Delora berarti Kesedihan,
Sedangkan
Angustias berasal dari bahasa Latin yang berarti wanita yang mampu bertahan dalam kesedihan.***A***
Tap
Tap
Tap
Bunyi derap langkah kaki Delora yang terus melangkah menuju kesatu arah yang menjadi tujuannya saat ini. Sejenak, langkahnya terhenti menunggu pintu lift terbuka.
Ting.
Tak perlu menunggu terlalu lama untuk itu, Delora pun memasuki lift dengan langkah pasti.
Ya, tujuannya saat ini hanya satu. Mengundurkan diri.
Sesampainya disebuah ruangan yang hanya dibatasi kaca sebagai sekat, Delora menyerahkan dokumen yang sejak tadi ia pegang tepat diatas meja milik seorang pria yang kini menatap heran kearahnya. Delora tentu tau arti tatapan itu.
"saya akan mengundurkan diri, pak." jelasnya.
Pria itu tak memberikan respon apapun kecuali semakin menatap heras kearaj gadis yang menurut pengamatannya terbilang cukup aneh.
"Apakah seperti itu caramu mengundurkan diri? Meletakkan selembar kertas dengan cukup keras dimeja pimpinanmu dan memberikan tatapan seolah kaulah bos nya disini?" ujar pria itu dengan nada sarkas.
"Ya."
Tak terhitung lagi berapakali pria berusia 30-an itu harus menenangkan degupan jantungnya menghadapi sosok gadis dihadapannya saat ini. Ia tau benar watak gadis itu. Bahkan ketika melamar pekerjaan pun, gadis itu sudah seperti itu sejak awal.
Andai saja ialah yang memiliki jabatan paling tinggi di restoran ini, maka sejak menerima lamaran kerja gadis itu pun ia tak akan menerimanya. Mengingat attitude gadis itu yang sangat err... Bahkan menatap lama matanya, ia tak sanggup. Terlalu mengintimidasi untuk ukuran seorang gadis biasa.
Tapi yang mengherankan untuknya adalah, mengapa seorang gadis biasa mampu membuatnya dihubungi untuk pertamakalinya oleh sang pemilik sebenarnya restoran ini?
"Saya anggap diam anda sebagai persetujuan atas pengunduran diri saya. Terimakasih."
Delora baru saja akan membalikkan diri dan melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu namun pria yang sejak tadi hanya diam itu akhirnya mengeluarkan suaranya juga.
"Apa alasanmu mengundurkan diri?"
"Tak ada alasan khusus. Hanya bosan."
Pria itu menelan air liurnya. Ingin sekali ia meneriaki gadis itu untuk keluar saja, ia tak peduli, siapa dia memangnya!?
Sialnya! Jabatannya adalah taruhannya.
"begitu ya. Baik. Kita buat ini lebih sederhana. Aku akan jujur padamu, aku hanyalah-"
"Aku tau." potong Delora cepat. Ya, ia baru saja tau kemarin dan sialnya ia terlambat menyadarinya.
"kau tau?" tanya Pria itu heran. Tak ada jawaban dari Delora, iapun kembali melanjutkan ucapannya. "Ya, aku hanyalah tangan kanan yang dipercayakan untuk mengendalikan restoran ini namun pemilik yang sebenarnya adalah tuan Alaric Westly dan ia mengajukan perintah khusus padaku terkait dirimu."
Kali ini Delora lah yang merasa terkejut, namun ia tetap berusaha menjaga ekspresinya agar tak terlihat secara jelas oleh pria dihadapannya.
"Berniat mendengarkan ceritaku atau kau ingin keluar sekarang?" ujar pria itu sambil menunjukkan senyum kemenangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ANGUSTIAS [END]
General FictionKehidupan Delora Angustias Wyanet yang menyedihkan membuat dirinya berusaha untuk hidup lebih baik sebagai sosok yang baru. Sayangnya, masa lalu sang ibu seolah terus menjadi sumber utama dalam setiap kesedihan yang ia alami. Bahkan, dalam perjalana...