57

264K 14.6K 1.1K
                                    

Saat ini bus pariwisata yang membawa rombongan SMA Pelita sedang berada di candi borobudur.

Ini adalah hari ke empat mereka study tour di Jogja. Setelah hari kemarin mereka kembali ke candi prambanan, karena belum puas memutari candi, yang dikarenakan cuaca yang kurang bersahabat.

"Lun, gimana  itu?" tanya Oliv saat mereka sedang menaiki anak tangga untuk naik ke uncak borobudur.

"Apanya?"

"Itu, si Alan," ucap Oliv berbisik.

"Kenapa Alan?" tanya Aluna polos.

"Lo udah jawab pertanyaannya?"

Aluna terdiam.

"Belum," lanjutnya sesaat, sambil menggelengkan kepalanya.

"Gue gak tau Liv, gue bingung, gue pusing," sambungnya dengan menghentikan langkah. Sambil melihat ke bawah, di mana Alan berada jauh di belakangnya.

"Gue takut kejadian yang waktu lo sama Dafa," gadis itu menjeda ucapannya sambil mengarahkan pandangannya ke arah sahabatnya itu.

"Lun, gak semua pria itu sama kayak Dafa. Lo harus belajar dari pengalaman gue," jelas Oliv, dengan memegang bahu Aluna.

"Karena gue belajar dari pengalaman lo. Makanya gue takut Liv, gue takut Alan cuma manfaatin gue doang." balas Aluna.

"Kan tadi gue udah bilang, gak semua pria itu sama. Jadi, lo harus bisa bedain mana yang tulus sama yang cuma manfaatin doang," Oliv mencoba memberikan pengertian kepada sahabatnya itu.

"Dan yang gue lihat dari Alan. Kayaknya dia beneran tulus kok sayang sama lo." lanjutnya.

Lagi, Aluna terdiam saat mendengar sahabatnya yang mencoba meyakinkannya itu.

"Sekarang gue tanya sama lo? Gimana perasaan lo ke Alan?" tanya Oliv tiba-tiba.

Aluna kembali terdiam.

"Kenapa diam? Lo juga sayang kan sama dia?" lanjut Oliv.

"Gak tau!" singkat Aluna dan langsung pergi meninggalkan Oliv.

"Lun, kok gue di tinggal sih." teriak Oliv.

***

Terik matahari sudah mulai membuat semua penghuni bumi mengeluh karena panas.

Waktu sudah menunjukkan pukul 13.00 WIB. Setelah istirahat sholat dzuhur dan makan siang. Sekarang mereka semua sedang berada di pasar yang dekat dengan candi borobudur.

"Jakarta-Jogja sama aja ya. Sama-sama panas!" keluh Aluna sambil mengipas-kipaskan tangannya ke wajahnya yang sedikit berkeringat itu.

"Iya, gilaa panas banget." balas Oliv.

Plukk

Tiba-tiba saja, sebuah benda mendarat di kepala Aluna. Gadis itu tersentak kaget, dan langsung mendongakkan kepalanya.

Dilihatnya sebuah topi yang sudah terpasang rapi di kepalanya.

Aluna kemudian membalikkan badannya. Terlihat Alan yang sudah berdiri di belakangnya dengan tersenyum, sambil menaik turunkan alisnya.

Lelaki itu langsung mendekatkan wajahnya ke Aluna. "Buat kesayangan, biar gak kepanasan." ucapnya tersenyum, dan langsung pergi melewati Aluna. Disusul oleh Dafa dan Rafa.

"Cie, blushing." goda Dafa sambil menunjuk wajah Aluna.

Refleks Aluna langsung memegangi pipinya.

"Di bohongin sama Dafa lo." seru Oliv.

Mendengar itu, Aluna langsung membulatkan kedua matanya. Ia membalikkan badann "DAFAAA!!" teriaknya.

Dafa yang mendengar namanya di panggil pun langsung membalikkan badannya, sambil terkekeh kecil.

Dan Alan, lelaki itu juga tak henti-hentinya tersenyum geli. Karena sahabatnya yang menggoda kesayangannya itu.

***

Saat ingin masuk ke dalam bus untuk menuju ke Malioboro. Aluna pun berpas-pasan dengan Rafa yang ingin turun untuk membuang sampah.

"Hai Lun." sapa lelaki itu.

"Eh, hai Raf." balas Aluna.

Setelah mereka melewati satu sama lain. Rafa pun membalikkan badannya. "Lun," ucapnya.

Aluna yang mendengar namanya di panggil pun juga membalikkan badannya. "Kenapa?" tanyanya.

"Alan itu orangnya gak pernah seserius ini." ujar Rafa dan langsung melanjutkan aktifitasnya yang ingin membuang sampah.

Aluna yang mendengar itu hanya terdiam dan terpaut dalam pikirannya sendiri, sambil mengamati punggung Rafa yang mulai menjauhi bus.

Sampai akhirnya ia tersadar, dan kembali masuk ke dalam bus.

Saat sudah sampai di tempat duduknya, ia melihat Alan yang sudah duduk di sana sambil memainkan ponselnya.

Alan yang menyadari kehadiran Aluna pun langsung memberikan jalan kepada gadis itu.

Setelah itu Aluna pun langsung duduk di kursinya. Dan seperti biasa, pandangannya hanya tertuju ke luar jendela.

Setelah beberapa menit kemudian, bus pun melaju dengan kecepatan sedang.

Posisi Aluna masih sama dengan yang tadi. Pandangan matanya melihat ke arah luar, namun pikirannya ke mana-mana. Gadis itu masih memikirkan perkataan dari sahabatnya dan perkataan Rafa yang tadi.

Dan juga...

Ia memikirkan bagaimana perasaannya kepada Alan. Lelaki yang saat ini duduk di sampingnya itu.

Apakah ia juga memiliki perasaan yang sama kepada Alan? Atau sebaliknya?
Entahlah, Aluna sendiri pun masih belum tahu.

Sampai akhirnya ia mengalihkan pandangannya ke arah Alan. Dilihatnya Alan yang sedang memejamkan matanya. Wajahnya begitu tenang saat ini.

Bagaimana bisa dia setenang itu? Sedangkan Aluna harus di buat pusing olehnya!

Gadis itu pun kembali mengarahkan pandangannya ke luar jendela.

Alan yang tadi sempat merasa ada yang memperhatikannya pun langsung membuka matanya.

Ia melihat ke arah Aluna yang sedang membuang nafasnya kasar.

Lelaki itu pun langsung mendekat ke arah gadis yang duduk di sampingnya itu. "Gak usah setegang itu. Lo tinggal jawab 'iya' aja pas besok kita sampai di Jakarta." bisiknya di telinga Aluna.

Mendengar itu, refleks Aluna langsung memalingkan wajahnya ke sumber suara.

Gadis itu terkejut saat wajahnya dan wajah Alan yang bertemu dengan jarak yang begitu dekat. Ia juga bisa melihat Alan yang tersenyum kepadanya.

"Di bilang gak usah tegang." ujar Alan tekekeh kecil sambil mencubit hidung Aluna, saat melihat wajah gadis itu yang begitu tegang sekarang.

Saat melihat Aluna yang mengerjap-erjapkan matanya dengan memasang eskpresi wajah yang lucu, karena perlakuannya tadi. Alan langsung menjauhkan wajahnya sambil tertawa geli.

Tersadar karena perlakuan Alan tadi, Aluna langsung memalingkan wajahnya kembali ke arah luar jendela.

Ia juga masih bisa mendengar tawa gelinya Alan.

"Tenang Luna, jangan gugup. Kendaliin jantung lo."  gumamnya sambil memegang dadanya yang berdegup kencang.



~❤~~❤~

ALAN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang