02

420K 22.4K 1.2K
                                    

Tok, tok, tok,

Suara ketukan pintu terus menggema sedari tadi. Waktu sudah menunjukan pukul 06.30 WIB, tetapi seorang pria masih tertidur pulas dengan selimut yang menutupi seluruh badannya.

"BERISIK WOII!!" teriaknya dengan mata masih tertutup.

"Den, den Alan bangun den. Sudah pagi." teriak bi Sari --art di rumah Alan-- dari luar kamarnya.

"Masih ngantuk bi."

"Den Alan tidak sekolah? Ini sudah jam setengah tujuh."

Mendengar ucapan bi Sari pun Alan langsung membuka matanya lebar-lebar, dan beranjak dari tempat tidurny. "Bibi kenapa Alan baru dibangunin sih?" teriaknya sambil mengambil handuk yang tergantung di dekat pintu kamar mandinya, dan segera masuk ke kamar mandi.

Alan meskipun seorang bad boy, sebenarnya dia juga masih ada niatan untuk berangkat kesekolah.

Mendengar teriakan tuan mudanya dari dalam kamar, bi Sari hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum tipis. Pasalnya, sudah biasa jika Alan sering bangun siang.

Tak membutuhkan waktu lama, Alan sudah selesai mandi, dia pun langsung berganti pakaian dengan seragam sekolahnya dan segera turun ke bawah. Karena kamar Alan berada di lantai dua.

Setelah turun ke bawah, Alan langsung menuju ke garasi untuk mengambil motor sport warna hitam kesayangannya dan segera berangkat ke sekolah.

"Alan, sarapan dulu nak." teriak seorang wanita cantik dari dalam dapur.

"Udah telat mah, Alan sarapan di sekolah aja ya." jawabnya kepada Rita sang mamah.

Rita yang melihat kelakuan putra semata wayangnya pun hanya menggelengkan kepalanya.

Alan segera memakai jaket kulitnya, sarung tangan hitam, dan helm full face. Dan melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, membelah jalanan ibu kota.

15 menit telah berlalu, jarak rumah Alan dengan sekolahnya tidak begitu jauh. Dia bisa saja sampai dengan cepat jika tidak terjebak macet.

Dan benar saja, dia sudah terlambat, gerbang sekolahnya sudah ditutup.

"Pak, bukain gerbang!! " ucapnya ketus kepada Pak satpam yang berjaga di gerbang, setelah membuka helm full facenya.

"Mas Alan? Telat mas?" tanya Pak Rudi --satpam SMA Pelita--.

"Udah tau telat, pake nanya."

"Tapi mas, peraturannya kan kalau telat harus nunggu 15 menit dulu, baru gerbang bisa saya buka."

"Eh, kalo disuruh bukain ya bukain. Mau saya suruh papa saya buat pecat bapak?? " sekali lagi Alan menjawab dengan nada ketusnya.

"Iya mas." Pak Rudi pun langsung membukakan gerbang. Alan pun langsung memasukan motornya, dan memarkirkannya di dekat pos satpam.

Setelah memarkirkan motor, Alan melepas sarung tangan hitamnya, dan melihat ke sekeliling, memastikan bahwa bu Nani guru BK tidak berkeliaran disekitar gerbang.

Merasa bahwa dia sudah aman. Alan pun langsung berjalan menuju ke kelasnya. Langkah kakinya pun terhenti, ketika kerah seragamnya ada yang menarik.

"Mau kemana Alan?" tanya seseorang itu.

Alan pun membalikan badannya, dan benar saja dewi fortuna saat ini sedang tidak berpihak padanya.

"Eh ibu." Alan tersenyum,  memperlihatkan deretan giginya yang putih.

"Telat lagi Lan?" tanya Bu Nani sambil melipat tangannya di depan dada.

"Aduh, gimana ya Bu, saya tuh sebenarnya gak mau telat. Tapi gimana ya Bu ya? Udah terlanjut telat sih." elaknya.

ALAN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang