Hari berlalu begitu cepat. Saat ini sebagian siswa SMA Pelita termasuk Aluna dan Oliv sedang berada di kantin, karena bel istirahat sudah berbunyi dari tadi.
"Liv, lo tau gak sih. Kemarin gue habis dihukum tau." rengek Aluna kepada sahabatnya itu.
"Kok bisa? " jawab Oliv sambil meminum jus alpukat yang dipesannya tadi.
"Gara-gara Alan, sama si Dafa, kesayangan lo itu!" ucapnya sambil memutar matanya jengah, karena harus menyebut dua nama makhluk itu.
"Kok gara-gara Dafa juga? Kenapa emang? Cerita dong."
Saat kejadian kemarin, di mana dia dan Alan harus dihukum, Aluna memang belum sempat menceritakan kepada sahabatnya itu. Karena memang semalaman, Aluna harus mengerjakan pr. Jadi baru kali ini dia bisa bertemu dengan Oliv dan mencurahkan semua isi hatinya.
"Lo tau Bu Siti, guru sejarah itu kan?? " tanya Aluna kepada Oliv. Dan yang ditanya hanya menganggukan kepalanya.
"Jadi kemarin, gue ada jadwalnya Bu Siti, karena kemarin juga ada rapat guru, jadi anak-anak di kelas gue pada sibuk sendiri. Ada yang main, ngerumpi, bahkan ada yang tidur. Termasuk Alan dkk, "
"Terus, waktu Bu Siti masuk kelas. Si Alan masih tidur tuh. Nah habis itu, gue disuruh Dafa buat bangunin Alan. Karena emang gue baik hati, gue bangunin dong, dia. "
"Dan lo tau gimana reaksi Alan, waktu gue bangunin dia? "
"Gimana reaksinya? " Oliv mulai kepo dengan ceritanya Aluna.
"Dia ngebentak gue Liv. NGEBENTAK!! " jawab Aluna dengan menekan kata 'NGEBENTAK' sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Ribut dong?? " tanya Oliv dengan polosnya.
"Ya iyalah!! " jawab Aluna dengan penuh emosi.
"Santai dong Lun, "
"Eh tapi kan Bu Siti paling gak suka kalau dikelasnya ada yang bikin keributan? " lanjut Oliv.
"Makanya itu, gue dihukum." jawab Aluna dengan nada kesal, karena harus mengingat kejadian kemarin.
"Gue sama Alan disuruh lari keliling lapangan sebanyak 3 kali. Bayangin Oliv!!" lanjut Aluna.
Mendengar ucapan Aluna tadi, Oliv hanya menggelengkan kepalanya tidak percaya.
"Kok lo cuma geleng-geleng kepala sih? " rengek Aluna kepada Oliv, karena reaksi sahabatnya hanya seperti itu.
"Aluna. " baru ingin menjawab rengekan Aluna, niatan Oliv tertunda karena ada yang memanggil nama Aluna.
Merasa namanya ada yang memanggil, Aluna melihat ke sekeliling, mencari asal sumber suara itu.
Dilihatnya disana, seorang lelaki yang tidak asing bagi Aluna. Tapi terasa asing bagi Oliv.
"Rizal, kenapa??" tanya Aluna pada lelaki yang bernama 'Rizal'.
"Itu, lo dipanggil kepala sekolah. Di suruh keruangannya sekarang. " jawab Rizal yang statusnya adalah ketua kelas XI IPA 2.
"Sekarang? " tanya Aluna, dan hanya diangguki oleh Rizal.
"Ada apa Lun? " kali ini Oliv yang bertanya.
"Gak tau."
"Ya udah, gue duluan ya." pamit Rizal, dan diangguki oleh kedua wanita itu.
"Ya udah, gue ke ruang kepala sekolah dulu ya." kali ini Aluna pamit kepada Oliv.
"Iya. Jangan lupa nanti cetita ke gue." jawab Oliv sambil tersenyum, memamerkan deretan gigi putihnya yang rapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALAN ✔
Teen Fiction[PART SUDAH TIDAK LENGKAP] [Sudah pernah dibukukan] [PLAGIATOR DILARANG MENDEKAT!!!] Meski saling tahu, tetapi tidak saling kenal adalah kalimat yang tepat untuk mereka pada awalnya. Alan, sang bad boy yang selalu mendapat nilai super anjlok, berban...