Bagian 44

1.3K 99 12
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di meja makan kini keluarga Wijaya melakukan sarapan paginya dengan seluruh keluarga lengkapnya.

Leo melahap nasi goreng yang di buatkan Rena mamanya. Yah sekarang keluarganya sering menginap di rumah opanya. Terutama Keinan yang hampir setiap hari menginap di rumah itu.

Di karenakan Leo yang  masih enggan untuk datang ke rumah orang tuanya. Semua orang juga tidak tahu alasan mengapa Leo selalu menolak untuk tinggal di rumah lamanya.  kecuali Salma dan Farid yang tau betul apa alasan Leo melakukan itu.

Jadi untuk tetap berada di samping anak itu, mereka rela menginap di rumah Farid. Farid dan Salma memperbolehkan saja. Toh itu juga untuk kebaikan keluarga anaknya.

"kamu mau nambah lagi nasi gorengnya Farrel?" Rena menyodorkan nasi goreng yang tadi ia buat ke arah Leo.

"gak ma. Udah kenyang." Leo menjawab ala kadarnya, karena sungguh ia sudah kenyang. Apalagi ia belum minum jus anggur yang baru saja di buatkan omanya.

"kak, hari ini hari libur kan. Ayo kita ke taman hiburan. Kita udah lama banget gak kesana. Mau ya ya ya" Keinan mengedipkan matanya berkali-kali. Wajahnya di buat seimut mungkin berharap Leo akan luluh dengan tatapan kelincinya.

Leo menatap aneh Keinan " mata lo kenapa, kelilipan nasi goreng"  Keinan langsung mempoutkan bibirnya. Sementara yang lain justru tertawa ngakak. Bahkan Farid sampai memegang perutnya karena sakit.

"kak Leo mah nyebelin. Tapi mau ya ya?" Keinan masih membujuk supaya Leo mau menurutinya. Keinan hanya ingin menghabiskan waktu liburan weekendnya dengan keluarga.

Leo tersenyum membuat mata Keinan berbinar senang. Bahkan ia sudah bersiap teriak senang karena ia sangat yakin Leo mau melakukannya.

"tidak .."

Namun bagaikan di jatuhkan dari tebing hingga ke dasar. Sakit tapi yang ini tak berdarah. Leo memang selalu begini. Selalu menyebalkan.Keinan memberengut atas jawaban Leo "ya udah kalo gitu gue ngambek aja." Leo mendengus ngambek kok ngomong-ngomong.

"udahlah Key, kita kan bisa pergi lain kali. Lusakan kebetulan kalian libur. Gimana kalau kita perginya lusa saja. Kamu mau kan Rell?" Leo terdiam mendengar pertanyaan Rena. Entah kenapa perasaannya menjadi tidak enak.

Jadi yang bisa Leo lakukan hanyalah tersenyum dan mengangguk sekilas. Lalu suara kursi berderit mengalihkan Leo, menatap heran Keinan yang masih memberengut kesal.

Apa Keinan beneran ngambek? Pikir Leo tapi ia lebih memilih masa bodoh saja lalu beralih ke Farid. Hari ini ia ingin melakukan sesuatu.

"opa mana kunci motor ku?" Keinan menghentikan langkahnya saat mendengar ucapan Leo. Seringgai setan kini muncul di sudut bibir Keinan.

Farid melirik ke arah Keinan yang masih berdiri di ujung tangga. Leo mengikuti arah pandang Farid. Apa maksudnya opanya itu menatap ke arah Keinan.

Like Rain Like MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang