Bagian 06

1.7K 107 0
                                    

Like Rain Like Music

Leo mengeliat dari tidurnya, meregangkan otot-ototnya yang rasanya remuk dan kaku semua.

Dengan wajah yang pucat, mata sembab dan tak lupa bibirnya yang kering ia berjalan tertatih ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Ingin rasanya ia hari ini membolos saja mengingat keadaan dirinya yang tak jauh dari kata baik-baik saja.Justru Leo berpikir dua kali untuk tetap tinggal di rumah. Kejadian kemarin masih terngiang di pikirannya.

Hanya dengan pergi ke sekolah ia bisa menghilangkan rasa penat di dadanya paling tidak dengan cara itulah ia bisa bertahan dari kejamnya kehidupan. Takdir yang seolah-olah senang sekali mempermainkannya.

Setelah di rasa cukup, Leo berjalan menuruni tangga bersiap untuk berangkat sekolah. Leo meringis saat perih menjalar dari jari-jari tangannya yang terluka akibat ulahnya sendiri kemarin malam.

Mengingat itu, ia baru sadar betapa bodohnya dia semalam, melukai dirinya sendiri demi orang yang telah menggoreskan luka terdalam di hatinya.

Dan kemarin juga luka itu kembali di siram oleh garam dengan tambahan jeruk nipis,membuat luka yang perih bertambah perih berkali lipat.

"aden sarapan dulu, mbok udah siapin makanan kesukaan aden" langkah kaki Leo terhenti setelah mendengar interupsi dari wanita paruh baya yang menjaga dirinya selama ia berada di rumah ini.

"enggak deh mbok, sarapan di kantin saja. Nanti takut telat nyampe sekolahnya lagian sudah jam segini."

Mbok irah menghampiri leo dengan cemas saat di pandanginya Leo begitu pucat dan juga tangannya yang terluka akibat kejadian kemarin malam.

"aden sakit kok pucet gitu wajahnya. Dan ini kenapa tangan aden kaya gini. Sini mbok obatin dulu yah biar gak infeksi? " cerca mbok Irah dengan wajah khawatirnya.

"gak papa kok mbok. gak usah kawatir gitu. Aku langsung berangkat aja. Biar nanti aku obatin di sekolah saja. asaalllamualaikum" Leo berlalu meninggalkan mbok irah yang memandangnya denga sendu.

Bi irah menatap punggung Leo sendu. Sebenarnya semalam ia tahu kalau majikannya itu sedang marah-marah.Namun ia juga lega, saat mendapati Leo baik-baik saja. Meskipun tak yakin anak itu bakalan baik-baik saja..

Mbok irah menghela nafasnya kasar dan bergegas ke kamar Leo membersihkan kamarnya. Sudah di pastikan kalau kamar Leo pasti akan seperti kapal pecah.

Hari ini bi irah mendapatkan pekerjaan tambahan..

🐝🐝🐝🐝🐝

Diandra menyusuri koridor rumah sakit. Hari ini ia mendapatkan kabar kalau keinan telah sadar dari tidurnya.

Di ruangan itu DIANDRA bisa melihat keinan tersenyum padanya. Senyuman yang selama ini ia rindukan.

Satu minggu sudah Keinan tertidur dan itu membuat Diandra sangat merindukan saat-saat dia menghabiskan waktu bersama keinan.

"hay" Keinan tersenyum menyapa Diandra yang duduk di samping blankarnya.

"hay, udah capek tidurnya"
Keinan mendengus mendengar itu. Baru beberapa jam yang lalu ia bangun bukannya bertanya yang lain ehhh malah bertanya begituan.

"resek lo"

"idiiihhhh ngambekan lo sekarang, kaya cwek aja sih lo, ngambekan"

"bodo"

"cie cie cie, bibirnya kok di manyunin gitu sih, kan jadinya muka lo tambah jelek"

"Dian... Draaaaa. Diem gak lo!"
Diandra terpingkal-pingkal melihat wajah kesal Keinan. Sementara Keinan bertambah kesal dan jengkel.

Like Rain Like MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang