Bagian 39

1.3K 98 10
                                    

Leo melangkah kan kakinya tapi baru beberapa langkah pandangannya memburam. Jantungnya berdetak dengan cepat.

Brruukkk

Kaki Leo menghantam tanah, karena tidak mampu menahan berat badannya. Tangan kanannya meremas dada kirinya dan tangan kirinya yang menumpu tubuhnya.

Keringat dingin mengucur dari dahinya nafasnyapun kian memburu.
'pleasse jangan sekarang. Gue sedang gak mau tidur. Gue mohon jangan sekarang jantung sialan" batin Leo.

"dasar batu lo..!" Leo beruntung sebelum kegelapan datang, ketiga sahabatnya datang. Juga Keinan yang panik melihatnya.

Bagaimana tidak saat ia tengah meresapi untaian kata Leo, lelaki itu kambuh apalagi ini pertama  kalinya ia melihat lelaki itu kesakitan,.

Ryan mengambil botol obat Leo di saku celananya lalu membukanya. Memberikan dua butir pill putih itu ke mulut Leo. Leo menelan obat pahit itu dengan bantuan air yang di sodorkan oleh Reon.

Matanya memejam sesaat untuk menghalau rasa sakitnya. Ryan langsung memapah tubuh lemas Leo ke uks di bantu Zein, sementara Keinan dan Reon mengikuti dari belakang.

Mengabaikan tatapan para penghuni sekolahnya. Ada yang bingung, ada yang menggosip kan keadaan leo, ada juga yang menatapnya khawatir, bagaimanapun Leo adalah ketua osis yang cukup populer di sekolahnya.

Diandra yang saat itu tengah membantu petugas uks di buat kaget dengan kedatangan Leo dengan sahabatnya dan .... Keinan. Apa yang terjadi?

"ya ampun ada apa ini...?" Ryan merebahkan tubuh Leo di brankar, mengidahkan tatapan bingung dan khawatir bu Dina selaku penjaga di uks itu.

Bu dina yang mengerti langsung mengambil nasal kanula dan memasang di antara hidung mancung Leo ketika melihat ia kesusahan mengambil oksigen.

"untunglah dia hanya kecapean, tapi sebelumnya apa saya boleh tahu. Apa benar ada masalah dengan jantungnya?. Detak jantungnya berdetak abnormal"

Bu dina menghela nafasnya saat semua orang di uks itu menganggukkan kepalanya. Karena memang tidak semuanya tahu tentang kondisi Leo.

Bu Dinapun sebenarnya sudah beberapa kali melihat Leo tak sadarkan diri seperti, saat di tanyapun ia akan menjawab kalau hanya anemia. Apalagi ia pernah mendengar beberapa guru di sekolah itu bilang kalau jantung Leo bermasalah.

Hanya beberapa guru dan juga beberapa siswa yang dekat dengannya. Itupun yang meminta Leo sendiri supaya tidak menyebar luaskan keadaannya. Karena ia tidak ingin dianggap lemah.

"bagaimana keadaannya, apa perlu kita membawanya kerumah sakit?" Keinan berujar cemas.

"saya rasa tidak perlu, dia hanya butuh istirahat. Lebih baik kalian kembali ke kelas masing- masing supaya ia bisa istirahat"

"tapi bu..."

"biar gue aja yang jagain dia, kebetulan gue lagi dapat giliran jaga uks". Diandra memotong ucapan Ryan yang ingin membantah.

"ya udah kalo gitu, lo jagain dia baik-baik. Kalo ada apa-apa hubungi kita" Diandra hanya menggangguk.

"huhh padahal gue masih mau disini, ke kelas juga percuma, palingan dapat hukuman karena gue gak ngerjain tugas. Menyebalkan.." Reon menghentikan gerutuannya saat mendapati pelototan dari bu dina. Reon hanya membalas dengan cengiran khasnya.

Setelah memastikan semuanya keluar, Diandra menghampiri Leo dan duduk di sisi brankar yang ditiduri Leo. Mengusap pelan dada kiri Leo.

Entah seperti ada sihir, perlahan nafas Leo kembali teratur. Percaya atau tidak Leo merasa tenang saat tangan lembut Salma omanya ataupun Diandra mengusap perlahan Dada  Leo.

Like Rain Like MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang