PROLOG
Suatu hari aku bermimpi...
Aku- seekor kupu-kupu. Sayapku indah, mengepak memamerkan pesona. Degradasinya senada dalam balutan warna pastel, tampil sederhana tapi tetap memikat.
Torquise, tosca, emerald dan hijau- sehijau daun, dengan guratan warna kuning samar di beberapa sisi. Kukepak sayapku ditengah hamparan cahaya, hingga degradasinya berpendar, berkilau kemudian bertabrakan dengan sempurna.
Aku bermain dengan angin, mengikuti alurnya menuju kerajaan bunga. Hinggap di sana dan menyesap sarinya... Lalu terbang lagi.
Selesai. Sampai di sana, mimpi berakhir.
Kupejamkan mata, mencoba menarik nafas sedalam-dalamnya, walau kenyataannya hanya sedangkal kubangan air. Berharap dapat memunguti serpihan keberanian dan mengumpulkannya menjadi satu gumpalan padat yang susah dihancurkan. Di sinilah aku berdiri, di ketinggian tiga puluh kaki dengan latar birunya langit dalam layar raksasa. Mimpi siap menjadi kenyataan.
Suara tepuk tangan menyusup kian lama kian terang.
Jeda sejenak
Atur nafas
Sebuah nama terselip pelan
..........
Inilah saatnya.. Kepakkan sayap-sayap ketakutan yang masih terlihat menakjubkan.
Sang Kupu-Kupu siap terbang.
KAMU SEDANG MEMBACA
GIOK
RomanceEdward Edoardo selalu menemani Ruby Graviella selama menjadi murid di sekolah akrobatik Beijing. Melakukan panggilan telepon, chating dan video call dengan akses terbatas. Tak masalah. Awalnya! Namun semuanya berakhir setelah tiga tahun lewat dua ha...