12. Ditolak

9 0 0
                                    



" Jade tunggu.."

Panggil Ruby ketika Jaden melaluinya. Barusaja mereka berbicara dengan sengit dan singkat tanpa ada jalan keluar yang baik.

Jadi begini: ketika Ruby merasa pertemuan Jaden dan Ivy ada hubungannya dengan dirinya, ia mengendap-endap untuk mencuri dengar. Firasatnya benar. Semua tentang Ruby. Ia diterima kembali dan tak jadi dikeluarkan. Kabar gembira!

Kabar buruknya Sammy yang akan dipulangkan. Karena itulah, begitu Jaden keluar Ruby menahan Jaden dan memaksanya untuk mengembalikan Sammy. And it doesn't work!

"Kau masuklah. I wanna talk with you!"

Ruby menoleh pada Ivy yang berdiri di batas pintu ruangannya

"Sorry Miss! Saya harus berbicara dengan Jaden dulu" Ruby segera beranjak tapi buru-buru menoleh "Maaf karena saya menguping dengan lancang..."

Ruby menunduk untuk berpamitan kemudian berjalan cepat meninggalkan Ivy yang menghela nafas lelah. Ia  memandangi Ruby yang menghilang keluar dan berganti dengan beberapa anggota yang memasuki ruangan

"Aku berterima kasih untuk semua yang kau lakukan.." Ruby mengekor di belakang Jaden.

"Bagus kalau kau menyadarinya!"

Jaden masih melangkah tanpa menoleh

"Tapi tolong pertimbangkan kembali keputusanmu Jade"

"Aku sudah mempertimbangkannya sejak kemarin"

Jaden berhenti dan Ruby sukses menabrak tubuhnya. Aroma kayu manis dan vanila yang lembut menguar dari pakaian Jade, membuat Ruby ingin berlama-lama di sana. Tapi wait... ini bukan waktu yang tepat bukan?

Ruby hanya mendesis sambil mendongak menatap Jaden sementara Jaden menunduk menatap gadis di bawahnya- lebih tepat gadis yang tingginya sebahunya

"Kalau kau bersikeras memulangkan Sammy, aku akan menolak tawaran Miss Ivy"

"Are you kidding me? Setelah semua yang aku perjuangkan?"

Ruby mengangkat bahu

" What do you mean with---?" Jaden ikut mengangkat bahu untuk kemudian terkekeh "Oh I see. Kalian berdua terinspirasi Romeo Juliet..."

Mulut Ruby terbuka tak mengerti

"Hidup mati di pementasan. Sammy keluar kau keluar. Sammy masuk kau masuk. Sangat Romantis! Perlu kah aku mengirimkan bunga ucapan bela sungkawa karena kalian akan dipulangkan bersama-sama ke Beijing.."

Ruby menggeleng tak percaya. Kini yang ia perjuangkan bukan hanya nasibnya... ah kalau di pikir ulang ia tak peduli lagi dengan mimpinya ketika menghadapi pria keras kepala seperti Jaden. Ia lebih memilih kembali ke Beijing daripada memohon kepada pria di depannya.
Tapi Sammy... Setelah apa yang ia lakukan untuk membelanya, Ruby tak mungkin berdiam diri

"Baik..." Ruby merendah "Aku mewakili Sammy meminta maaf untuk.." Ruby menggigit.

Ahhh Sammm... kau memukulnya terlalu keras...

"Itu..." Ruby menunduk sambil menunjuk wajah Jaden yang lebam, ikut merasa bersalah atas apa yang menimpa Jaden

" Maafmu ditolak..."

Dan ketika ia menegakkan tubuhnya Jaden sudah berbalik

"Tunggu tunggu...." Ruby memegang lengan Jaden "Aku mohon..." Katanya sambil berjalan mundur di depan Jaden

"Berikan Sammy kesempatan sekali lagi"

Jaden menggeleng dengan wajah enteng "Sammy memukulku demi kamu. Dan kamu memohon demi Sammy. What the ffu...." Jaden menatap Ruby lurus-lurus "Kenapa sih kalian tidak jadian saja! Daripada berperilaku menye-menye begini!"

Dan Ruby benar-benar benci harus memohon lagi pada Jaden

"Tolong..."
Toh, akhirnya dia memohon lagi

"Di-To-Lak!"
Jaden melepaskan genggaman tangan Ruby

"Kalau begitu aku akan kembali ke Beijing.."

"Bagus.. susul saja pacarmu!"

Jaden melambaikan tangan santai sambil membuka pintu mobilnya. Ia terdiam sejenak sebelum menyalakan mesin dan terdiam beberapa saat.

Tunggu.. ada yang ganjil!

Bukan begini seharusnya!

Karena emosi akibat pertolongannya tak dianggap, ditambah si gadis bebal itu hanya memikirkan Sammy, Jaden melupakan satu hal yang sangat penting

-Anna-

-Penangkal perjodohan politik-

-Permainan gila-nya-

Ah ya.. benar! Dia baru saja mengajak ibunya bermain kemarin dan syarat pertama permainan adalah: Ruby tak boleh pergi kemanapun.

Jaden menggaruk kepalanya

Sialan

Ia mengetuk-ngetuk kemudinya dan berpikir lagi

Main- bendera putih – main- bendera... merah. Oke!

Jaden membuka gagang pintu dan keluar sambil melongokkan kepala dari kap mobil

"Hei...." Panggilnya

Ruby memandangi Jaden dengan kesal. Dan sekali lagi, Jaden suka melihat tatapan seperti itu

"Sammy akan kumaafkan. Dia tak akan pergi kemana-mana"

Mata kelabu Ruby kembali berbinar. Jaden lebih menyukainya yang seperti ini.

"Kamu juga tak perlu kemana-mana"

Sebuah senyum kecil dan canggung terlihat di bibir Ruby-Jaden juga suka yang ini

Tapi Ruby buru-buru menelan senyuman itu. Ia ingat bahwa ia sedang serius dan marah pada Jaden. Sangat memalukan bila ia memperlihatkan raut wajahnya yang begitu cepat berubah dan terlihat tidak konsisten.

"Kau mau dia benar-benar kumaafkan, kan?"
Tanya Jaden masih di samping mobilnya

Ruby diam jual mahal

"Mau tidak?" Tanya Jaden lagi

Ruby memandangi Jaden dan mengangguk kesal.

"Bagus!" Lanjutnya "Aku akan memaafkannya asal kau menuruti satu permintaanku..."

Ruby terpana sebelum akhirnya bertanya "Apa it-?"

Jaden tak menjawab dan kembali ke mobilnya. Dilihatnya wajah Ruby dari kejauhan. Wajah yang penuh keterkejutan, tidak percaya dan ingin protes. Ruby bahkan berjalan cepat menuju mobil Jaden tapi Jaden buru-buru menyalakan mobil. Tingkat kedongkolan gadis itu pasti seperti yang dikatan Lerry: Tercemar tingkat akut.

Hahahahahaha.....

Jaden puas.

Dan mengenai satu permintaan, ia menyesal karena tidak meminta sepuluh sekalian. Karena semua hanya keisengan belaka. Tapi lihatlah gadis itu.... dia benar-benar serius dan mungkin susah tidur semalaman.

Jangan-jangan dia berpikir kalau Jaden akan mengajaknya.... you know lah, seperti yang dibilang Lerry kemarin. 

Astaga Jade, kalau lo emang kepingin.. you know, M*  lo kan bisa bayarr.....

Mengerti kan anak-anak?

Iya bu guruuu

----***----

Salam dari Romeo Juliet yang sudah resmi sahabataaan ya😁

Salam dari Romeo Juliet yang sudah resmi sahabataaan ya😁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



GIOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang