"Kita belajar matematika ya. Rabu depan kan kita ada ulangan matematika." ucap Aluna sambil membuka buku matematikanya.
"Serah lo deh." jawab Alan dengan dinginnya. Dan Aluna berusaha untuk menahan sabarnya.
"Ini camilannya den Alan, non Aluna." ucap bi Sari, sambil membawa nampan yang berisi beberapa camilan, dan cokelat panas, karena cuaca sangat dingin.
"Makasih bi." ucap Aluna, dan dibalas dengan senyuman oleh bi Sari.
"Nih, coba pahamin rumus turunan ini." suruh Aluna kepada Alan, sambil memeberikan catatannya.
Alan pun menerima catatan dari Aluna, dan mulai memahami rumus tersebut.
10 menit sudah Alan membolak balikan catatan Aluma. "Udah kan? Nah sekarang coba kerjain soal ini." suruh Aluna, sambil memberikan soal yang tadi sudah dibuatnya di selembar kertas.
"Apaan nih?? Banyak banget soalnya." protes Alan, setelah melihat 3 soal yang dibuat oleh Aluna.
"Kerjain satu dulu Lan."
Drtt, drrt
Merasa ada yang bergetar dari atas meja, Aluna pun memalingkan pandangannya dari soal yang tadi dibuatnya menuju ke sumber suara.
Ponsel Aluna bergetar, terlihat ada panggilan masuk dari sang mamah.
"Aduh, lupaa. Belom izin mamah." ucapnya dan langsung mengambil ponselnya di atas meja ruang tamu rumah Alan.
"Itu yang nomor 1 kerjain, gue mau angkat telpon dulu," pamit Aluna dan langsung beranjak dari tempat duduknya.
"Gue balik harus udah selesai ya." lanjutnya.
"Bawel banget sih lo!!" ketus Alan.
***
"Hallo, Assalamualaikum mah." ucap Aluna setelah ia menggeser tombol hijau dilayar ponselnya.
"Luna, kamu dimana sayang?? Kok belum pulang??" tanya sang mamah, dari seberang sana.
"Maaf ya mah, Luna lupa ngasih tau. Hari ini Luna ada belajar bersama." jawabnya.
"Kamu tuh ya, kebiasaan banget, kalau ngabarin suka telat. Ya udah, jangan pulang malam-malam ya."
"Iya mah. Yaudah, Luna tutup ya telfonnya. Assalamu'alaikum."
"Waalaikumsalam."
***
Setelah selesai bercengkrama dengan sang mama, Aluna kembali menuju ke ruang tamu.
Dilihatnya Alan yang sedang bermain game di ponselnya."Lan?? Kok lo malah main game sih??" tegur Aluna.
Tidak ada jawaban dari Alan, dia masih fokus dengan gamenya.
"Kenapa ini belum dikerjain??" Nada bicara Aluna sedikit meninggi, setelah melihat kertas lembar yang berisi soal yang dibuatnya tadi belum dikerjakan Alan sama sekali.
"Gue nggak bisa!!" jawabnya singkat, dengan pandangan masih fokus ke ponselnya.
"Terus kalau nggak bisa, nyerah gitu aja!" kesal Aluna, dan ia langsung duduk dan mengambil ponsel Alan.
"Eh, apa-apaan sih lo!! Balikin nggak!!" ucap Alan, tidak terima.
"Kerjain soalnya dulu, baru hp lo gue balikin!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALAN ✔
Teen Fiction[PART SUDAH TIDAK LENGKAP] [Sudah pernah dibukukan] [PLAGIATOR DILARANG MENDEKAT!!!] Meski saling tahu, tetapi tidak saling kenal adalah kalimat yang tepat untuk mereka pada awalnya. Alan, sang bad boy yang selalu mendapat nilai super anjlok, berban...