Suasana ramai di sebuah cafe sudah menjadi hal yang wajar. Apalagi di malam hari seperti ini.
Dua orang gadis tengah duduk berhadapan, dengan sebuah minuman di depannya.
"Sorry kalau malam-malam gini gue ngajak lo ketemuan di sini." salah satu gadis itu angkat bicara.
"I-iya kak." jawab gadis satunya dengan gugup.
"Santai aja, gak usah gugup," balasnya.
"Lo pasti udah ngelihat postingan gue tadi sore kan?" tanyanya.
"Iya kak, aku udah lihat."
"Lo pasti mikir kalau gue selingkuhin Dafa? Iya kan?" tanya gadis itu lagi. Tentu kalian sudah tahu, siapa.
Gadis yang di tanyai hanya diam tak menjawab.
"Oliv, dengar ya. Cowok yang ada di postingan gue itu pacar asli gue. Gue udah pacaran sama dia selama 3 bulan," seru Bella dan langsung membuat Oliv membelalakan matanya.
"Waktu itu, gue sengaja nerima Dafa buat jadi pacar gue. Kenapa? Karena gue pingin balas dendam ke dia!" jelas Bella sambil menahan emosinya.
"Balas dendam kak?" Oliv bingung apa yang di maksud oleh Bella.
"Iya. Dulu, Dafa pernah selingkuhin gue. Dan sekarang? Akhirnya gue bisa buat balas dendamin perbuatannya," jawabnya.
"Lo gak tahu Liv, gimana rasa sakitnya di selingkuhin pas lo lagi sayang-sayangnya. Sakit, Liv." Bella tidak bisa menahan air matanya, ketika harus membuka luka lama tentang Dafa.
"Maaf kak, aku gak tahu kalau masa lalu kakak sama Dafa kayak gitu." titah Oliv.
"Lo gak perlu minta maaf. Gue ngelakuin ini juga, buat kebaikan lo. Biar lo gak tertipu sama rayuan mautnya Dafa! Biar lo gak masuk ke lubang yang sama kayak gue! Gue gak mau lo jadi korbannya Dafa juga, Liv." Bella mengatakan semua isi hatinya. Air matanya sedari tadi menetes tak berhenti.
Oliv ikut larut dalam suasana menyedihkan ini, dan tanpa sadar membuatnya ikut menitihkan air mata.
"Sorry, Liv. Gue gak bermaksud bikin lo ikutan nangis." ucap Bella sesenggukkan.
"Gak apa-apa kak, aku ngerti kok gimana perasaan kakak." jawab gadis itu.
"Liv, gue lagi pingin sendiri. Lo bisa gak tinggalin gue." mohon Bella dengan matanya yang masih berkaca-kaca.
"Tapi kak." Oliv tidak tega meninggalkan Bella sendirian dalam keadaan seperti ini.
"Plaese Liv," mohon Bella lagi.
"Gue udah cukup lega bisa ceritain semua isi hati gue ke lo." lanjutnya.
"Kakak yakin bisa di tinggal sendiri?" tanya Oliv berusaha menyakinkan.
Bella mengangguki pertanyaan dari Oliv. Setelah itu Oliv pergi keluar cafe, dan meninggalkan Bella sendirian.
Oliv baru saja mengetahui satu hal tentang Bella. Di balik sifat ketus dan galaknya Bella saat di sekolah, ia juga pernah merasakan sakit yang amat dalam hanya karena cinta.
Sepertinya semuanya juga pernah merasakan itu.
***
10 menit setelah Oliv keluar cafe. Dan Bella, gadis itu masih senantiasa duduk di sana.
Sampai akhirnya, suara seorang laki-laki mengalihkan perhatiannya. "Bella!!"
"Hai, Daf? Kebetulan banget," sapa Bella.
"Dia siapa Bell?" tanya Dafa to the point sambil menunjukan sebuah foto dari ponselnya.
"Lo gak mau duduk dulu?" tanya Bella basa-basi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALAN ✔
Teen Fiction[PART SUDAH TIDAK LENGKAP] [Sudah pernah dibukukan] [PLAGIATOR DILARANG MENDEKAT!!!] Meski saling tahu, tetapi tidak saling kenal adalah kalimat yang tepat untuk mereka pada awalnya. Alan, sang bad boy yang selalu mendapat nilai super anjlok, berban...