Ruby duduk di kursi penonton dengan diam yang pekat. Ia melihat sekelilingnya, banyak orang asing mengelilinginya. Ya, tentu saja, karena tak hanya kelompok akrobatik yang berlatih tapi juga kelompok-kelompok yang lain: singer, dancer, pesulap bahkan para artis terkenal yang belum sempat Ruby hafal satu persatu.
Ia mengedarkan pandangannya mengamati gedung yang selama ini mereka gunakan untuk melakukan latihan. Hari ini adalah hari terakhir mereka berlatih di sini. Besok mereka akan melakukan latihan di tempat pertunjukan sebelum akhirnya gladi kotor dan gladi bersih di tempat itu
Benar.. gedung pertunjukan yang akan ME-RE-KA gunakan untuk pertunjukan.
Bukan dirinya!
Ruby tak akan di sana!
jadi apakah ia harus mengucapkan selamat tinggal di sini?
"Semua pemain harap berkumpul di tengah... akan ada beberapa pengumuman!" Salah satu penyelenggara menggunakan mix untuk mengumpulkan semuanya. Ruby berdiri dari duduknya dan berkumpul bersama kerumunan orang di sana.
Kali ini ia terpaksa berdiri sendiri karena Sammy nampak ada bersama kerumunan pemain utama. Sammy...Sammy.. Ssammy... sepertinya ia sangat sibuk hingga mereka jarang berkomunikasi.
"Hari ini sebelum Saya memberi pengumuman penting.. Saya akan memperkenalkan kepada Anda sekalian, orang-orang penting yang membuat acara Anniversary bisa terwujud!" Sambung orang di atas panggung itu. " Beliau-beliau inilah penyelanggaranya..."
Ruby mengangkat wajahnya, tepat di arah panggung, kepada deretan orang-orang dibelakang pembawa acara. Di sana.. diantara orang-orang itu, ada Jaden yang sudah memandanginya dan memberi senyuman termanis untuk Ruby.
Untuk kesekian kalinya Ruby hanya bisa terpaku, merasakan sunyi yang mendalam ketika memandang mata gelap Jaden. mata gelap Jaden yang kini terlihat berbinar dan hidup kembali.. walau sayang, sebentar lagi sinar itu bukan untuknya.
"Yang pertama Ibu CEO kita yang terhormat, Ibu Trisiana Rahadian"
Terdengar suara tepuk tangan yang menggema.
Tatapan Ruby beralih pada Anna, Ibu Jaden yang nampak benar-benar terhormat dengan pakaian yang ia kenakan sekarang. Beliau memang nampak sangat bersahaja dan begitu anggun.
Penyelanggara tadi, menyebut beberapa nama yang tak dapat Ruby dengar satu persatu karena ia terlalu lama mengamati Anna dan deretan orang-orang di sampingnya.
.... tapi sepertinya kau cukup tak tahu malu menyamakan kedudukanmu dengan kami...
Kata-kata itu kembali terngiang dan sepertinya semakin jelas terasa kebenarannya. Mereka, beliau-beliau yang terhormat itu- memang terlihat sangat-sangat sepadan di sana. Sama-sama berkelas, berbeda dengan dirinya yang kumuh. Mau dilihat dari mana saja jawabannya tetap sama!
"Dan yang terakhir. Ibu Selena Arkanza... wanita cantik, calon menantu Ibu CEO yang juga adalah sponsor utama kita...."
Suara tepuk tangan diiringi suitan beberapa orang terdengar. Pandangan Ruby yang sejak tadi berpendar pada orang-orang itu kini fokus pada wanita di samping Jaden, Selena Arkanza. Gadis berambut panjang bergelombang yang sebagian rambutnya diikat ke belakang. Tubuh rampingnya tampak indah dengan balutan busana kerja merah muda dan sepatu vantovel tinggi warna putih.
Dan ya Tuhan... gadis itu, Selena Arkanza, gadis yang tanpa Ruby sadari ada di samping Jaden itu, sungguh sangat cantik. Sangat anggun, sangat elegant, sangat berkelas dan sangat sepadan berdiri di samping Jaden.
Jaden bukan hanya membutuhkan seorang pendamping, tapi juga seorang partner. Bukan hanya sekedar Teman hidup, tapi juga seorang pelengkap. Seseorang yang bisa melengkapinya untuk menjadi direktur kelak

KAMU SEDANG MEMBACA
GIOK
RomansaEdward Edoardo selalu menemani Ruby Graviella selama menjadi murid di sekolah akrobatik Beijing. Melakukan panggilan telepon, chating dan video call dengan akses terbatas. Tak masalah. Awalnya! Namun semuanya berakhir setelah tiga tahun lewat dua ha...