20.Sampai Di Sini

9 0 0
                                    


Audisi selesai. I meant, selesai untuk Ruby. ia bisa beristirahat sebentar sambil menunggu teman-temannya menyelesaikan tugas mereka. Ruby bisa tersenyum puas karena ia merasa sudah memberikan yang terbaik.

Hasilnya, whatever! Asalkan jangan jadi tokoh yang selalu ditendang bokongnya!

Itu bukan peran, asal kau tahu, tapi bullying! And she promised to kick them back di jidat mereka kalau itu terjadi lagi! uhh sadis!

And it never happened again

Karena, peran mereka sekarang murni bermain akrobatik. Mengiringi beberapa lagu dan melakukan beberapa pertunjukan solo (dan berapa banyak di sini yang terngiang nama Jenny acungkan tangan!).

Bicci naneun sollo

I'm going solo lo lo lo lo lo

Ruby hanya bertopang dagu sambil duduk santai di kursi penonton, menunggu hasilnya sekaligus menunggu Sammy keluar dari ruang audisi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ruby hanya bertopang dagu sambil duduk santai di kursi penonton, menunggu hasilnya sekaligus menunggu Sammy keluar dari ruang audisi.

"Kau Ruby Graviella?"

Ruby menoleh beberapa detik memandang orang asing di sampingnya.

"Ada yang ingin bertemu Anda!"

------***------

Tak perlu waktu berjam-jam untuk mengetahui siapa orang yang menyapanya tadi, walau Ruby tak mengenal mereka sama sekali.

Tak percaya? Mari bermain
tebak-tebakan.

Pria tegap. Berwajah lumayan. Pakaian hitam!

Oke Benar! Orang-orangan sawah. Kata Jaden. Bodyguard, sebut Anna. Algojo, istilah yang disematkan Ruby.

Algojo yang mengantantarkannya pada dewi kematian:Anna.

Ck... sebegitu menyeramkannya kah?

Ruby menggigit bibirnya berkali-kali. Ia gugup, bingung dan tak tahu harus berbuat apa. Lebih baik baginya bila harus menerima tantangan berjalan di atas tali daripada menemui Nyonya Anna, yang berdasarkan ingatan pada pertemuan pertama mereka, berperan bak ibu suri yang mendapati putra mahkota berpacaran dengan pelayan istana.

Faktanya: Jaden bukan *pyeha - 폐하 dan Rubby bukan Oh Sunny.

Lalu kenapa Anna mau bertemu dengannya?

"Silahkan masuk!"

Ruby menghela nafas ketika pria itu membuka pintu yang sangat familiar untuknya. Anna mengajaknya bertemu di ruangan Ivy.

Bahkan orang seidealis Ivy mengetahui benar siapa yang berkuasa di sini selain Jaden.

"Siang... Bu..." Ruby memberi sapaan formal kepada Anna. Dan apa yang ia katakan, Bu? Apa bukan Tante? Mam seperti Jaden? Lagi-lagi Ruby menggigit bibirnya. Hanya karena masalah panggilan, perasaannya sudah semacam benang kusut. Lalu bagaimana penampilannya?

GIOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang