35. H-1

9 1 0
                                    

Sammy berlari dengan cepat, menyusuri koridor bandara dengan membawa tas ransel berisi pakaian latihannya. Gladi bersih sudah selesai satu jam yang lalu. Beruntung, kota Jakarta pada pukul 23.00 terbilang 'lengang' hingga Sammy bisa menemui Ruby sebelum mereka berpisah untuk waktu sebentar.

Setidaknya, ia adalah sahabat yang baik, yang rela mati-matian mengantar sahabatnya kembali.

Bukan bukan, jangan salah! Kali ini ia akan melepas atribut 'sahabat baik' dan mulai berperan sebagai seorang pria yang akan menyatakan perasaannya secara gentle, seperti yang sudah Jaden ingatkan kemarin. Sammy akan mengakhiri semua kesalahpahaman Ruby yang menganggapnya berpacaran dengan Ivy hanya karena mereka menghilang secara bersaamaan waktu itu. Ivy dan semua wanita seksi yang disebut Sammy hanyalah tameng untuk menyembunyikan perasaannya pada sahabatnya sendiri demi sebuah alibi 'takut Ruby menjauhinya".

Lalu bagaimana Sammy harus memulai?

Aku mencintaimu..

Terlalu to the point

Apa kabarmu

Lalu dijawab baik baik saja.

Bagaimana kalau kita berpacaran saja?

Biuhhh... dia akan langsung ditolak saat itu juga.

Lalu apa yang harus dikatakan Sammy?

Ada ide?

Entahlah... Sammy hanya bisa berlari sampai menemukan Ruby yang duduk di ruang tunggu pengantar. Hati Sammy mendadak sangat lega. Ia tak peduli lagi dengan semua kata pembuka yang sampai detik ini, ketika jarak antara mereka hanya sepuluh langkah- belum ia berhasil ia temukan. Setidaknya ia tak perlu lagi memendam semua rasa suka yang menyesakkan. Sammy sudah menyiapkan skenario terburuk: Ditolak!

Andai itu terjadi, Sammy akan tetap menjadi Sammy, sahabat terbaik Ruby Graviella.

Tapi sekarang, lupakan semua ide itu karena Sammy akan melakukan eksekusi pernyataan Cinta...

" BYY!!

Ia berlari mendekati Ruby yang menoleh mendengar panggilannya.

Ini saatnya....

"Samm.. Buat apa kamu ke sini...."

"Mengantarmu..." Sammy mengatur nafasnya yang naik turun dengan cepat. Ia masih memandang Ruby yang juga memandangnya. Ah mata gadis itu memang indah sejak dulu. Sammy tak pernah berhenti mengaguminya. Dengan cepat Sammy meraih tangan Ruby hingga membuat gadis itu menatapnya semakin tak mengerti

"Untung kamu belum pergi ..." Ucap Sammy. jantungnya  berdegup semakin kencang karena gugup sekaligus antusias.

Ini saat yang ia tunggu..

"By... aku mau bilang sesuatu sama kamu..."

"Ya...?" Ruby menoleh ke samping lalu ke belakang Sammy dan kembali menatap Sammy

"Aku mau bilang kalau aku-"

"Kamu sendirian Sam?"

Sammy terdiam sambil memandangi Ruby yang bergeming "Maksud-"

"Bukankah gladi bersih sudah selesai!"

Sammy mengangguk

"Ah.."Ruby menunduk sejenak sambil menarik nafas dalam "Dia bener-bener nggak datang rupanya...."

Ucapnya mengambang.

Tanpa sadar Sammy merenggangkan genggaman tangannya. Sebuah desahan lelah keluar dari bibirnya. Ucapan Ruby yang singkat itu membuat semua perasaan menggebu-gebunya lenyap dalam hitungan detik

GIOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang