"Liv, gue harus gimana dong?" tanya Aluna sambil menenggelamkan kepalanya di bantal tidurnya.
"Terus tadi, udah lo jawab belom?" tanya Oliv balik yang saat ini sedang duduk dikursi, sebelah tempat tidur Aluna.
Setelah pulang sekolah tadi Oliv memutuskan untuk main sebentar ke rumah sahabatnya itu. Saat itu juga Aluna menceritakan kepada Oliv, kenapa dirinya dipanggil kepala sekolah.
"Tadi gue bilangnya mau pikir-pikir dulu," jawabnya, lalu memosisikan diri untuk duduk.
"Gue bingung banget ini. Gue gak mau jadi guru privatenya Alan. Tapi disisi lain, nilai gue jadi taruhannya. " lanjut Aluna, sambil menutup seluruh wajahnya dengan kedua tangan mungilnya.
Flashback on
"Anak itu, selalu saja seperti itu. Gak ada perubahan. " ucap Pak Budi setelah melihat Alan keluar dari ruangannya, sambil menggelengkan kepalanya.
"Jadi Aluna, bagaimana?" lanjutnya.
Aluna yang hendak ingin menjawab pertanyaan Pak Budi pun tertunda, karena tiba-tiba ada yang berbisik ditelinganya.
"Aluna, kalau kamu tidak mau jadi guru privatenya Alan, nilai ujian akhir kamu juga akan jelek nanti." bisik Pak Anton kepada Aluna, yang sontak membuat Aluna langsung membulatkan kedua matanya.
"Cukup ajari Alan, dan buat nilai ujian akhirnya nanti menjadi bagus. Bapak jamin, nilai ujian akhir kamu juga akan baik-baik saja. Bapak mohon Aluna. " lanjut Pak Anton.
"Duh, kenapa jadi begini sih? " tanya Aluna dalam hatinya.
"Uhm maaf pak, tapi sepertinya saya perlu berpikir dulu." jawab Aluna dengan memperlihatkan senyumnya yang canggung.
"Baiklah, besok bapak tunggu jawaban kamu Aluna. Dan semoga saja, kamu tidak menolaknya." ucap Pak Budi.
"Kalau begitu, saya permisi kembali ke kelas ya pak. " pamit Aluna dan langsung berdiri dari duduknya. Tak lupa dia juga memberikan senyum kepada dua orang pria yang ada dihadapannya itu.
"Huuftt." Aluna membuang nafasnya kasar, setelah dia keluar dari ruang kepala sekolah, sambil memasang ekspresi kesalnya.
"Aluna, kalau kamu tidak mau jadi guru privatenya Alan, nilai ujian akhir kamu juga akan jelek nanti."
"Cukup ajari Alan, dan buat nilai ujian akhirnya menjadi bagus. Bapak jamin, nilai ujian akhir kamu juga akan baik-baik saja. "
Perkataan pak Anton tadi masih terngiang dengan jelas di pikiran Aluna. Sampai akhirnya dia melihat Alan yang bersender di tembok.
Flashback off
"Ya kalau menurut gue sih, lo terima aja tawaran itu." ucap Oliv sambil memainkan ponselnya.
"Tapi Liv, gue gak mau ngajarin orang yang keras kepala kaya dia. Bisa-bisa kena stroke gue. "
Tidak ada jawaban dari Oliv, sampai akhirnya Aluna yang mengalihkan pandangan kearah Oliv. Dan dilihatnya, sahabatnya itu sedang tersenyum sendiri dengan ponselnya.
***
"Lo tadi di panggil Pak Budi, disuruh apa Lan? " tanya Rafa yang pandangannya mengarah ke layar tv, sambil memegang stik ps3.
"Disuruh duduk. " jawab Alan, sambil tangannya dengan lincah memainkan stik ps3.
"Yeuhh kocak. Maksud si Rafa, lo tadi diapain? Di skors? Di hukum? Atau apa? " sahut Dafa yang berada diatas tempat tidur, sambil mengotak-atik ponselnya. Entah apa yang dia lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALAN ✔
Teen Fiction[PART SUDAH TIDAK LENGKAP] [Sudah pernah dibukukan] [PLAGIATOR DILARANG MENDEKAT!!!] Meski saling tahu, tetapi tidak saling kenal adalah kalimat yang tepat untuk mereka pada awalnya. Alan, sang bad boy yang selalu mendapat nilai super anjlok, berban...