13. Ucapan Terima kasih

16 1 0
                                    


Cerita panggung Rapunzel sudah berganti dengan Cinderella story – princess Disney yang ketenarannya sepanjang masa. Kastil tinggi tempat Rapunzel di kurung sudah berubah menjadi istana besar megah dan menarik siapa saja untuk datang walau tentu, bukan untuk pesta dansa, melainkan ber-selfie manja ala Fernandao dan Maria Merzedes.

Dua minggu yang berbeda. Suasana panggung yang berbeda. Keramaian yang berbeda, jauh lebih ramai dari yang terdahulu. Penonton yang berbeda?

Ruby memincingkan matanya. Mencoba membelah keramaian dengan tatapan tajam mirip Dewa Erlang. Tiba-tiba perutnya mulas dan ia ingin menghubungi adik Potter agar segera menjemputnya dengan nimbus 2000.

Dejavu!

Jangan mengulang kesalahan yang sama! Jauhi dia jauhi jauhi... LARI BY LA-!

Sammy menarik tangan Ruby terlebih dahulu sebelum kalimat perintah di otak Ruby habis hingga gadis itu terseret dan hampir jatuh.

“Kita pergi aja By” 

“Where are you going?” Ivy sudah berkacak pinggang tepat sebelum Sammy menabraknya “Acara photo belum selesai dan kalian  mau kabur lagi?”

“Tidak ada yang berminat foto dengan kereta labu-” Sammy menunjuk dirinya yang memakai kostum sebuah labu orange  “dan tikus seperti kami...” My sexy beatifull “Ivy... i meant... Miss... ” Jawab Sammy

I dont care! Tapi kalian tahu seperti apa dia..” Tatapan Ivy memandang Jaden yang sudah ada di bawah panggung sambil melipat tangan di dada “go a head... i go first...” kemudian berpaling acuh tak acuh. Meyisakan helaan nafas panjang Sammy dan Ruby

“Aku harap kalian masih ingat kalau kalian di sini karena bantuan siapa. Dan sebagai ucapan terima kasih, aku harap Ruby bisa menemaniku sebentar”

Kini Ruby memandang orang di bawah panggung yang tengah tersenyum padanya. Dan seketika ingin muntah

---**---

Ruby melepas penutup kepalanya yang persis kepala tikus.

“Tidak bisakah –at least- aku berganti pakaian dulu?” Protes Ruby yang hanya ditanggapi Jaden dengan memberikan sebuah jaket.

“Pakaialah!”

Jaden berjalan mendahului Ruby yang otomatis memaksa Ruby untuk memakai jacket itu dan menyamai langkah Jaden. Oh ya, tentu- Men-, Jaden harus menjelaskan seluruhnya secara jantan.

“Dan menghapus make up ini?” Ruby mendongak disamping Jaden kemudian menunduk lagi dengan cepat. Beberapa pengunjung mall sudah memandanginya dan ... YES, rasa ini familiar dan jauh lebih ringan dosisnya daripada ‘penculikan’ kemarin hari.

“Sebentar lagi juga hilang sendiri”
Kening Ruby berkerut lagi. Jaden sepertinya salah satu warga wizzarding world yang tersesat dan bisa memantrai make up nya dengan: Tergeo... bluzzzz dan hilanglah make upnya.

“Kamu nggak berniat bawa kabur aku lagi, kan?”

“Ya..”

“ Ya?” Kening Ruby masih berkerut, berpikir keras. Wait! Whatt?? “ Ya... apa maksudmu ‘ ‘ya’ itu iya?”

“ Iya”

“Kau akan mengembalikanku pada pertunjukan kedua, kan?”

“Tidak!”

GIOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang