Ruby ingat saat itu. Ketika Jaden memandang senja. Pandangan matanya waktu menatap langit. Kosong dan hampa!
Ia juga ingat waktu di villa itu. Ketika ia memandang Jaden sebelum akhirnya Ruby pinsan. Jaden yang terasa jauh, Jaden yang tak terjangkau.
Jaden yang itu... Jaden yang mengingat Naomi?
Apakah benar gadis itu yang ada dipikirannya saat itu? apakah benar langit senja yang dipandanganginya adalah Naomi.
Ruby menarik kembali ingatan yang sangat melelahka itu. Perlahan pandangkannya beralih ke samping, pada Jaden yang sedang mengemudi mobil.
Kalau Naomi tidak sepenting itu, kenapa Tante Anna harus menyebut nama itu? Bukan Selena yang sekarang dijodohkan itu? atau sekarung nama lain yang sudah disiapkan olehnya?
Ruby membiarkan pertanyaan itu menggantung!
Pertunjukan tinggal 7 hari lagi, kenapa ada saja yang menganggu konsentrasinya?
" Masih belum puas mandangin aku terus?"
Suara Jaden mengalihkan pikiran Ruby sejenak.
" Udah kok " Sahut Ruby
" Tapi kok masih ngeliatin terus?"
" Nggak boleh?"
" Boleh!"
Jaden segera menepikan mobilnya di jalan kemudian ikut memandang Ruby
" Kenapa berhenti?" Tanya Ruby
" biar bisa pandang-pandangan.... nggak boleh?"
" Nanti kalo kena tilang gimana?"
" Kan, nggak ada tanda dilarang berhenti"
"Memang kalo nggak ada artinya boleh sembarangan berhenti? Awas kalau sampai ketangkep CCTV"
Jaden menaikkan satu alisnya lalu kembali menancap gasnya pelan-pelan.
" Sudah belum mandanginnya?"
Ruby menggeleng kemudian menghela nafas pelan. Sebenarnya, Ruby sudah berusaha keras untuk tidak terlalu menghiraukan pesan Anna. Tapi, sepertinya usahanya hampir mendekati angka nol. Tak peduli nol besar atau nol kecil, keduanya sama-sama tak ada nilainya.
"Naomi..."
Nama itu meluncur begitu saja dari bibirnya.
Bahkan semua kalimat pembuka untuk menanyakan gadis itu pada Jaden tak digunakannya sama sekali!
Walau suaranya lirih, Ruby tahu kalau Jaden mendengarnya. Terlihat dari raut wajah Jayden yang menengang. Ia masih memandang Jaden dan tak ada respon sama sekali di sana
"Siapa dia?" Lanjut Ruby semakin penasaran
Kali ini Jaden kembali meminggirkan mobilnya. Ia menghadap Ruby yang hanya diam tanpa protes terkena tilang atau tertangkap CCTV.
Mereka terdiam sebelum akhirnya Jaden memandang Ruby dengan tatapan yang tak bisa dimengerti oleh Ruby
" Mami sudah menemuimu?" Tanyanya dingin
Ruby menarik nafas
"Bukankah pesanmu tidak boleh menemui Mami kamu!" Ruby membalas tak kalah dingin.
Jaden menghela nafas lirih "Maaf...." Katanya kemudian. Menyadari suasana di antara mereka menjadi beku
" Apa yang Mami katakan?"
Tak ada jawaban. Jaden menghela nafas. Ia masih memandangi Ruby yang hanya terdiam memandanginya datar. Belum pernah ia mendapati pandangan Ruby yang seperti ini. antara tersakiti dan kecewa.
" Dia... Naomi....Mantan kamu?" Ruby mencoba bertanya ditengah rasanya menahan rasa sakit di dadanya. Jadi benar, gadis itu sangat penting buat Jaden!
Mendengar suara Ruby yang gemetar, perasaan Jaden semakin kacau. Mendengar nama Naomi disebut oleh Ruby rasanya semakin sakit. Jaden bodoh. Cepat atau lambat, Ruby akan mengetahui tentang Naomi.
" Hmm...."
Jawabnya menggantung. Padahal ia sudah bersiap-siap melanjutkan kalimat berikutnya. Nyatanya ia tak bisa. Kalimat itu selesai sampai di sana. ia tak akan pernah bisa melanjutkan kalimat berikutnya yang seharusnya berbunyi
Dia masa laluku.....
Ruby masih menunggu, tapi yang ia dapati hanyalah Jaden yang kini tak lagi memandang dirinya
Dia masa laluku... benar! Tapi Naomi yang dulu masih menjadi masa sekarang nya. Dan mungkin akan menjadi masa depannya juga. Bagaimana Jaden harus menjelaskan hal seperti itu tanpa membuat Ruby terluka?
"Apa kamu ingin bertemu dengannya?"
akhirnya Jaden berkata lirih. kemudian memandang Ruby.
Ruby yang kini memandangnya dengan kaku dan menahan nafas.
"Kita pergi sekarang!"
Jaden ikut menahan nafas.
"Kita temui Naomi...."
----**---
Ditunggu next partnya besok ya.... semoga bisaaa ya karena sangat sibuk banget akhir-akhir ini!!
Ada yang mau kasih cast buat Naomi?????
Silahkan sebuatkan di hati kalian masing masing
Sarangeeee buat yang mau baca tulisan ku ini....
I love you wo ai ni
KAMU SEDANG MEMBACA
GIOK
RomanceEdward Edoardo selalu menemani Ruby Graviella selama menjadi murid di sekolah akrobatik Beijing. Melakukan panggilan telepon, chating dan video call dengan akses terbatas. Tak masalah. Awalnya! Namun semuanya berakhir setelah tiga tahun lewat dua ha...