Bagian 46

1.4K 122 18
                                    

Rena dengan sabar mengelap tubuh Leo dengan waslap yang di bantu dengan salah satu suster yang setiap pagi melakukan hal yang sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Rena dengan sabar mengelap tubuh Leo dengan waslap yang di bantu dengan salah satu suster yang setiap pagi melakukan hal yang sama.

Dua hari tubuh Leo tidak merespon apapun, namun kabar baik datang di hari ke tiga kemarin. Tubuh Leo mengalami kemajuan membuat lega seluruh keluarganya.

Setelah memastikan tubuh sang putra telah bersih, Rena memberikan waslap tadi ke suster yang tadi membantunya membersihkan Leo.

Setelah memastikan suster tadi keluar, Rena mendudukan tubuhnya ke kursi samping brankar Leo. Tangannya meraih tangan dingin Leo lalu di letakkan ke pipi Rena.

"tanganmu sudah besar rupanya, dulu masih sangat kecil. Mama tidak menyangka kamu cepat sekali besarnya". Rena terkekeh dengan ucapannya sendiri. Ia membayangkan Leo kecil yang selalu ada untuknya.

Leo yang selalu mewarnai harinya. Tangannya yang mungil selalu menghapus air matanya saat Rena harus menerima kenyataan Keinan terlahir prematur, dan dokter bilang keinannya akan mudah terjangkit penyakit.

Karena itulah Rena maupun Sandi lebih protektif terhadap Keinan, sehingga mengabaikan anak sulungnya yang begitu baik.

"kapan kamu mau bangun sayang, apa kamu masih lelah dengan penyakitmu?. Tidak masalah kamu boleh istirahat sampai kamu merasa lebih baik. Di sini mama akan selalu menunggumu membuka mata indahmu.

Kamu masih ingatkan janji kamu waktu kamu kecil dulu 'untuk selalu bersama selamanya menjaga adek' tapi kenapa sekarang seperti ini"

Rena lagi-lagi meneteskan air matanya. Takdir macam apa yang sudah membuat anaknya seperti ini. Kenapa keluarganya begitu rumit. Atau dirinya sendiri yang membuat rumit.

Disaat hatinya lega karena Keinan sembuh dari kankernya, lalu kembali lagi di jatuhkan dengan sebuah kenyataan tentang Leo yang juga sakit. Belum lagi kebencian yang pernah di torehkan oleh anaknya.

Sungguh ini bukanlah perkiraannya dulu. Yang ia ingat dulu keluarganya adalah keluarga yang sangat sempurna. Setiap hari rumahnya di penuhi dengan tawa oleh kedua buah hatinya.

Tapi siapa yang tahu kemana akhirnya takdir akan membawanya melangkah.  Tidak ada yang tahu bukan?.

"Farrell maafin mama, karena mama sudah gagal menjadi mama yang baik untuk Farrel. Maaf mama benar-benar minta maaf".

Tanpa Rena sadari, setetes air mata meluruh dari sudut mata Leo yang masih terpejam. Namun hanya beberapa menit dada Leo naik turun tidak teratur seolah mencari oksigen yang menjauhinya meskipun sudah memakai masker oksigen.

Tangannya menggenngam erat tangan Rena seolah memberitahukan seberapa sakit yang ia rasakan.

"Tolong..! Siapapun tolong anakku! Farel bertahan nak mama gak suka kamu seperti ini. Tolong! aku mohon tolong anakku"

Dua dokter dan tiga suster yang datang langsung mengambil alih tubuh Leo yang masih seperti orang kesakitan.

Sandi yang datang langsung membawa Rena keluar membiarkan para medis memberikan yang terbaik untuk putranya.

Like Rain Like MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang