Bel pulang sekolah sudah berbunyi sedari tadi, karena hari ini hari jumat jadi semua siswa laki-laki yang beragama islam wajib menunaikan ibadah sholat jumat.
"Sholat jumat dulu." ucap Aluna kepada seorang pria yang berada didepannya.
"Tau!!" jawab pria itu, yang langsung menaiki motor sportnya.
"Terus??" tanya Aluna bingung.
"Ya udah, lo ikut gue pulang. Terus tungguin gue selesai sholat jumat, abis itu kita baru belajar." jelas Alan dengan tegas.
"Gue ke rumah lo??" tanya gadis berambut sebahu itu untuk kesekian kalinya.
"Menurut lo??" ucap Alan dingin, sambil memakai helm fullfacenya.
"Buruan naik." lanjutnya.
"Iya-iya, kasar banget sih lo!!" jawab Aluna dan langsung menaiki motor sport milik most wanted se SMA Pelita itu.
Merasa Aluna sudah duduk dengan benar di motornya, Alan pun langsung melajukan motornya dengan kecepatan sedang.
Melihat jadi pusat perhatiaan saat dari parkiran motor sampai gerbang sekolahnya, Aluna pun merasa risih.
Merasa tahu apa yang Aluna pikirkan, Alan pun angkat bicara, "Cuek aja sih, kayak nggak pernah jadi pusat perhatian aja." ucapnya.
"Apaan sih, biasa aja kok." elak Aluna.
Macetnya ibu kota, sudah menjadi pemandangan yang tidak asing lagi bagi warganya.
10 menit sudah mereka diperjalanan menuju rumah Alan.
Cuaca saat ini memang sangat tidak mendukung, awan mendung yang sudah berwarna hitam gelap, dan siap menjatuhkan airnya dimuka bumi.
"Pegangan, gue mau ngebut!" ucap Alan, setelah ia melihat awan mendung yang mengikutinya.
"Haa?? Apaan??" ucap Aluna keras, karena memang dia tidak bisa mendengar suara Alan, karena bisingnya jalanan.
"Pegangan." ucap Alan lebih keras lagi.
Mendengar apa yang diucapkan Alan, dengan ragu-ragu Aluna pun melingkarkan tangannya dipinggang Alan.
Setelah itu, Alan pun langsung menambah kecepatan motornya, membelah jalanan ibu kota yang ramai.
Akhirnya, setelah menempuh perjalanan yanh tidak begitu lama. Mereka sudah sampai di rumah Alan.
Aluna pun turun dari motor Alan, setelah lelaki itu memarkirkan motornya di halaman rumahnya yang luas itu.
"Ayo masuk." ajak Alan, dan ia pun langsung memasuki rumahnya. Disusul Aluna dibelakangnya.
"Assalamualaikum mah." ucap lelaki keras kepala itu setelah memasuki rumahnya.
Salam Alan barusan membuat Aluna menganga tidak percaya. Seorang Alan, yang suka mebuat rusuh, masih ingat untuk mengucapkan salam saat memasuki rumahnya.
"Nih anak aneh banget sih, di kelas nggak pernah ngucapin salam. Tapi di rumahnya ngucapin salam." batin Aluna lagi.
"Eh anak mama udah pulang??" seorang wanita cantik setengah paruh baya keluar dari dalam kamar.
Melihat mamanya, Alan langsung menghampirinya dan mencium tangan mamanya. Dan diikuti Aluna dari belakang.
"Ini yang bakal jadi guru les kamu Lan??" tanya mama Rita, mama Alan, setelah Aluna mencium tangannya.
"Iya tante." jawab Aluna.
"Iya." lanjut Alan, dingin.
"Cantik juga anaknya." lanjut sang mama, sambil memegang dagu Aluna, gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALAN ✔
Teen Fiction[PART SUDAH TIDAK LENGKAP] [Sudah pernah dibukukan] [PLAGIATOR DILARANG MENDEKAT!!!] Meski saling tahu, tetapi tidak saling kenal adalah kalimat yang tepat untuk mereka pada awalnya. Alan, sang bad boy yang selalu mendapat nilai super anjlok, berban...