Hari ini adalah hari senin, hari yang paling dibenci oleh sebagian manusia. Karena baru sebentar merasakan weekend, mereka sudah harus memulai aktivitas seperti bekerja, kuliah, maupun bersekolah.
Selesai upacara, semua siswa SMA Pelita langsung menuju ke kelas mereka masing-masing. Tetapi ada juga yang menuju ke kantin untuk melepas penat karena upacara tadi.
Bel masuk sudah berbunyi sedari tadi, namun suasana ramai masih terdengar jelas di kelas XI IPA 2.
"Eh, kelas kita kosong nih. Bu Sari nggak bisa masuk, sakit katanya." Rizal memberikan pengumuman bahwa kelas XI IPA 2, jam pertama tidak ada guru yang mengajar.
"Yeaay!!!" sorak soranda memenuhi seisi kelas, setelah mendengar berita bahagia itu.
Mendengar kelasnya tidak ada jam pelajaran, Alan langsung beranjak dari tempat duduknya. "Eh, ayo kantin." ajak Alan kepada Dafa dan Rafa.
Duo Fa itu hanya mengangguk-angguk saja, sebagai jawaban. Dan langsung mengikuti Alan dari belakang, menuju ke kantin.
Saat dijalan menuju ke kantin, Alan dan duo Fa itu memberhentikan langkahnya karena ada yang memanggil nama Alan. "Kak Alan." teriak seorang gadis.
Merasa bahwa pendengarannya baik-baik saja, Alan menoleh dan mencari dari mana asal sumber suara itu.
Dilihatnya Laras yang tergopoh-gopoh datang kearah Alan. "Eh, kenapa lari-lari?" tanya Alan.
"Nggak papa kok." jawab Laras sedikit mengatur nafasnya itu.
"Ras, jangan lari-larian kayak gitu lagi ya!" Rafa mengingatkan Laras.
"Ih, kenapa sih? Laras nggak papa kok." tanya gadis kecil itu.
"Tau ya, masa lari-lari begitu nggak boleh!" sahut Dafa, dan langsung mendapat tatapan aneh dari Alan dan Rafa.
"Kenapa kok manggil nama kakak?" tanya Alan.
"Eh, kita duluan ya." ucap Rafa, dan langsung menarik tangan Dafa, pergi menuju ke kantin.
"Itu kak, aku cuma mau nanya. Nanti jadi kan kita pulang bareng?" tanya Laras sedikit malu-malu, setelah melihat Rafa dan Dafa pergi.
"Iya jadi." jawab Alan, sambil tersenyum.
"Oke deh kak. Ya udah, aku ke kelas dulu ya." pamit Laras, dan diangguki oleh Alan.
Setelah melihat adik kelasnya itu sudah pergi menjauh, Alan langsung menyusul sahabatnya ke kantin.
***
"Jangan lupa hari ini kita ada les." ucap Aluna setelah mendengar bel pulang sekolah.
Mendengar itu, Alan sedikit tersentak kaget. "Jangan bilang lo lupa?" lanjut tanya Aluna.
"Nggak." jawab pria itu.
"Ya udah, kita mau les di mana?" tanya Aluna lagi.
"Cafe aja, gue laper." jawab Alan dan langsung pergi meninggalkan Aluna.
Setelah Alan sampai diparkiran, diikuti Aluna dibelakangnya. Alan langsung mengambil kunci motor disaku celananya.
"Kak Alan!!" ucap seorang gadis yang tiba-tiba muncul disamping Alan dan Aluna.
"Aduh, gue lupa lagi mau nganterin Laras pulang." gerutu Alan dalam hatinya.
"Um, Ras. Gini, gue hari ini ada les. Jadi gue nggak bisa nganterin lo pulang deh." ucap Alan dengan rasa menyesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALAN ✔
Teen Fiction[PART SUDAH TIDAK LENGKAP] [Sudah pernah dibukukan] [PLAGIATOR DILARANG MENDEKAT!!!] Meski saling tahu, tetapi tidak saling kenal adalah kalimat yang tepat untuk mereka pada awalnya. Alan, sang bad boy yang selalu mendapat nilai super anjlok, berban...