39. Jatuh Sejatuh Jatuhnya

14 0 0
                                    

"Kamu yakin merekam aksi Ruby?" Lerry meletakkan ponselnya di atas meja dengan mode: speaker on! Ia menyiapkan laptopnya sementara mendengarkan suara Sammy yag tidak bisa terlalu jelas terdengar karena keriuhan di belakangnya.

"Yakin. Asal kamu tetap jaga kesepakatan kita..."

"Tentu Sam. Dont worry to much. Gue profesional. Gue nggak akan tunjukkan apapun ke Jaden" Jawab Lerry penuh keyakinan.

"Lagipula gue juga nggak mau Jaden nggak move on dari gebetan kamu itu! kalau sampe dia lihat Ruby lagi, gue jamin dia akan jomblo seumur hidup!"

Lerry menyalakan laptopnya. "Dari awal, honestly, gue suka penampilan Ruby. Gue penasaran sehebat dan se- tough- apa dia. Dan ya.. harus gue akui gue bangga punya teman seorang pemain akrobatik yang hebat!"

"Whatever. Aku lakukan semua karena aku balas budi sama kamu. Tanpa kamu aku nggak akan bisa jadi tamu VIP begini!"

Lerry mengangguk sambil tersenyum bangga. Beruntung juga dia punya mantan bos seperti Jaden yang mengajarinya 'pandai di segala bidang' hingga ia tak didepak dari CGM Group dan malah menjadi sekretaris junior Nyonya Anna, murni karena kemampuannya. Dan endingnya, ia bisa bermain nepotisme dan menempatkan Sammy di tamu VIP

"Simbiolis mutualisme! Aku tunggu video kamu!"

"Oke deal!"

Panggilan diputus. Lerry menyiapkan laptop yang berfungsi untuk mengerjakan tugas kantor sambil menunggu. Begitu Sammy mengirimkannya, ia akan melihat di laptop agar dapat melihat dengan jelas penampilan gadis itu

Satu jam menunggu dan ia mulai mengantuk. Lerry memilih duduk di sofa sambil menggenggam ponselnya. Dan entahlah, karena terlalu kelelahan ia tertidur begitu saja. Ketika ia membuka mata, ia mencari ponselnya yang sudah terjatuh dan melihat jam yang tertera di layar.

Oke, fix, dia tertidur hingga pagi. Ia mengamati ponselnya dengan satu pesan dari Sammy.

Ah ya... niatnya untuk melihat pertunjukan Ruby kemarin malam gagal total. Ia langsung membuka pesan itu dan terdiam beberapa detik. Jantungya berdetak kencang sementara rasa kantungnya hilang tanpa jejak.

Ruby kecelakaan?

Apa maksudnya? Kenapa hanya pesan singkat itu yang dikirim Sammy. Lerry mencoba menghubungi ponsel Sammy beberapa kali tapi tak ada respon

Tahu usahanya berujung pada kesia-siaan, Lerry bergegas menuju laptonya dan mencari berita tentang Sparkling High Academy dan dengan mudah ia menemukan beritanya. Masih dengan jantung berdegup, Lerry membacanya

Astaga.. benar... di video itu... Ruby

"Lerrrr.... Morning!!!"

Pintu terbuka dengan cepat dan Jaden muncul begitu saja di depan pintu.

What the f***k!

Sial sial sial dua belas kali sialan!!!!!!!! Sumpah! Kenapa Jaden muncul sepagi ini, D*mn!

--------***--------

"Lihat gue bawa apa pagi ini...!" Jaden mengangkat dua bungkus plastik di depannya sambil menutup pintu "Sarapan spesial buat kita berdua...." Jaden buru-buru meletakkannya di meja. Tak ada respon dari Lerry. Tumben

"Gue sengaja beliin ini buat lo. Gue temen yang baik kan?"

Lo lagi horni atau habis nonton film porno sih? Homo banget!

Jaden pikir komentar itu yang akan keluar dari bibir Lerry yang akhir-akhir ini selalu menggodanya dengan hal-hal semacam itu.

"Nasi uduk ter- the best se Korea Utara!" Jaden masih bersemangat menata sarapan pagi yang memang sengaja ia beli untuk membalas sedikit kebaikan Lerry yang sering memberinya makan.

"Ah ya pesanan kaos kapan hari untuk acara milenial itu...."

Ucap Jaden sambil membalikkan badan "Sudah hampir selesai..."

Kening Jaden mengeryit ketika mendapati Lerry yang masih berdiri di tempatnya. Ada yang aneh! Sungguh sangat aneh! Dan tentu saja semua bukan karena Jaden yang sembarangan masuk ke dalam apartemennya. Yang dapar Jaden simpulkan adalah: wajah tegang Lerry. kemudian, tingkah Lerry yang begitu gugup.

"Whats wrong Lerr..." Tanya Jaden was-was ketika ia melihat temannya tak berkutik dan membisu. Sungguh bukan Lerry yang ia kenal!

Niat Jaden datang pagi-pagi untuk mengajak sarapan tiba-tiba menguap begitu saja. Siapa yang bisa memikirkan makan pagi ketika menghadapi seseorang di depanmu yang berwajah pucat, tapi rasa-rasanya bukan karena sakit.

"Itu..."

Kening Jaden mengernyit.

"Ada yang lo sembunyikan dari gue..."

Lerry menahan nafas. Satu-satunya hal yang bisa ia lakukan saat Jaden datang adalah mematikan video yang ia putar. Tapi ia tak cukup yakin dengan gestur tubuhnya sekarang, Jaden tak bisa membaca situasinya.

Dan firasat Lerry benar. jaden benar-benar bisa membacanya. Lelaki itu buru-buru berjalan ke belakang Lerry, pada laptop yang sengaja ia tutupi. Lerry buru-buru mencengkram lengan Jaden dan berusaha mencegahnya. Tapi ia rasa cengkramannya lebih mirip genggaman yang sangat lemah. Bahkan ia sendiri gamang apakah harus menyembunyikannya dari Jaden

Perasaan Jaden semakin amburadul ketika melihat pada layar laptop.

Accident at the High Sparkling show, one victim
One player fell, the show was stopped
The worst accident of show this year

Headline yang Jaden baca membuat bulu kuduknya berdiri. Jaden buru-buru menoleh pada Lerry

"Ini maksudnya apa?"

Tak ada jawaban dari Lerry.

Dengan rasa takut yang overdosis dan tangan yang bergetar, Jaden mencari video yang berkaitan. Ada beberapa video amatir yang beredar, dan Jaden memberanikan diri membuka salah satunya.

Video itu memperlihatkan pertunjukan mirip sirkus, seseorang berayun dari ketinggian. Walau video itu tidak begitu jelas, tapi Jaden yakin siapa gadis yang ada di sana. satu kali gadis itu berayun, lalu kedua lalu ketiga dan seseorang yang lain menangkapnya. Entah berapa detik, ketika tubuh gadis itu berayun ke atas dan pegangan mereka terlepas.

Jaden melihat bagaimana tubuh gadis itu melayang jatuh dari ketinggian kemudian terhempas di pinggiran jaring sebelum akhirnya menghantam tanah.

Sumpah demi apapun Jaden merasa tak bisa bernafas. Ia hanya terpaku ketika gambar dilayar mendadak kacau ke berbagai arah dan terdengar teriakan histeris sebelum akhirnya hanya ada gelap di layar. Keringat dingin mulai bercucuran dan kepala Jaden mendadak pening. Semakin lama ia merasa tubuhnya terguncang

"Jadee... JADEN!!"

Jaden melihat Lerry sudah memegangi pundaknya dengan keras, membangunkan kesadarannya pada titik gamang. Ia merasa bisa bernafas dengan kecepatan naik turun tak beraturan hingga beberapa lama. Kemudian ketika kesadarannya benar-benar pulih, ia merasa jantungnya dihujam ujung kaca yang tajam dan diputar tepat di pusatnya.

Rasanya ingin mati!

" Ruby.... " Jaden mencengkram krah pakaian Lerry " Dia... " Ucap Jaden dengan gemetar tanpa bisa melanjutkan karena ketakutan kini melilitnya. Ia menunduk menahan gejolak dahsyat dalam dirinya, sebelum akhirnya air matanya jatuh tanpa tahu kapan akan berhenti.

Benar apa pepatah, kau tak akan tahu seberapa besar kau mencintai seseorang, sampai akhirnya kau kehilangannya. Ruby Graviella, kau harus tahu mampu bertahan, dengan cara apapun, agar Jaden Orlando tahu bagaiamana caranya melanjutkan hidup.

----***-----

GIOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang