Chapter 43. Just One Day

65 8 0
                                    

Seperti yang kuduga sebelumnya, segala kemungkinan bisa saja terjadi hari ini.
Namun tak kusangka, jika hanya dalam waktu sehari pula apa yang terjadi dapat merubah segalanya.

***A***

Tiffany mengikuti kecepatan langkah Ryan yang saat ini menggenggam tangannya.

Sejenak hal itu membuat dirinya teringat saat Ryan membawanya masuk kedalam mobil secara paksa sepuluh tahun lalu.

Sekarang pun Ryan membuka pintu mobil hitam itu dan menuntun Tiffany masuk kedalamnya. Namun situasi saat ini berbeda, karena tak ada paksaan sama sekali yang dilakukan oleh Ryan kali ini.

Tiffany melakukan itu, murni karena keputusannya. Meskipun begitu, ia tahu jika dibalik keputusannya saat ini masih menyimpan keraguan jauh di lubuk hatinya.

Bagaimana nanti kondisi ibunya? Apa reaksi Jean setelah mengetahui dirinya pergi? Dan..

Satu hal yang terus mengganggu pikirannya saat ini,

Dimana pria itu?

***A***

Ia melakukan semua ini dengan kesadaran. Ya, ia tahu itu. Rasanya baru kemarin ketika dirinya berfikir akan mengabaikan semua yang mengganjal dalam hatinya demi untuk membahagiakan sang ibu.

Namun siapa sangka kini dirinya telah berada di Bandara bersama pria lain dan akan mengambil penerbangan menuju ke tempat yang sangat jauh.

Ah, pria lain..

Dirinya merasa seperti tengah berselingkuh sekarang.

Semuanya berlalu begitu cepat.

Sejak Ryan datang, dan membawanya ikut bersama pria itu, saat Ryan mengurus semua keperluan administrasi sebelum keberangkatan mereka, dan bahkan saat kini dirinya telah bersiap menuju kedalam pesawat.

Tiffany berjalan dengan kakinya sendiri mengikuti langkah kaki pria bertubuh tinggi didepannya. Mungkin karena dirinya yang terlalu fokus melihat kearah dapan hingga tak sadar jika saat ini tangannya justru telah ditarik dari belakang.

Ia ingin teriak.

Tetapi melihat siapa yang menariknya, membuat Tiffany justru mengurungkan niatnya.

"Jean..." ucap Tiffany yang sesekali menengok kearah Ryan yang belum menyadari bahwa Tiffany telah berbalik arah.

"Diamlah, karena aku sedang menahan emosiku yang mungkin saja akan melukaimu seperti waktu itu."

***A***

Ekspresi Jean menakutkan.

Tiffany ingin memberontak, tetapi mengingat peringata Jean sebelumnya, membuat Tiffany memilih untuk diam dari pada harus memancing emosi pria itu.

"Jean, tempat apa ini?"

Dihadapan mereka terdapat banyak sekali tanaman indah yang pernah menarik perhatian Tiffany dulu. Tanaman yang berbahaya, menurut Jean.

Tetapi nyatanya, tanaman itu justru tumbuh subur di dalam ruangan tempat Jean membawanya saat ini.

Jangan bilang..

"J..Jean.. Apa kau berniat membunuhku dengan membawaku kemari?" tanya Tiffany panik.

Jean tersenyum sinis mendengar pertanyaan yang begitu lucu menurutnya.

"Jika kau memancing emosiku, bukan tidak mungkin aku akan melakukan itu Delora."

Delora..

Tiffany terkesiap ketika Jean memanggilnya dengan nama itu. Sedangkan Jean seperti telah menebak reaksi yang akan diberikan oleh Tiffany sebelumnya.

ANGUSTIAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang