PROLOG

822 1 0
                                    

PROLOG

Suatu hari aku bermimpi...

Aku- seekor kupu-kupu. Sayapku indah, mengepak memamerkan pesona. Degradasinya senada dalam balutan warna pastel, tampil sederhana tapi tetap memikat.

Torquise, tosca, emerald dan hijau- sehijau daun, dengan guratan warna kuning samar di beberapa sisi. Kukepak sayapku ditengah hamparan cahaya, hingga degradasinya berpendar, berkilau kemudian bertabrakan dengan sempurna.

Aku bermain dengan angin, mengikuti alurnya menuju kerajaan bunga. Hinggap di sana dan menyesap sarinya... Lalu terbang lagi.

Selesai. Sampai di sana, mimpi berakhir.

Kupejamkan mata, mencoba menarik nafas sedalam-dalamnya, walau kenyataannya hanya sedangkal kubangan air. Berharap dapat memunguti serpihan keberanian dan mengumpulkannya menjadi satu gumpalan padat yang susah dihancurkan. Di sinilah aku berdiri, di ketinggian tiga puluh kaki dengan latar birunya langit dalam layar raksasa. Mimpi siap menjadi kenyataan.

Suara tepuk tangan menyusup kian lama kian terang.

Jeda sejenak

Atur nafas

Sebuah nama terselip pelan

..........

Inilah saatnya.. Kepakkan sayap-sayap ketakutan yang masih terlihat menakjubkan.

Sang Kupu-Kupu siap terbang.

Sang Kupu-Kupu siap terbang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
GIOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang