Epilog

31 1 0
                                    


Suara tepuk tangan terdengar riuh di ruangan outdoor yang sudah menjadi 'pesta kebun' termegah tahun ini. Pertunjukan yang disuguhkan untuk sebuah pesta pernikahan menjadi tak biasa karena adanya pertunjukan akrobat yang baru saja disuguhkan untuk para tamu.

Pertunjukan spesial untuk tamu istimewa. Pertunjukan semacam ini biasanya hanya untuk tamu VVIP dan tidak pada sembarang tempat.

Terima kasih untuk Miss Ivy yang sudah menyiapkan semuanya. Walau mereka tahu, pertunjukan ini tidak 'setulus' yang dibayangkan. Gadis itu sudah pasti, punya maksud tersembunyi yang bisa ditebak Jaden dengan mudah; ajang promosi! Simbiosis Mutualisme, its oke! Jade dan Ruby akan mengucapkan terima kasih nanti, karena sampai saat ini Ivy belum terlihat di sudut manapun.

"Kau suka kejutanku kali ini?" Jaden memandang istrinya yang masih tersenyum dengan binar mata yang tak dapat disembunyikan sambil menatap panggung dimana beberapa pemain mulai memasuki backstage.

Ruby memandang Jaden masih dengan senyum lebar yang terpancar

"S-u-k-a S-e-k-a-l-i" Ruby mencium bibir Jaden dengan cepat "Terima kasih!"

Jaden mendekattkan wajahnya di telinga Ruby dan berbisik "Jangan menciumku di sini, kita lakukan saja nanti malam...."

Ruby menjauhkan wajahnya sambil mendecakkan lidah. Tapi tentu jelas bagaimana wajahnya memerah

"Kita lihat saja siapa yang kalah duluan nanti..."

" WUOWW!"

"Sebentar lagi, Lo harus menyalami para tamu dan tidak asik berduaan di sini terus oke!" Kehadiran Lerry menyela moment Ruby dan Jaden. Terlihat wajah Lerry yang sedikit muram karena .. ya ... apalagi, karena Jaden – dalam moment seperti ini pun masih saja menyuruhnya menjadi Manajer utama untuk pesta pernikahan Jaden Ruby.

Keterlaluan!

"Untung Gue lagi happy mikirin nanti malem, kalau nggak..."

"Lo nggak bakalan potong gaji Gue lagi! Ruby nggak akan tega motong gaji gue" Lerry melirik Ruby dan memberi senyuman kemenangan sebelum Lerry meninggalkan mereka.

" Bagaimana Lerry dan Rosa?"

"Putus!"

"Ah... Sudah kuduga..."

"Dia akan mendapatkan penggantinya tidak lebih dari 7x24 jam.."

"Its oke. Yang penting bukan kamu ..."

Jaden langsung menempelkan bibirnya dengan cepat pada Ruby "Never..." Lalu berbisik lagi "Kita lanjutkan nanti malam ..."

"Sepertinya kita harus menyalami tamu sebelum kita berbuat lebih jauh..."

Jaden membuka tangannya agar Ruby bisa melingkarkan tangannya ke lengan Jaden. Mereka berjalan mendekati para tamu kehormatan itu

"Mereka akan mengagumi kecantikan istri Jaden Orlando..."

Ruby tersenyum. Jaden mungkin benar, dengan pakaian pengantin putih tulang berbahan satin dengan sedikit aksen hampir bisa dibilang polos, Ruby tampil begitu elegant. Gaun yang bisa membuat lekuk tubuhnya terlihat indah dan juga sexy karena tampilang backlessnya. Gaun sederhana tapi tak sesederhana harganya tentu saja. Rancangan designer terkenal dan papan atas.

" Sammy sepertinya tak terlihat dari tadi.."

"Dia tadi menelponku. Ada sedikit urusan hingga dia tak bisa datang tepat waktu.."

"Urusan wanita..."

"Well who know!"

"Whatever, walau sedikit mengecewakan, aku tak bisa mencubitnya lagi seperti dulu..."

"Kamu takut aku cemburu?"

Ruby menggeleng mantap "Bagaiamanapun kau berhutang budi padanya karena menjagaku selama ini.."

"Lalu..."

"Calon pacarnya itu tak akan membiarkanku melakukannya..."

Jaden tertawa lebar "Ya ya ya... kau betul sekali... Tapi apa kau tahu siapa pacarnya itu?"

Jaden dan Ruby saling berpandangan cukup intens "Aku rasa kita sudah menebaknya..." Balas Ruby masih memandang Jaden.

Jaden mengangkat alis sebelum akhirnya mengalihkan pandangannya. Hanya beberapa detik sebelum ia kembali menoleh pada istrinya

"Hmmm... aku rasa juga begitu!"

Ruby menoleh ke depan kepada tamu yang baru saja datang

Sammy dengan seorang wanita. Seorang wanita yang nampak.....

Ah ya.. pantas saja.

"Dugaanku benar!" Sela Jaden sambil menarik nafas panjang

"Memang dia orangnya... mudah ditebak!"

Sammy dan gadis itu semakin mendekati mereka. mereka berjalan berdampingan terlihat cukup canggung. Kemudian Sammy nampak tersenyum dibalas dengan Ruby dan Jaden.

Gadis itu memang pantas untuk Sammy. Dia gadis yang baik.... walau sedikit rumit. Tapi tak apa... sama seperti Jaden dan Ruby bisa sampai di titik ini, Sammy juga pasti bisa.

Bukankah dari dulu, begitulah cinta, kekuatannya mampu mengalahkan segalanya.

-

END

-

GIOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang