It's too far, But i can see my face on his eyes.
It's too far, but i can see my face on his face.
-DAW-
***A***
Mereka sudah tiba, sepertinya.
Namun delora belum mendapatkan jawaban apapun dari pria itu atas pertanyaan yang ia lontarkan sejak tadi.
'pria ini akan membawaku kemana?'
Pertanyaan itu terus terngiang dibenaknya bahkan kini bertambah menjadi pertanyaan - pertanyaan yang semakin membingungkannya.
'tempat apa ini?'
'apakah aku sekarang menjadi korban penculikkan?'
'apakah pria ini akan membunuhku? Ataukah.. Ataukah pria ini berniat menjualku?'
Pemikiran terakhir cukup membuat tubuh Delora bergidik seketika. Ia ingin sekali mengeluarkan segala pertanyaan beserta sumpah serapah yang ia tahan sejak tadi, namun melihat raut dingin diwajah pria yg sedang berjalan menuju kedalam bangunan tua itu, memberikan ketakutan yang tak biasa dalam dirinya.
Tunggu,
Pria itu berjalan menuju ke tempat itu..
Itu berarti..
Delora merutuki kebodohannya yang terlalu larut dengan pikirannya sendiri hingga tidak sadar jika pria misterius itu sudah keluar dari mobil sejak tadi.
Tapi, bukan kah ini kesempatan yang bagus? Ia bisa melarikan diri dari tempat ini dan,
Tuk tuk tuk tuk
Ketukan dijendela pintu mobil mengganggu segala rencana yang tengah tersusun diotak cerdas Delora. Ia menghela nafasnya.
Dapat dilihatnya seorang pria berpakaian gelap memajukan wajahnya dan tampak seperti mengatakan sesuatu yang tentu saja tidak dapat di dengar oleh Delora.
Meskipun begitu Delora tak berniat membuka pintu atau bahkan sekedar menurunkan kaca jendela pintu itu, biar saja, ia hanya ingin menunggu kesempatan untuk bisa pergi dari tempat ini.
Namun mendadak pintu itu terbuka dengan mudahnya membuat Delora cukup terkejut karena tidak menyangka bahwa dirinya terlalu percaya diri jika pintu ini berada dibawah kendalinya.
Tanpa aba aba pria itu mengangkat tubuh Delora, bukan dengan gaya bridal style atau semacamnya namun dengan cara gendongan seorang penculik yang kasar dan memaksa.
Delora memberontak, tentu saja.
Tetapi saat tubuhnya membeku dan degupan jantung Delora semakin meningkat, ia kehilangan energi bahkan untuk sekedar menggerakkan jari jari tangannya.
Bukan karena memikirkan bahwa dirinya diculik atau segala pemikiran aneh lainnya melainkan karena ia baru saja menyadari bahwa pria yang menggendongnya ini memakai seragam militer serta terdapat sebuah pistol yang bertengger disisi tubuhnya. Bodohnya karena suasana malam yang minim pencahayaan serta kaca pintu yang gelap membuatnya terlambat menyadari hal itu sebelumnya.
Sekarang ia takut.
Dan Delora pun menyadari.. pria misterius tadi, pria berseragam militer yang menggendongnya, serta gedung yang berjulang tinggi tempat ia dibawa dengan paksa saat ini bukanlah sesuatu yang biasa, ini tidak biasa,
Dan mungkin saja berbahaya.
***A***

KAMU SEDANG MEMBACA
ANGUSTIAS [END]
General FictionKehidupan Delora Angustias Wyanet yang menyedihkan membuat dirinya berusaha untuk hidup lebih baik sebagai sosok yang baru. Sayangnya, masa lalu sang ibu seolah terus menjadi sumber utama dalam setiap kesedihan yang ia alami. Bahkan, dalam perjalana...