Kriinggg,
Kriinggg,
Pagi ini disebuah kamar yang bernuansa hitam-putih layaknya kamar seorang cowok pada umumnya. Terlihat seorang lelaki yang masih tertidur pulas di ranjang empuknya.
Jam alrm yang menunjukkan pukul 06.15 WIB itu sudah berbunyi sedari tadi. Namun sang pemilik tak terusik sedikit pun.
Tok, tok, tok
"Den Alan sudah bangun?" teriak seorang wanita paruh baya dari luar kamar. Tidak ada jawaban sama sekali dari dalam.
Merasa tuan mudanya belum bangun juga, bi Sari mengetuk pintu sedikit lebih keras.
Tok, tok, tok
"BERISIK BANGET SIH!!" Alan murka karena tidurnya terganggu.
"Den Alan bangun, ini sudah jam setengah tujuh." teriak bi Sari lagi.
Mendengar itu, Alan langsung membuka matanya lebar-lebar. Dilihatnya jam yang berada di atas nakas, dekat dengan tempat tidurnya.
"Baru jam 6 lewat, belum ada setengan tujuh, bi!" kesalnya.
"Tapi den Alan sudah di tunggu tuan sama nyonya di ruang makan den. Aden cepetan mandi ya, terus turun ke bawah." ucap bi Sari.
"Semua cewek emang di takdirin buat bawel apa ya??" gumamnya pelan dengan mata yang masih tertutup.
"Iya." setelah bergumam, di teriakannya satu kata itu. Dan langsung membuat bi Sari yang berada di balik pintu kamar Alan tersenyum.
***
Setelah menghabiskan waktu kurang lebih 15 menit di kamar, Alan langsung turun dan menuju ke meja makan untuk sarapan bersama.
Kejadian salah paham beberapa waktu lalu, telah membuat Alan sedikit membuka pintu maaf kepada papanya.
"Alan, ayo sini sarapan dulu." titah Rita, sambil meletakkan nasi goreng yang tadi dibuatnya bersama bi Sari.
"Mah, Alan langsung berangkat aja ya. Udah telat ini." keluh lelaki, anak tunggal itu.
"Alan, mamah kamu udah nyiapin sarapan itu. Ayo, sarapan dulu." sahut papanya sambil membaca koran pagi.
"Iya." jawabnya dingin, dan langsung duduk di kursinya.
"Gimana nilai kamu sekarang, udah membaik?" tanya Addi, sambil melipat koran yang tadi ia baca.
"Gitu-gitu aja." jawab Alan santai.
"Kamu gimana sih? Kan udah les private, masa gak ada perubahan?" tanya Addi sedikit kesal.
"Terus mau gimana kalau emang gak ada perubahan?"
"Papa gak mau tahu, pokoknya ujian akhir besok, nilai kamu harus bagus!"
"Pa, udah dong. Alan kan udah berusaha." Rita membela anaknya.
"Harusnya kamu bersyukur, Aluna bisa sabar ngajarin kamu yang bandel ini." Addi angkat bicara lagi.
"Ck! Sabar dari mana tuh cewek." batin Alan.
***
Disisi lain, keributan sedang terjadi di lapangan basket SMA Pelita.
Dua orang siswa laki-laki yang tengah bertengkar dan menjadi pusat perhatian.
Hampir sebagian murid keluar kelas hanya untuk menyaksikan keributan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALAN ✔
Teen Fiction[PART SUDAH TIDAK LENGKAP] [Sudah pernah dibukukan] [PLAGIATOR DILARANG MENDEKAT!!!] Meski saling tahu, tetapi tidak saling kenal adalah kalimat yang tepat untuk mereka pada awalnya. Alan, sang bad boy yang selalu mendapat nilai super anjlok, berban...