08

6K 204 4
                                    


"Pertanda baik atau buruk?"

•••

Pertandingan babak kedua dilanjutkan, dengan dukungan yang diberi oleh seluruh murid SMA Nusa. Aldi dan timnya lebih bersemangat, ia tidak mau dipermalukan lagi oleh Devan.

"Semangat!" Teriak Carissa penuh semangat.

Selang beberapa detik, Aldi memasukkan poin. Poin pun berubah menjadi 1-0, tak menunggu waktu lama Aldi dan timnya bisa menambah poin.

"Sial" Ucap Devan pelan.

"Btw Devan ganteng juga ya, cool lagi. Tapi gue masih pilih Aldi." Celetuk Carissa.

Lea tersenyum tipis.

"Ini Carissa maunya apa sih? Jangan-jangan bener kalau Carissa masih berambisi untuk dapetin Aldi" batin Lea.

Tak terasa, pertandingan sudah hampir selesai. Kali ini, tim Aldi memenangkan pertandingan. Sisa satu babak lagi, babak penentuan.

"Kurang ajar! Gimana bisa si Aldi menang?!" Tanya Devan penuh emosi.
"Lo ngomongin gue? Merasa kalah lo, ya" Ucap Aldi yang tiba-tiba masuk ke ruang ganti tim SMA Bakti.

"Anjing! Berani lo masuk-masuk kesini" Devan mendekatkan diri ke Aldi.

"Apa lo!" Aldi menatap tajam ke arah Devan.

"KALIAN MAU APA?! pertandingan udah mau mulai" Teriak Lea, yang membuat keduanya menengok ke arahnya.

"Gak kok, kita gak apa-apa" Ucap Aldi merangkul pundak Devan.

"Mending kalian ke lapangan sekarang, semuanya udah nunggu kalian dari tadi" Ucap Lea menunjuk lapangan.

Aldi mengangguk dan berjalan terlebih dahulu, sedangkan Devan ia mengikuti di belakang. Devan melirik ke arah Lea, dan tersenyum sinis. Entah apa yang ingin ia lakukan, apa memberi pertanda baik atau buruk.

Lea menyusul di belakang, jujur saja Lea bingung terhadap sikap Devan tadi. Melirik kemudian tersenyum sinis, seperti merencanakan sesuatu.

Pertandingan dimulai lagi, ini ialah babak penentuan. Siapa yang akan kalah? Aldi atau Devan?. Mereka memulai pertandingan dengan tatapan penuh dendam.

"Siapa cewe tadi? Pacar lo?" Tanya Devan dengan nada menantang.

"Apa urusan lo! Lo gak perlu tau, Devan!" Jawab Aldi penuh emosi.

"Emosi lo? Takut cewe lo diambil gue lagi? Terus meninggal." Tanya Devan tersenyum sinis.

"Berengsek!"

Bukk.

Devan terjatuh di lapangan, Aldi dengan sengaja memukul Devan. Ia tidak tahan, jika Devan mengungkit-ungkit masa lalunya.

Semua penonton terkejut, begitu juga dengan Lea dan Carissa. Semua penonton menuju lapangan, sama halnya dengan Lea. Sebagai PMR, ia harus menolong Devan. Para petugas PMR menggotong Devan ke UKS.

"Aldi?! Apa yang lo lakuin?" Tanya Lea penasaran.

"Gue gak-" Ucapan Aldi terpotong, sebab Lea pergi menyusul ke UKS.

Alzalea (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang