Apa yang membuat hati Ruby melonjak kegirangan?
Jajaran stand makanan bertuliskan "Ayam penyet", "Gudeg Jogja", "Bakso Malang" dan semua jenis masakan khas Indonesia lainnya? Atau, melihat langit Jakarta yang konon kabarnya( kemarin malam-red) lebih biru dari langit Beijing?
Tet Tot. Salah
Senyumnya sudah tak bisa bermain petak umpet sejak ia mendengarkan orang berbicara dalam bahasa Indonesia. Bukan hanya satu orang, tapi begitu banyak orang! Di depannya, di belakangnya, di kanan kiri, di MANA-MANA. Matanya yang sudah menjelma menjadi mata panda memiliki hobi baru: membaca berbagai tulisan dalam bahasa Indonesia: Kedatangan, Pengambilan Bagasi, Transportasi umum, Area perbelanjaan, Mushola, sampai pengumuman dilarang membawa narkoba dan barang terlarang lainnya.
Sesederhana itu!
Dan semuanya buyar ketika ia melihat Sammy sudah berkacak pinggang menunggunya di depan pagar pembatas.
" Jam berapa ini?"
Bukan sambutan yang baik
" Jam delapan lebih empat puluh menit"" Lebih lima belas detik" Tambah Ruby
" Artinya: Aku nunggu di sini dua jam lebih" Lanjut Sammy kemudian berjalan dengan cepat "Dua jam yang membosankan..." Sammy tiba-tiba menghentikan langkah dan menoleh kepada Ruby yang mengikuti jejak kakinya dengan sigap
"MEM-BO-SAN-KAN" Tegasnya lalu berjalan lagi seolah lupa kalau barusan sedang melakukan rem mendadak
"Tahu apa yang aku lakukan?" Menghela nafas. "Duduk, diam, toleh kanan toleh kiri, beli chiki, minum air botolan.. diam lagi.. duduk lagi.. minum lagi... mondar mandir.. menahan kantuk.. ah ya.. aku harus bangun pukul empat pagi karena wasiat darimu 'Standby pukul enam pagi'..."
Bunyi derak roda koper mengiringi langkah mereka menuju parkir bandara. Sammy masih mengoceh.
Its oke! Ruby bisa memakluminya. Ia membiarkan Sammy menghabiskan seluruh stok kata-kata keluhannya. Walaupun Sammy cerewet, mirip ibu-ibu yang hobi bergosip di pasar, tapi hatinya seputih bulu merpati, baik hati!
" Terima kasih Sam..." Ucap Ruby ketika Sammy mengambil kopernya dan meletakkan ke dalam bagasi mobil.
" Beruntung kita menemukan mobil butut ini..." Nah, ganti topik, sepertinya Sammy sudah berhenti mengomel. "Kamu sih!"
Ruby menunjuk dirinya heran
" Jadwalmu terlalu mendadak dan aku tak tahu harus sewa mobil di mana. Jadi aku pilih asal-asalan, dan ya ini! Mobil butut ini yang kudapat!" Sammy membukakan pintu untuk Ruby "Tapi tenang, aku yang akan bayar ongkos sewanya!" Lalu menutupnya, memasuki mobil dan duduk di belakang kemudi.
" Bisa?" Tanya Ruby ketika Sammy menstarter mobil. Satu kali gagal, dua kali gagal "Nggak mogok, kan?"
Bunyi mesin menyala adalah jawabannya.
--------------------------------------------------------Baru saja Ruby merasa pada puncak peralihan dari dunia nyata ke dunia mimpi, tiba-tiba ia terbangun. Ada yang aneh. Ia mendengar samar-samar bunyi mesin baru di hidupkan.
"Samm?"
Pemandangan pertama adalah mobilnya mati di tengah jalan.Sammy mencoba menghidupkannya, bisa! Maksudnya bisa jalan sampai di pinggiran trotoar kemudian mati lagi.
"SAM!!! Kamu bercandaaa!!!" Ruby mengacak-acak rambutnya frustasi. Ia sudah dalam tahap 'sakau' dengan ranjang, bantal, guling dan teman-temannya itu.
"Mana mungkin By! Aku nggak mau ya bermain-main sama macan tidur yang kelaperan!"
Ruby kehabisan tenaga untuk mengeluarkan jurus tapak kera sakti yang menghabisi siluman ular putih
KAMU SEDANG MEMBACA
GIOK
RomanceEdward Edoardo selalu menemani Ruby Graviella selama menjadi murid di sekolah akrobatik Beijing. Melakukan panggilan telepon, chating dan video call dengan akses terbatas. Tak masalah. Awalnya! Namun semuanya berakhir setelah tiga tahun lewat dua ha...