14. Perkenalkan, dia adalah.....

6 1 0
                                    


“Putri pertama dan anak tunggal dari Om Ali dan Tante Tantri yang merupakan turunan langsun

g keluarga Kakek Dermawan yang masih ada hubungan pertemenan dengan Kakek Suwono, saudara dari kakek Leo yang adalah teman dari Kakek Rahadian yang adalah ayah dari Papa Candra yang tak lain dan tak bukan adalah papa saya, Om!”

Ruby menahan senyumnya sekaligus ingin mendorong kepala Jaden di tembok!

Seorang pria dengan pakaian tuxedo hitam mengkilat dan dasi kupu-kupu yang seharusnya berbicara ‘anggun’ tentang analisa perkembangan ekonomi dalam angka rasio atau persentase malah bicara ngalur-ngidul sambil menyebut nama-nama anggota dalam group WA bernama  “Perkumpulan Opa-Opa tamvan” yang ketampanannya tak mau mengalah dengan Oppa Lee Min Ho.

Sangat bertolak belakang

“Pacar kamu?” Tanya Seorang bapak yang diajak bicara oleh Jaden

“Bukan Om!” Jawab Jaden “ dia calon teman dekat saya!”

“Bukan...!” Ruby melotot memandang Jaden

“Iya, dia hanya malu mengakuinya” Jaden menunduk memandang Ruby dengan senyum lebarnya.

HOEK. Ruby sudah mutah dalam hati.

“Bukan!” Ruby masih tersenyum memandangi Om tersebut “Kami....”

“Om Abian ke sana dulu... Masih ada rekan penting lainnya yang harus Om temui”

Jaden tersenyum mempersilahkan Abian bergeser dari tempat mereka

“Dia tidak menyukaiku...” Ruby menghela nafas sambil memandangi punggung Abian yang menjauh.

Bodoh! Siapa yang tidak menyukai gadis cantik sepertimu? “Dia tak menyukaimu bila ada di dekatku!”

“Maksudmu?”

“Dia menyukaiku bila aku bersama dengan anaknya.... Selena Arkanza. Perempuan di samping Om Abian!”

Ruby melihat gadis yang dimaksud. Seorang perempuan yang tanpa diragukan kecantikannya, bentuk tubuhnya, kulit mulusnya dan perawatan mahalnya, termasuk bentuk hidungnya yang terlalu sempurna untuk tidak dikatakan sebagai hasil filler. Filler atau tidak, gadis itu jauh dari kriteria untuk di tolak oleh ..... (Ruby memandang Jaden) dia, dan banyak lelaki lain di luaran sana.

“Kalian dijodoh-"

“Pintar!”

Jaden memanggil seseorang  pelayan yang membawa nampan berisi berbagai coctail. Jaden mengambil satu untuk dirinya sendiri dan satu lagi untuk Ruby

“Kau menolak gadis secantik itu?”

“Asal kau tahu, aku dikelilingi banyak gadis cantik”

“Masuk akal!” Ruby menyesap coctail nya. Dia bos televisi nasional yang dikelilingi banyak artis papan atas berparas ayu, para model dan wanita cantik lainnya dengan berbagai kedok pekerjaan. “Jadi, kau menolaknya? Gadis itu?”

“Kapan aku bilang menolaknya?”

“Kau menerimanya?”

“Masih kupertimbangkan...”

“Ahh..” Ruby mengangguk sekali “Kau mempertimbangkannya, tapi kau mengajakku kemari. Ini bukan kebetulan, kan?” Ruby terdiam sebentar untuk menganalisa berbagai kemungkinan “Aku adalah tameng!”

Tameng yang sangat sexy
“Tameng?”

“Iya. Maksudku umpan! Ah, intinya kau sedang memperalatku!”

Jaden terkesima dengan analisa Ruby yang tekesan asal tapi benar. Ia memandang gadis itu dan lagi-lagi mendapati dirinya hanya fokus pada lipstik merah menyala yang membuat gadis itu semakin menarik

GIOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang