Bagian 11

1.5K 103 5
                                    


Setelah mendengar penjelasan dari oma dan opanya, Keinan memutuskan untuk pergi ke kamarnya dengan alasan capek.

Keinan begitu kecewa, padahal ia sudah sangat merindukan kakaknya itu. Tapi mendengar kalau kakaknya itu belum mau kembali ke keluarganya lagi, sungguh itu adalah pukulan terberat buat keynan.

Di tengah-tangah kondisinya yang kian memburuk, membuatnya bertambah frustasi. Akankah ia bisa menemui kakaknya sebelum ajal menjemputnya.

Cklleekkk

Pintu kamar Keinan terbuka menampilkan seorang wanita paruh baya yang masih terlihat anggun di usianya yang menginjak kepala empat itu.

Di letakkannya susu yang ia bawa di nakas dekat ranjang Keinan. Rena memandang sendu ke putra bungsunya itu.

Keinan bahkan tak bergeming dari tempatnya berbaring yang memunggungi mamanya dengan selimut yang menutupi semua bagian tubuhnya.

"sayanggg...."

Keinan tak mengindahkan panggilan mamanya justru yang terdengar isak tangis dari balik selimut.

Rena menghela nafasnya selalu seperti ini, jika sudah menyangkut Farrel kakaknya Keinan.

"Keinan sayang,, maafin mama sayang gak bisa bawa kakak pulang"

Keinan membuka selimut yang menutupi tubuhnya dan memandang mamanya yang juga menitikan air matanya sambil menundukan kepalanya di pingiran kasur king size nya Keinan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keinan membuka selimut yang menutupi tubuhnya dan memandang mamanya yang juga menitikan air matanya sambil menundukan kepalanya di pingiran kasur king size nya Keinan.

"mamaaa... Mama jangan nangis maa. Keinan gak papa kok... Mungkin benar Keinan harus menunggu lagi untuk bisa bertemu kakak" Keinan memeluk mamanya menyalurkan semua kesedihannya.

"maafin mama sayang,, ini semua salah maama" Rena membalas pelukan Keinan mengelus punggungnya supaya lebih sedikit tenang.

"ini bukan salah mama, ini salah Keinan yang ngak mau nuruti kakak. Tapi sampai kapan Keinan bisa bertemu kakak, Keinan takut ma.. Keinan gak bisa bertemu dengan kakak lagi"

"tidak sayang.. Keinan pasti bertemu dengan kakak, dan Keinan tidak akan pergi kemana-mana".

Ya
Dalam hati Keinan selalu meminta Tuhan untuk tidak mengambil nyawanya sebelum ia bisa bertemu dengan kakaknya..

Bahkan setiap dirinya collaps, ia selalu ingin kembali untuk bisa bertemu dengan kakaknya.

Mungkin jika ia sudah bisa bertemu dengan kakaknya untuk meminta maaf, karena dirinya kakaknya harus tinggal bersama dengan oma dan opanya. Bahkan harus hidup tanpa kasih sayang dari orang tuanya. Ia rela kembali ke sisi Tuhan dan hidup bahagia di pangkuannya.

Tanpa mereka sedari, Sandi mendengar semuanya dari balik pintu . Tangannya mengepal menyalurkan penyesalan tiada tara. Hatinya sakit, sadar akan kesalahan semua ini berawal dari dirinya yang memang tak becus menjadi kepala keluarga hingga anaknya saling berkorban.

Like Rain Like MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang