" Lo yakin bukan gue aja yang nemuin Pak Abian?"
Jaden menoleh memandang Lerry yang sedang menyetir di tengah kemacetan Jakarta pagi hari
"Sorry..." Lerry memandang pada Jaden sekilas "Sekali ini aja kita nggak usah ngomong informal dulu!" Saran Lerry, walau dia tahu sekarang sedang masuk dalam kategori 'jam kerja'. Mereka harus bersikap formal serapi pakaian formal yang mereka kenakan. "Lagipula janji yang dibuat sekretarisnya untuk membicarakan acara ulang tahun On Air TV, jadi aku bisa menanganinya dan mencari alasan masuk akal kenapa kau tidak bisa menemuinya"
Mobil mereka berhenti di tengah kemacetan hingga Lerry bisa menoleh pada Jaden dan memperlihatkan kerutan di keningnya dengan sangat jelas "Firasat gue nggak enak!"
"Thanks Ler sudah memperjelas situasinya!"
"Secara nggak langsung, Lo sudah menolak Selena Arkanza, anaknya! Kalo gue jadi Bapaknya, gue bakal nyekek itu orang sampe mampus!"
Jaden memandang Lerry dengan tatapan maut yang sama sekali tidak ada maut-mautnya buat Lerry saat ini "Thanks loh ya Ler! Lo sahabat yang baek banget!"
"Apa nggak lo pending aja ketemuannya. Setidaknya sampe pagelaran selesai." Lerry memberikan tatapan memprihatinkan
Jaden menghela nafas panjang.
"Gue tahu walau Lo nggak blak-blakan tentang hubungan Lo sama Ruby, tapi Gue ikut kuatir sama hubungan kalian"
Bel dari mobil di belakang mereka, membuat Lerry reflesk menginjak lagi pedal gasnya
"Gue puter balik ya.. biar Gue yang ngatasin Om Abian! Percaya sama ..."
"Apa Lo bisa menghentikan macan yang lagi pingin nerkam mangsanya...!"
Lerry menoleh cepat pada Jaden sebelum akhirnya mengamati kemudinya lagi.
"Gue sudah lama lari dari Om Abian.. Kini saatnya menyelesaikan permainan..."
Jaden berhenti sejenak " Dan menentukan siapa yang menang..."
Lerry ikut menghela nafas
"Lo yakin bisa? Menang?"
Jaden terdiam tanpa memberi jawaban. Ia membiarkannya mengambang sampai mobil mereka berhenti di depan Lobby utama
"Kau tak perlu menungguku. Uruslah semua keperluan untuk pagelaran Minggu ini!" Pesan Jaden sebelum membuka pintu
Lerry mengangguk "Baik Pak!"
Jaden membuka pintu kemudian, diikuti tatapan Lerry sampai bosnya masuk ke gedung besar itu.
" this looks terrible!" Ucap Lerry sambil mengetuk-ngetuk kemudinya dan meninggalkan tempat keramat itu.
----***----
Dua cangkir teh dan isinya terpajang cantik di atas meja. Beberapa saat berlalu dan satu cangkir berpindah ke tangan seseorang, menyusul cangkir yang lain. Keduanya kembali ke atas meja dengan sebagian isi yang berpindah tempat. Untuk beberapa lama keduanya diam di situ tanpa disentuh lagi.
"Bagaimana persiapan ulang tahun televisimu, Jade?" Abian membuka pembicaraan
"Baik Om! Jaden berterima kasih karena Om Abian ikut menjadi sponsor utama kami!"
"Om juga suka bekerja sama denganmu! Om sangat menyukai kinermu. Kau anak muda yang sangat produktif dan luar biasa. Melihatmu seakan melihat Trisiana muda!"
Jaden tersenyum menanggapi. "Terima kasih Om!"
"Om Abian juga tak keberatan jika hubungan kita tak berhenti sampai di titik ini saja"
![](https://img.wattpad.com/cover/163647118-288-k807152.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GIOK
RomanceEdward Edoardo selalu menemani Ruby Graviella selama menjadi murid di sekolah akrobatik Beijing. Melakukan panggilan telepon, chating dan video call dengan akses terbatas. Tak masalah. Awalnya! Namun semuanya berakhir setelah tiga tahun lewat dua ha...