Like Rain like MusicLeo kini tengah duduk di bangku di kelasnya, kepalanya ia letakkan di meja bangkunya. Matanya tak lepas memandang hamparan bunga yang tertata rapi hasil kerja kerasnya dengan Diandra dan beberapa pengurus osis yang lainnya.
Keadaan kelas masih sangatlah sepi karena kebanyakan siswa menghabiskan waktunya di luar kelas. Entah berada di kantin ataupun di lapangan.
"Wooooiiiii... ngelamunin apaan sih lo?" Sargah Ryan sahabat Leo. Zian dan Reon menghampirinya dan duduk di belakang bangku Leo dan Ryan.
"Mikirin kucing tetangga lahiran" Tukas Leo.
"Makanya kalau ngehamilin kucing tetangga itu tanggung jawab" sontak tawa ketiga sahabat leo membahana di kelas itu.
"Udah sih tapi gak mau, kucingnya milih selingkuhannya" Leo memberengut kesal ditambah perasaannya juga kacau pagi ini.
"Mau kemana lo bel bentar lagi bunyi...!" Seru Zian
"Bukan urusan kalian" Leo bergegas pergi tak mengindahkan panggilan ketiga sahabatnya.
"Lah kita buat salah...? Kok jadi aneh tuh orang" Reon menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ryan dan Zian mengedikkan bahu tak tahu.
Leo berubah setelah tiga hari yang lalu ketiga sahabatnya mendapati beberapa luka di tangannya dan juga di kakinya.
Saat mereka bertanya, Leo dengan gampangnya menjawab "habis bogem kaca di kamar mandi gue, salah sendiri kenapa saat gue ngaca wajah gue jelek banget".
Sontak ketiga sahabat Leo menganga lebar mendengar perkataan Leo yang kelewat ajaib itu, namun hanya beberapa detik hingga tawa mereka meledak dan berakhir mereka yang melempar ejekan.
Tapi ketiga sahabat Leo tak mempercayai begitu saja. Mereka tau Leo sedang ada masalah melihat wajah kacau anak itu, meskipun Leo sudah menutupinya dengan apik.
Persahabatan mereka sudah bukan terjadi sehari dua hari, tapi sudah setahun lebih mereka bersahabat. Tapi ada banyak rahasia yang tersimpan di dalam diri Leo.
Dan mereka sudah menunggu Leo selama tiga hari untuk bicara, namun anak itu masih diam tanpa memberi tahu mereka sama sekali. Sekalipun mereka tahu Leo tidak suka orang lain mengorek kehidupannya, tapi tak sadarkah mereka kini bersahabat jadi apa salahnya saling terbuka. Toh mereka juga bisa menjaga privasi kok.
☜☆☞
Leo terus melangkahkan kakinya menuju rooftop. Hari ini moodnya belajar sedang rusak jadi ia memilih untuk memboloskan diri dari pelajaran.
Persetan dengan embel- embel ketua osis. Pikirannya sedang kalut hanya untuk mendengarka materi yang membuatnya bertambah pusing.
Leo menyipitkan matanya saat netranya menangkap punggung seseorang yang di kenalnya.
"Diandra....?"
Merasa di panggil Diandra menolehkan kepalanya dan mendapati Leo yang tengah menghampirinya. Diandra tersenyum ke arah Leo.
"Kakak kok gak masuk kelas, kakak bolos yah? "
"Nglukis apaan sih?" Diandra mendengus bukannya menjawab ehhhh ini malah balik nanya.
"Kakak ini di tanya kok malah nanya balik sih.." Leo terkekeh nampaknya ia sudah berhasil membuat temannya ini kesal.
"Lagi gak fokus belajar, lo sendiri ngapain disini bukannya di kelas"
"Ohhh itu, pak setyo hari ini halangan masuk jadi kelas kosong. Dari pada nganggur di kelas jadi aku kesini aja deh. Kebetulan cuacanya bagus banget." Leo manggut-manggut mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Like Rain Like Music
RomanceAku mencintaimu melebihi mereka. Aku menyanyangimu melebihi siapapun. Meskipun aku tahu hidupmu tidak akan lama lagi aku hanya ingin berada di sampingmu.. →_→Diandra fadila putri←_← Apa aku tak pantas untuk kau cintai. Apa sebesar itu rasa cintam...