Saat ini Aluna dan Ken sudah berada di toko buku. Sudah hampir setengah jam juga mereka mencari buku biologi itu. Namun nihil, tak ada satu pun buku biologi yang Ken inginkan di sana.
"Ken, yang ini?" tanya Aluna, sembari memegang salah satu buku biologi.
"Bukan Lun." jawab Ken, sambil menggelengkan kepala.
"Yang ini?" tanya Aluna lagi. Dan lagi-lagi Ken menggelengkan kepalanya.
"Terus yang mana dong?"
"Kayaknya di sini gak ada deh. Cari di toko buku lain yuk." ajak Ken.
"Ya udah, ayo." jawab Aluna.
Waktu sudah menunjukan pukul 14.45 WIB, sekarang mereka sudah berada di salah satu toko buku yang berbeda.
Cuaca hari ini sepertinya kurang mendukung. Awan gelap sedari tadi mengikuti langkah mereka, dan segera ingin menjatuhkan airnya.
Ken dan Aluna memasuki toko buku itu, dan langsung mencari rak buku bertuliskan BIOLOGI.
"Ken, yang ini?" tanya Aluna untuk kesekian kalinya.
"Coba lihat?" ucap Ken, dan langsung menghampiri Aluna yang posisinya tidak jauh darinya.
"Nah iya, ini. Ketemu juga lo." Aluna tersenyum mendengar ucapan Ken.
Setelah bertemu dengan buku yang sedari tadi mereka cari, Ken langsung menuju ke kasir untuk membayarnya.
***
"Mah, Laras nggak mau ke Luar Negeri." tangis Laras sedari tadi tak berhenti. Ia terus merengek agar orang tuanya tidak membawanya ke Luar Negeri untuk berobat.
Dan sedari tadi juga Alan dan Rafa merasa tak tega, melihat Laras yang terus-terusan menangis.
"Laras, ini demi kebaikan kamu. Nanti kalau kamu sudah sembuh, kita akan balik ke Jakarta lagi. Papa janji." papa Laras berusaha untuk meyakinkan puteri semata wayangnya itu.
Laras tak menjawab, ia masih sesenggukan. "Mamah sama papa mau ke administrasi dulu ya, urus pembayaran sama pindahan kamu." ucap mamah Laras yang sedari tadi juga ikut meneteskan air matanya.
Diusapnya puncak kepala anaknya. "Rafa, jagain Laras sebentar ya."
"Iya, Bi." jawab Rafa.
***
Baru 10 menit melajukan motornya dari toko buku tadi, dan ingin menuju ke Rumah Sakit, tempat Laras di rawat. Aluna dan Ken harus menepi, karena hujan deras yang tiba-tiba mengguyur.
Mereka meneduh di halte bus yang tak jauh dari toko buku tadi. "Lun, ada yang basah nggak?" tanya Ken, dengan memegang bahu Aluna, sambil mengamati dari atas kepala Aluna sampai ujung kaki.
"Nggak kok, Ken. Cuma kena dikit doang." jawab Aluna. Dan Ken langsung melepaskan tangannya dari bahu Aluna.
Angin sore yang berhembus sangat kencang, bercampur dengan air hujan yang dapat membuat siapa saja merasa kedinginan.
Aluna menggesek-gesekkan kedua telapak tangannya, dan menempelkannya di kedua pipinya agar merasa hangat.
Ken yang peka langsung melepaskan jaketnya dan di tempelkannya di badan Aluna.
"Sorry ya, Lun. Karena tadi cari bukunya lama. Jadi kejebak hujan deh." titah Ken.
"Gak apa-apa Ken." jawab Aluna.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALAN ✔
Teen Fiction[PART SUDAH TIDAK LENGKAP] [Sudah pernah dibukukan] [PLAGIATOR DILARANG MENDEKAT!!!] Meski saling tahu, tetapi tidak saling kenal adalah kalimat yang tepat untuk mereka pada awalnya. Alan, sang bad boy yang selalu mendapat nilai super anjlok, berban...