kedua mata Leo yang terpejam, air matanya menetes mendengar ucapan Diandra.
Diandra kini duduk termenung di kursi taman rumah sakit. Sesekali tangannya mengusap air matanya yang keluar tanpa ia minta, hingga seseorang mengulurkan sebotol minuman ke arahnya.
Diandra tersenyum dan mengambil air yang di sodorkan Salma lalu mengucapkan terima kasih.
'' kamu udah lama kenal sama Leo?''.
''hampir setahun ini oma, aku dan Leo satu organisasi di sekolah. Dan juga dia cukup populer di sekolah. Siapapun pasti mengenalnya''.
''benarkah, lalu bagaimana dengan Keinan. Oma pernah beberapa kali lihat kamu bersama Keinan''.
''aku dan Keinan udah lama temenan, bahkan sejak kami SMP sampai sekarang''.
''kamu gadis yang cantik dan baik, wajar saja Leo langsung tenang saat kamu datang tadi. Kalau kamu gak datang tadi kita gak tau lagi harus bagaimana''.
KAMU SEDANG MEMBACA
Like Rain Like Music
RomantizmAku mencintaimu melebihi mereka. Aku menyanyangimu melebihi siapapun. Meskipun aku tahu hidupmu tidak akan lama lagi aku hanya ingin berada di sampingmu.. →_→Diandra fadila putri←_← Apa aku tak pantas untuk kau cintai. Apa sebesar itu rasa cintam...