47
Kejutan di pagi hari
Satu tahun kemudian
"One two three.... .!" Mister Rusia menepuk tangannya sesuai dengan iringin musik lambat yang mengalun. Seperti biasa para pemain akrobat melakukan gerakan-gerakan mereka dengan sempurn kecuali..... " Hei..... YOU!"
Ia melihat seseorang di barisan paling belakang. Yang ditegur sudah mematung dengan wajah tegang ketika Mister Rusia mendekatinya, sebelum akhirnya seorang wanita menghadang pelatih itu.
Miss Ivy nampak berbicara dengannya hingga pria itu sekali kali mengangguk. Tak lama ia berbalik dan mengawasi yang lain.
Ivy menghampiri gadis itu dan mengucapkan sesuatu "Kamu temui aku setelah latihan ini selesai... By!"
Ruby, si tersangka mengapa Mister Rusia sampai mendekatinya mengangguk kemudian memandangi kepergian Ivy. Ia perlu mengucapkan banyak terima kasih kepada Ivy. Selama satu tahun mendapat perawatan intensif karena kecelakaan, Ivy lah yang mengurusi semuanya secara langsung. Ruby tahu kecelakaan saat pementesan memang ditangani oleh akademi, tapi ia tak menyangka kalau pelayanan yang ia dapatkan akan sebaik ini.
Dan yang paling membuat Ruby bahagia adalah saat ini. Saat ia sadar kalau ia masih bisa bergabung dengan tim akrobat. Walau harus memulai dari awal, dan tak mungkin untuk meraih mimpi menjadi pemain akrobat, tapi setidaknya, ia masih bisa bermain di sini.
Karena.. ya... Ruby benar-benar mencintai akrobat. Hanya ini yang bisa mengalihkan perhatiannya. Yang bisa membuatnya lupa akan satu nama.. walau saat ia berhenti, semua memorinya kembali berputar pada satu titik itu.
"Im proud of you..." Ivy menyambutnya saat Ruby benar-benar duduk di hadapannya, sesaat setelah latihan usai.
"Saya juga berterima kasih atas kesempatan yang diberikan dan juga semua yang sudah dilakukan akademi untuk recovery saya selama setahun ini..."
Ivy mengangguk. "You deserve! Kau memang pantas mendapatkan semua fasilitas itu. kau juga pantas mendapat kesempatan kedua. Walau ya... you know, kamu tak bisa menjadi pemeran utama....."
"It's okay Miss. It's better to be here than at home.."
Ruby tersenyum, Ivy membalas.
"But... i have a good news for you...." Ivy mencondongkan tubuhnya dengan semangat. "Kamu bisa mengambil cuti dan pulang...."
Ruby memandang Ivy sejenak hanya untuk mencerna kalimat yang artinya sangat sederhana. Cuti dan Pulang. Cuti artinya mendapat libur tanpa perlu mengikuti serangkaian latihan rutin. Pulang artinya kembali ke Indonesia.
Hati Ruby hampir bereaksi secara berlebihan hingga ia ingin sekali melompat di depan Ivy.
"Pulang?" Ruby masih tak percaya. Lebih tak percaya karena Ivy sendiri yang mengatakannya. Ivy yang terkenal sangat pelit masalah libur dan paling cepat menghitung yang disebabkan salah satu anggotanya pergi dan paling bahagia bila harus memberi punishement. Ya Ruby sudah mengalaminya sendiri dan tak akan mengulanginya lagi karena tak ada siapapun di belakangnya. Bahkan selepas dari pemulihan dari cidera, Ruby tak pernah mendapat libur, lalu kini dia jatah cuti itu menimpa kepalanya- benar-benar seperti tertimpa durian- maaf – berlian runtuh
CUTI!
"Kau tak mau mengambil kesempatan ini?"
Ruby langsung kelagapan sambil menggoyangkan tangannya dengan cepat. Takut bila kesempatan itu akan hilang secepat mendombrak pintu.
" Minggu depan, siapa tahu kamu bisa menikmati hujan pertama di Jakarta...."
Ruby terpana. Minggu depan? Secepat itu? Ini bukan mimpi indah semata yang bila dia mencubit dirinya sendiri akan terbangun dari tidurnya, kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
GIOK
Любовные романыEdward Edoardo selalu menemani Ruby Graviella selama menjadi murid di sekolah akrobatik Beijing. Melakukan panggilan telepon, chating dan video call dengan akses terbatas. Tak masalah. Awalnya! Namun semuanya berakhir setelah tiga tahun lewat dua ha...