bagian 03

1.8K 97 0
                                    

Like rain like music

Salma memasuki kamar Leo untuk membangunkan anak itu. Sebab sudah hampir jam enam dan anak itu belum juga menampakkan batang hidungnya.

Salma khawatir mendapati Leo yang gelisah di dalam tidurnya. Karena khawatir Salma langsung membangunkan Leo. Ia yakin Leo kini tengah mimpi buruk.

"Leo..Leo sayang.. Bangun Leo.. Leo!".

"TIDAKK.." Leo langsung membuka matanya.

"hey ada apa hmm..? Mimpi buruk lagi..?" Salma langsung menyodorkan segelas air putih yang langsung di minum dengan rakus oleh Leo.

"sudah mendingan..?" Leo hanya menganggukkan kepalanya. Mulutnya masih kelu semenjak ia mendapati mimpi itu lagi.

"kamu gak usah sekolah dulu ya.. Badan kamu anget".

"gak oma, aku mau ke sekolah selagi aku bisa.." ucap Leo yang langsung bangkit pergi ke kamar mandi untuk sekedar membersihkan tubuhnya.

Sementara Salma masih termangu di tempatnya. Salma bisa melihat sorot lelah itu di mata Leo. Salma tahu Leo ingin menyerah.

Farid menatap aneh Salma yang kini duduk di sampingnya."Leo dimana? Kenapa belum turun?" tanya Farid heran.

"dia masih mandi, mungkin sebentar lagi dia turun" Farid memincingkan matanya. Tidak biasanya Leo jam segini belum bangun. Biasanya anak itu selalu mengacaukan paginya yang damai. Kecuali ada sesuatu.

"kenapa..?"

"Hufftt Leo kembali mimpi buruk. Mbok Irah juga bilang Leo sering mimpi buruk dan berakhir kambuh. Apa kita harus kembali membawanya ke psikiater?" jelas Salma yang membuat Farid menghentikan acara mengetiknya di keybord laptopnya.

"aku tidak terlalu yakin dengan itu. Tapi kalau sampai psikisnya bertambah parah. Kita harus membawanya kesana".

"ta.." Salma tak melanjutkan ucapannya saat rungunya mendengar suara langkah yang ia yakini milik Leo. Salma tak ingin Leo menjadi kepikiran.

"pagi opa jelek dan oma cantik..." sapaan Leo itu dibalas dengusan oleh Farid dan senyum cerah dari salma.

"ckck dasar cucu durhaka.." Leo tak mengubris umpatan Farid yang kini ia lakukan adalah menyantap dengan nikmat roti isi kesukaannya.

"obatnya jangan lupa di minum" Salma menyodorkan beberapa butir obat ke hadapan Leo yang langsung diminum anak itu tanpa mengajukan protes.

"aku berangkat dulu" setelah menyelesaikan sarapannya Leo pamit  dan langsung melangkahkan kakinya ke garansi untuk mengambil montornya.

Tapi sebelum Leo sampai di pintu ia kembali lagi menghampiri meja makan dimana Farid masih duduk anteng di situ.

Farid yang melihat Leo menjulurkan tanganya hanya meliriknya curiga tapi tak urung ia membalas uluran tangan itu. Membuat Leo mengerucutkan bibirnya.

"isshh opa.. Ini tanda Leo minta duit bukan minta salaman".

"untuk apa minta duit ke opa bukannya semalam kamu menang balapan".

"iya menang tapi Leo udah kabur duluan sebelum ambil duitnya. Gara-gara lihat hantu nonton balapan..".

"ckckck kamu itu tiap hari bikin kepala opa pusing. Duit pula minta ke opa" meskipun seribu umpatan Farid keluarkan. Tapi tak urung Farid juga merogoh dompetnya lalu memberikan beberapa lembar uang itu ke Leo yang menatapnya berbinar.

"ya iyalah mintanya ke opa. Kalau bukan ke opa ke siapa lagi. Makasih opa Leo berangkat sekolah dulu" Leo meraih tangan keriput Farid lalu menciumnya setelah itu Leo langsung melenggang pergi.

Like Rain Like MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang