Bagian 21

1.5K 107 12
                                    

Di sebuah ruangan gelap, meskipun ruangan tamu itu terlihat begitu luas, tapi tak terpungkiri kegelapan sangat mencekam.

Di dalam ruangan yang gelap itu, seseorang berjalan mengendap-ngendap seperti maling.

Tapi anehnya ia memakai seragam sekolah dan tas hitam yang turut menghiasi punggungnya.

Leo, orang itu adalah Leo yang mencoba kabur dari rumah besar itu untuk pergi sekolah.

Mood nya hari ini cukup baik setelah semalaman menangisi nasibnya. Dan ia tak mau moodnya ini berubah menjadi buruk jikalau ia meminta izin kepada salma dan farid.

Jadi salah satu untuk mempertahankan moodnya yang sedang baik ini, ia memutuskan untuk pergi pagi buta.

Yah ini masih jam 5 pagi.

Setelah melewati pintu gerbang dan mengeluarkan motornya dengan sangat hati-hati takut ketahuan. Padahal ia sempat berfikir akan menghadapi beberapa orang suruhan opanya yang kelewat menyebalkan itu namun nihil. Tidak ada siapun.

Leo berfikir mereka itu seperti robot yang tak akan kehabisan baterai,ternyata mereka sama saja dengan manusia.Akhirnya Leo berhasil keluar dari rumah itu. Dan itu cukup memuaskan hatinya.

Leo menikmati pagi ini dengan mengendarai motornya perlahan. Ia menikmati udara pagi yang belum ternodai dengan asap kendaraan.

Tepat pukul 6.20 leo memasuki kawasan sekolahnya dan memakirkan motornya di tempat parkiran sekolah.

Setelah selesai dengan urusan parkirnya ia langsung berjalan menuju kantin.

Kemarin seharian ia hanya sarapan, dan kini perutnya berontak minta di isi. Bahkan rencananya tadi malam juga gagal, untung ia bisa tidur dalam keadaan kelaparan.

Dari parkiran Ryan dan kedua sahabatnya tengah berjalan menuju kelas.

"Tunggu, kayaknya gue kenal deh ama tuh orang yang duduk di kantin itu" zein dan reon mengikuti arah pandang ryan.

Mereka lantas menghampiri orang itu, untuk memastikan. Dan ternyata dugaan mereka benar itu adalah Leo sahabat mereka. Yang tengah menikmati sarapannya seperti orang kelaparan. Well, Leo memang kelaparan.

"Lo udah masuk sekolah yo..?"

"Belum masih tidur"

Reon nyengir dengan pertayaannya itu, padahal ia tahu Leo tidak suka basa basi.

"Ellahh sensi amat sih lo jadi orang"

"Lagian pertanyaan lo itu aneh bangat, kalau gue belum sekolah terus yang lo lihat ini apaan" sahut Leo, mendadak ia jadi jengkel sendiri.

"Makluk penunggu sekolah" Leo mendengar itu langsung melemparkan irisan timun itu ke jidatnya Reon.

Sementara Reon yang menjadi korban lemparan mentimun itu hanya mendumel tidak jelas. Segala nama hewan di kebun binatang ia sebutkan.

"Udah lo pada, ribut aja kerjaanya. Bentar lagi bel masuk. Udah cepetan lo habisin makanan lo" Ryan menengahi.

"Gila lo... lo laper apa laper habis dua piring nasi goreng gini" Zein sedari tadi hanya melihat saja kini angkat bicara.

"Laper gua, yang satu tu buat jatah yang kemarin karena seharian gak makan dan yang ini jatah gue pagi ini" ketiga sahabatnya itu berdecak.

"Pantesan" sahut mereka bertiga.

Bel sudah berbunyi dan kini mereka berempat masuk kelas. Begitupun dengan murid-murid yang laen.

Pak Yasa selaku guru matematika di kelas Leo sudah duduk di kursinya. Pak yasa memanggil dio selaku ketua kelas untuk membagikan lembaran soal.

Like Rain Like MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang