Kalau digambarkan dalam sebuah bagan, akan terdapat nama Jaden di paling atas, diikuti beberapa garis bercabang di bawahnya. Garis paling pojok kiri: dua ratus juta. Garis tengah: sedan BMW. Garis paling kanan: sebuah apartemen. Ditutup dengan kurung kurawal menghadap ke bawah: Kaya Raya.Kaya yang bukan sekedar Raya biasa. Mari kita bahas lebih detail. Dua ratus juta untuk beberapa orang artinya total gaji yang ia terima di perusahaan selama satu tahun, sudah termasuk tunjangan hari raya dan bonus. Buat Jaden cukup menjentikkan jari dan uang itu muncul keesokan harinya di buku rekening. Mobil BMW sudah lumrah dimiliki orang berduit. Oke, fine, B-aja! Lalu apartemen. B-aja, kan? Anggaplah ia memiliki satu unit pada tower paling mewah, tipe rumah dan bukan studio, sampai di sana masih B- aja, tapi ketika hampir semua pegawai menyapa- ralat- lebih mirip memberi hormat, rasanya cukup untuk memasukkan Jaden dalam rating B+.
Reaksi Ruby?
B-aja
Sammy?
B- aja diluar, nyut-nyut- an di dalam
" Lerry..?" Tanya Sammy berusaha meredam rasa nyut-nyutan yang berakibat pada sebuah penyakit bernama 'keminderan kronis'
"Ada urusan mendadak" Putus Jaden sambil keluar dari lift. Sammy dan Ruby membuntuti hingga Jaden menempelkan kartu dan membuka pintu. Benar... bukan tipe studio!
"Masuklah..."
Lampu menyala, membuat Ruby menahan nafas dan Sammy tanpa sengaja bertepuk tangan dalam hati.
Pemandangna berikutnya adalah sebuah ruangan persegi panjang dengan lantai marmer putih, di sisi kanan mereka terdapat satu set sofa panjang berwarna putih tulang, di sebelah kiri meja makan lengkap dengan empat kursi.
Jaden terus melangkah dan menyibakkan tirai satu persatu. Ternyata ruangan ini dikelilingi oleh pintu kaca yang menghubungkan langsung ke balkon.
Ruby menelan ludah ketika melihat 'isi balkon': sebuah kolam renang pribadi di depan ruang makan.
Bagaimana horang khaiya menyebutnya? Privat sky pool?Sisi balkon yang satunya hanya berisi dua buah kursi kayu dengan bantalan empuk berbentuk oval. Lantainya tak lagi marmer tapi menggunakan vinil dengan motif kayu berwarna coklat.
"Apa kalian mau jadi patung Monalisa?" Jaden menghadap kedua tamunya yang masih termangu.
Ruby melangkah lagi. ia berdiri tak jauh di bawah lampu kristal yang kini menyala dengan warna kuning pastel. Kemudian termangu lagi di pinggir sofa.
"Kita makan di sini?" Jaden mendekati pantry di ujung ruangan
"Atau di sana?" Menunjuk balkon berisi kursi "hmmm.. di sana?"
Sammy dan Ruby termangu ketika yang ditunjuk adalah si privat pool
"Aku bisa meminta pelampung bebek kalau mau!"
KAMU SEDANG MEMBACA
GIOK
RomanceEdward Edoardo selalu menemani Ruby Graviella selama menjadi murid di sekolah akrobatik Beijing. Melakukan panggilan telepon, chating dan video call dengan akses terbatas. Tak masalah. Awalnya! Namun semuanya berakhir setelah tiga tahun lewat dua ha...