53

228K 13.3K 460
                                    

"Haa?? Bella sepupunya Ken?" teriak dua orang pria secara bersamaan.

Kantin sekolah yang terlihat ramai pun langsung memusatkan perhatian mereka ke arah dua pria itu.

"Bacot lo berdua! Dilihatin tuh sama yang lain!" sentak Dafa.

Alan dan Rafa hanya cuek saat mereka menjadi pusat perhatian. Karena menurut mereka, itu sudah menjadi hal yang wajar.

"Benar dugaan gue selama ini! Si Ken punya mata-mata. Dan Bella, dia yang jadi mata-matanya." ucap Alan dengan rahang yang mengeras.

"Banci banget tuh cowok! Kalah balapan aja sampai kayak gini!" kesal Rafa, sambil menggebrak meja kantin.

***

Di sisi lain, di kelas XI IPA 2 terlihat dua orang gadis tengah duduk berhadapan, sambil mengobrol serius.

"Sumpah ya Lun, gue gak nyangka banget, ternyata kak Bella seberani itu." ucap Oliv, setelah tadi ia menceritakan kepada sahabatnya itu, tentang yang di obrolkannya bersama Bella semalam.

"Harusnya emang di kasih pelajaran kayak gitu si Dafa, biar kapok! Seenaknya aja mainin perasaan cewek!" balas Aluna dengan kesal.

"Iya juga sih, tapi--" ucapan Oliv terpotong.

"Apa? Kasihan?" sahut Aluna sambil menatap tajam Oliv.

Gadis berambut panjang itu menggelengkan kepalanya cepat.

"Udah deh, mending lo lupain tuh si Dafa. Terus cari yang baru." lanjut Aluna.

"Belum ada yang pas di hati." jawab Oliv berdrama, sambil menempelkan tangannya di dada.

"Gaya lo." balas Aluna dengan jutek.

"Eh iya, Lun," Oliv menggantungkan ucapannya.

"Kenapa?" tanya Aluna.

"Lo udah packing baju belum buat besok?"

"Udah." jawab Aluna singkat.

"Bawa baju berapa lo?"

"Seperlunya aja sih."

"Ih. Gue bingung tau, mau bawa baju yang mana." keluh gadis itu.

"Yang menurut lo bagus aja."

"Semua baju gue bagus-bagus, Lun."

"Ya udah bawa semua."

"Masa di bawa semua? Kayak mau pindahan aja."

"Oliv, lo udah pernah di pukul pakai buku paket biologi belum?" tanya Aluna kesal, sambil memegang buku biologinya yang masih berada di atas meja.

Gadis itu tersenyum senang karena berhasil menggoda sahabatnya. "Iya Lun, iya. Gitu aja marah," ucapnya sambil mencolek dagu Aluna.

"O iya. Meskipun besok kita gak satu bus, tapi pas keluar bus lo harus bareng sama gue ya. Kita harus foto-foto bareng. Oke?" lanjut Oliv.

"Iya." jawab Aluna singkat.

"Ih, gak sabar banget buat besok. Akhirnya bisa study tour juga." Oliv sangat antusias untuk menunggu hari esok.

ALAN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang