Alzalea (COMPLETED)

18

"Aku ingin menggenggam erat tanganmu, sehingga tak ada yang bisa memisahkan kita"

•••

Sesampainya di rumah, Lea langsung masuk ke kamarnya dan menjatuhkan tubuhnya ke kasur.
Ia menghela nafas, setelah itu ia mengambil gitar yang tak jauh dari kasurnya.

Lea duduk di ujung kasur, kemudian ia memainkan gitarnya. Dan mulai bernyanyi.

Cintaku ingin kan kau

Menjadi milikku

Cintaku tak perlu ku ungkap kepadamu

Namun perasaan ku jadi tak menentu

Karena kau s'lalu ada di benakku

Sedang apa dimana?

Dan bersama siapa?

Bila kau tiada hampa dan sepi yang kurasa

Bila tak bersamanya

Hati ini s'lalu bertanya

Adakah rasa ini sama

Mungkinkah kau juga cinta?

Tiba-tiba, air mata Lea jatuh. Entah apa yang ia rasakan sekarang, seperti sebuah pertanda buruk. Ia berusaha untuk tidak menangis,tapi tidak bisa. Sekarang air matanyasudah membasahi pipi.

"Gue gak mau, kehilangan lo. Gue sayang—sayang sama lo" Ucap Lea menutup wajahnya.

"Gue— gue—" Lea tak bisa melanjutkan kalimatnya.

Saat ini ia benar-benar merasa sedih, entah ada apa. Lea memilih firasat, bahwa kedekatannya dengan Aldi akan mengundang berbagai masalah. Ia tidak menyalahkan Aldi, justru ia tidak mau kehilangan Aldi.

'Cling Cling Cling'

Ponsel Lea berdering, ia mengambil ponselnya kemudian mengangkat telfon dari Aldi.

Telfon

"Hai Lele" Sapa Aldi yang sangat bersemangat.

"i–iya" Ucap Lea menghapus air matanya.

"Lo baik-baik aja kan?" Tanya Aldi penasaran.

"Iya, gue baik" Ucap Lea berhenti menangis.

"Eh Le, gue lupa cerita ke lo. Kalau waktu pas gue nyari lo, gue ketemu sama bidadari" Ucap Aldi penuh semangat.

"Hah? Bidadari? Bidadari jatuh dari pohon" Ucap Lea terkekeh.

"Gue serius lele, gue itu seneng banget ketemu sama dia. Dia ternyata cantik banget, gue suka sama dia" Ucap Aldi gembira.

Keadaan di telfon menjadi hening, firasat Lea sangatlah benar. Ia mencoba menahan air matanya.

"Gu— gue, mau ke toilet dulu ya—" Ucap Lea yang langsung mematikan saluran telfon.