Like Rain Like Music
Di sebuah rumah besar yang berdesainkan minimalis tampak seorang wanita setengah baya memandangi sebuah foto keluarga.
Disitu terlihat kedua orang tua dan juga kedua anaknya yang mungkin berumur sekitar 8 tahun dan 7 tahun saling memeluk dan tersenyum lebar menghadap kamera.
Wanita itu tersenyum simpul menatap potret keluarganya dulu yang masih utuh dan tentunya sangat bahagia itu.
Laki laki setengah baya menghampiri wanita itu dan langsung memeluk istrinya dari belakang.
Rina yang mengetahui sandi suaminya memeluknya hanya tersenyum sendu masih memperhatikan potret keluarga kecilnya .
"mas aku kangen sama Farel, mungkin sekarang dia sudah besar. Bagaimana ia sekarang yah mas?" rina memandang sendu suaminya yang juga memperhatikan kedua putranya.
"apa dia akan memaafkan kita mas, aku jadi merasa bersalah telah menelantarkan farel selama ini."
"sudahlah mungkin ia akan membenci kita karena sudah menitipkannya ke opa sama omanya. Tapi saat ini keinan masih membutuhkan kita. Kita harus tetap tegar demi keinan" sandi mengecup lembut pucuk kepala istrinya.
Sebenarnya sandi sendiri selalu di bayangi dengan kesalahan 9 tahun yang lalu dimana ia memutuskan anak sulungnya untuk tinggal bersama orang tua sandi yang ada di batam.
Lebih parahnya lagi, ia dan keluarganya tak pernah memberi kabar atau sekedar untuk menanyakan keadaannya. Tidak pernah sama sekali.
Apa mereka pantas di sebut sebagai orang tua?.
Terakhir mereka kontakkan adalah 4 bulan setelah kejadian itu. Kejadian dimana mereka menitipkan salah satu anaknya untuk di rawat oleh orang tua Sandy.
Bahkan tak jarang ia memimpikan anak sulungnya itu memintanya menjemputnya. Tapi egonya lebih besar dari rasa bersalah itu.
🌿🌿🌿🌿
Di rumah sakit diandra dan juga leo sampai di parkiran dan langsung bergegas ke ruangan Dimana keinan di rawat. Leo memutuskan untuk satu mobil dengan Diandra karena ia sendiri tidak membawa kendaraan ke sekolah.
Mereka menyusuri koridor rumah sakit tak jarang canda tawa mereka lontarkan hanya untuk membunuh kebosanan.
Yah setelah tadi selesai rapat osis leo dan diandra langsung ke rumah sakit bermaksud menjenguk keinan tanpa pulang dulu ke rumah takut kesorean. Sebenarnya sahabat-sahabat Leo juga mau ikut menjenguk tapi tidak jadi.
Mereka beralasan ada urusan, tapi Leo tahu betul itu hanya-hanya akal-akalan mereka saja. Well bukan rahasia lagi bagi mereka bertiga. Kalau diam-diam selama ini Leo menyukai Diandra.
Sesampainya di ruangan itu mereka langsung di suguhi pemandangan Aerin yang mengecup kening keinan.
Diandra yang melihat itu hatinya mechelos sakit. Entah mengapa ia seperti belum rela keinan bahagia dengan orang lain. Meskipun Aerin juga temannya sendiri.
Aerin yang melihat mereka Berdua sontak langsung kaget. Nampak semburat merah di pipi aerin menandakan betapa malunya dia saat ini.
"upppssss maaff, kita tadi langsung masuk tanpa mengetuk pintu dulu" leo yang merasa tidak enak langsung meminta maaf kepada Aerin karena telah mengganggu kissnya Aerin.
"ehh gak papa kok kak" Aerin masih menundukan kepalanya malu teramat sangat tentunya.
"tante rina mana ryn kok gak kelitan" tanya diandra karena memang sedari tadi ia celingukkan kesana kemari tak di temukan sosok mamanya keinan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Like Rain Like Music
RomanceAku mencintaimu melebihi mereka. Aku menyanyangimu melebihi siapapun. Meskipun aku tahu hidupmu tidak akan lama lagi aku hanya ingin berada di sampingmu.. →_→Diandra fadila putri←_← Apa aku tak pantas untuk kau cintai. Apa sebesar itu rasa cintam...