Bagian 48

1.3K 106 12
                                    

Koridoran sekolah kini ramai dengan remaja-remaja yang menuntut ilmu untuk menunjang masa depan mereka nantinya.

Begitupun Leo kini melangkahkan kakinya dengan ringan menyusuri koridor yang ramai itu.

Senyum cerah yang beberapa hari ini menghilang kini bibir itu melengkung sempurna sesekali menyapa maupun membalas sapaan orang yang ia temui.

Pekikan dari gadis yang mulai gemas dengan tingkah Leo membuat gadis di ujung lorong menatapnya dengan tatapan membunuh, siapa lagi kalau bukan Diandra.

Diandra terus mengumpati cabe-cabe busuk yang terus menawarkan godaannya ke pembeli seperti yang ada di pasar.

"LEOOOO... I'M HERE..!!" teriakan merusak telianga itu terdengar memekakan telinga sebagian orang yang memang berada di koridoran itu.

"Kyaaa..."

Brukkk

Ps; Anggap saja ini adegan disekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ps; Anggap saja ini adegan disekolah

Namun entah apa yang di lakukan pemuda yang berteriak itu saat tiba-tiba dirinya terjatuh tersungkur saat kakinya terpeleset kulit pisang yang di buang sembarangan oleh orang yang tak di kenal.

"bwahaaahaha.." tawa menggema kini memenuhi koridor sekolah itu. Bahkan Leo sampai memegang perutnya saat melihat Reon kini telah tersungkur di hadapannya.

Bahkan kedua sahabatnya yang mengikutinya dari belakang tak henti-hentinya mengejek Reon yang masih meringis karena sakit bahkan pipinya sudah merah karena malu..

"kejam.. Kalian tidak punya hati. Teman jatuh malah di tertawain. Hik hiks"

Leo yang melihat Reon memainkan dramanya, mengulurkan tangannya yang langsung di terima oleh Reon lalu berdiri dengan bantuan Leo.

Tanpa menunggu temannya,Reon langsung menyelonong meninggalkan mereka semua.

Sakit. Malu. Marah menjadi satu.

"hooii lo mau kemana!"

"lah marah dia.."

"udah cabut kuy".

Reon masih melangkahkan kakinya entah kemana. Tak memperdulikan teriakan sahabat-sahabatnya, ia marah ahh tidak lebih tepatnya malu.

Lagian siapa juga yang tidak malu kalau terjatuh hanya karena terpeleset pisang dengan tidak elitenya.

Dan di sinilah Reon berada duduk manis dengan semangkuk soto dan es jeruk di hadapannya. Membuat sahabatnya berdecak tak percaya.

"di sini lo rupanya" tanya Ryan yang mendudukan dirinya di sebelah Reon di susul Leo dan Zian. Untung bell masuk masih berbunyi 20 menit lagi.

"lo masih marah yonn?" tanya Zyan yang tak di tanggapi sama sekali oleh Reon.

"lah marah beneran dia.."

Like Rain Like MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang