"Masa lalu adalah pengalaman terpahit. Tapi merekalah pembelajaran terbaik"
•••
Malam-malam, Aldi pergi ke taman komplek untuk mencari keberadaannya bidadari itu. Namun bukannya bertemu dengan bidadari, ia justru bertemu dengan Devan.
Menyebalkan."Hay, yang pacarnya pernah direbut sama gue" Sindir Devan tersenyum sinis.
"Apa lo, anjing?! Lo manusia apa anjing sih?!" Ucap Aldi mendekati Devan.
Dia sungguh sensitif dengan masa lalunya, sangat sensitif.
"Tunggu dulu, cewe itu meninggalnya gara-gara gue apa lo ya?" Tanya Devan menaikan satu alisnya.
"DEVAN!" Teriak Aldi.
Aldi ingin menonjok Devan, namun tangan Devan dengan sigap menepisnya. Kini ia yang menonjok Aldi.
"PUAS? HAHAHA!"
"Lo selalu salahin gue, padahal lo sendiri yang udah bunuh Siska!" Ucap Devan menarik baju Aldi.
"Lo ngomong apa, nyet? Gue gak sejahat itu!" Tegas Aldi mencoba menepis tangan Devan. Namun tidak berhasil, karena Aldi sudah dalam keadaan lemah.
"Gue ngomong fakta, jing!" Ucap Devan penuh amarah.
Flashback on
Waktu itu, mereka berdua satu sekolah. Devan dan Aldi adalah sahabat yang begitu akrab, sampai pada akhirnya mereka menyukai satu perempuan yaitu Siska.
Kelas tiga SMP, mereka bersaing secara sehat mendapatkan Siska.
"Gimana? Lo berhasil deketin Siska?" Tanya Aldi kepada Devan.
"Aduh, dia kayaknya gak suka sama gue" Ucap Devan dengan nada kecewa.
"Semangat ya"
"Gue juga lagi berjuang buat dapetin dia, tapi dianya cuek" Ucap Aldi mengacak rambutnya.
"Udah udah"
–
Hari pun tiba, saat mereka semua lulus. Hari begitu indah, mereka akan menjalani kehidupan baru. Di hari yang sama Aldi dan Devan menembak Siska.
"Siska, will you be my girlfriend?" Ucap Aldi dan Devan kompak.
Seluruh siswa terkejut, mereka mengetahui bahwa Aldi dan Devan sangatlah akrab. Tidak mungkin mereka menembak satu perempuan secara bersamaan.
Di keadaan itu, Siska bingung bukan main. Ia juga tau, mereka berdua adalah sahabat. Tapi hatinya berpihak kepada Aldi.
"Gue pilih– gue pilih Aldi" Ucap Siska melihat Aldi.
Aldi sangat bahagia, ia memberi coklat kepada Siska. Sedangkan Devan, harus siap tersakiti. Ia menjauh dari Siska dan Aldi.
–
Tiga bulan berlalu, Aldi, Devan, dan Siska. Mereka masuk SMA yang berbeda. Mereka memilih mengejar cita-citanya terlebih dahulu.
Hari ini, hari dimana Siska menunggu kedatangan Aldi. Ia menunggu di taman air mancur, tempat favorit mereka.
"Aldi kemana ya? Kok gak dateng-dateng" Usai Siska bingung.
Siska menatap langit, sungguh cuaca tidak mendukung. Apalagi keadaanya yang sedang sakit seperti ini. Sudah 30 menit ia menunggu, namun Aldi tak kunjung datang. Sampai hujan datang membasahi bumi.
Siska berniat untuk pulang, sebelum itu ia menulis pesan kepada Aldi lewat buku diary nya. Setelah menulis, ia tersenyum dan pergi.
Tak beberapa lama setelah Siska pergi, Aldi datang dan menemukan buku diary nya Siska. Isinya adalah:
Kita putus.
Gue salah milih lo, sekarang biarin gue bahagia sama Devan.
Cukup singkat, tapi penuh makna. Menyakitkan, Aldi tak menungga bahwa Devan sahabatnya sendiri telah merebut Siska darinya.
–
Keesokan harinya, Aldi menghampiri Devan ke rumahnya. Disana begitu sepi, sepetinya tidak ada orang.
"WOY! DEVAN, keluar lo!" Teriak Aldi mengetuk keras pinta rumah Devan.
"Makasih ya, Devan" Ucap seseorang dari arah pagar.
Aldi sontak menengok ke arah pagar. Ia melihat kejadian luar biasa, disana ada Devan dan Siska yang sedang berpelukan. Aldi yang tak bisa menahan emosi, langsung menghampiri mereka.
"DEVAN! ANJING LO" Teriak Aldi menonjok Devan.
Devan tersungkur, Aldi menariknya sehingga Devan berdiri. Hidung Devan berdarah.
"STOP! Udah, jangan berantem!" Tegas Siska mencoba memisah keduanya.
"BACOT!" Ucap Aldi.
Aldi ingin menonjok Devan, namun Siska mengahalanginya. Sehingga yang terkena pukulan itu ialah Siska.
Siska pingsan dan jatuh ke tanah. Devan melihat keadaan Siska, dan langsung menggendongnya.
"Lo pengecut!" Tegas Devan.
Devan memberhentikan taxi yang lewat di depan rumahnya. Sedangkan Aldi hanya bisa diam, ia mematung di tempat.
–
Devan membawa Siska ke rumah sakit, sesampainya di rumah sakit. Dokter dengan sigap memeriksa keadaan Siska. Hanya butuh waktu 5 menit, dokter keluar.
"Maaf, nyawanya tidak bisa tertolong" Ucap Dokter menunduk.
"Gak! Gak mungkin dok" Teriak seseorang dari belakang.
Yap, itu adalah Aldi. Aldi mengikuti mereka sampai rumah sakit.
"Bacot! Diem! Ini semua gara-gara lo! Lo gak tau kan, kalau Siska punya penyakit parah. Siska baru kemoterapi tadi, eh lo langsung nonjok dia" Jelas Devan mendorong Aldi.
Kali ini Aldi diam,ia tahu ini adalah kesalahannya. Dan ini terakhir kalinya, ia melihat Siska. Cinta pertamanya.
Flashback off
"Ini gara-gara lo!" Tegas Devan menarik baju Aldi.
"Oke! Itu semua salah gue! Puas?" Tanya Aldi mencoba berdiri.
'Buk'
Satu tonjokan melayang di pipi Aldi. Devan tersenyum puas kepada Aldi.
"Itu buat lo" Ucap Devan yang kemudian meninggalkan Aldi sendirian di taman.
Aldi masih tergeletak di taman, memegangi pipinya.
"Lo?" Tanya seseorang mendekati Aldi.
"Bida–" Ucapan Aldi terhenti, ia pingsan saat itu juga.
•••
"Kau boleh mengingat masa lalu, tapi jangan lupa arah jalan pulang"
•••
Nah readers, disini author udah jelasin yah kenapa Aldi sama Devan tuh jadi musuh bebuyutan.
So, enjoy this part :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Alzalea (COMPLETED)
Teen FictionAlzalea cakra winata, nama yang indah bukan? Yap, dia memang indah,cantik,murah senyum, kecuali sama orang-orang yang ia benci. Namun, hidupnya tak seindah atau secantik namanya. Pasti yang kalian pikirkan sekarang hidupnya rumit,bukan? Dan pastinya...