"Memperbaiki kesalahan itu tidaklah mudah."•••
Masih didalam keadaan yang sama, Lea dan Carissa menangis. Mungkin mereka rindu akan persahabatan yang dulu.
"Gue janji akan memperbaiki kesalahan gue" Ucap Carissa terisak.
"Membangun kepercayaan itu susah,Kar"
"Kita sama-sama mencaci satu sama lain, sama aja kita udah mengkhianati persahabatan kita. Gue juga salah dalam hal ini, jadi gue minta maaf sama lo." Lea mulai menghapus air matanya.
"Gue janji kali ini, kasih satu kesempatan" Carissa memohon kepada Lea.
Lea hanya membalasnya dengan tersenyum.
•••
Di kelas XI IPA 3 sedang dalam keadaan hening. Ya, wajar saja karena mereka sedang ulangan matematika. Apalagi gurunya itu, Bu Ani. Bu Ani ialah, Guru terkiler di SMA NUSA. WOW, MANTHUL.
Aldi sama sekali tidak mengerti soal matematika kali ini, karena ini ulangannya mendadak. Untung ada Kelvin sang penyelamat. Mengapa bisa dibilang penyelamat? Karena Kelvin itu anak pintar.
"Sut, sut. Kelvin, nomor 1 sampe 10 apa jawabannya?" Tanya Aldi pelan-pelan.
"Ya ampun, itu mah bukan nanya tapi minta." Jawab Kelvin menepuk dahinya.
"Yaelah, sama temen sendiri pelit. Cepet kasih tau jawabannya" Aldi menyenggol lengan Kelvin
"No 1 A, 2 D, 3 A, 4 B 5 C. Selebihnya lo mikir sendiri" Ucap Kelvin menatap Aldi.
"Gue gak ngerti sama sekali Di, cepet kasih tau. 2 nomor lagi deh, selebihnya gue cap cip cup" Pinta Aldi.
"HEY! ADA APA DISANA?" Teriak bu Ina menuju meja Aldi.
"Ini bu, saya cuma mau minta jawaban sama Kelvin. Soalnya saya gak ngerti sama sekali, tapi Kelvinnya pelit bu" Ucap Aldi santai.
"APA KAMU BILANG?! LARI 10 KALI PUTARAN! CEPAT!" Perintah bu Ina.
Aldi pun sangat senang, karena ia terbebas dari penjara itu. Aldi dengan langkah santai menuju lapangan. Di perjalanan, Aldi berpapasan dengan Lea dan Carissa. Mereka bertiga saling melihat satu sama lain, namun Lea dan Carissa pergi begitu saja tanpa bertegur sapa.
"Kok Lea gitu sama gue? Carissa juga, mereka ada apa sih? Gue kan yang jadi imbasnya" Aldi menggeleng-gelengkan Kepala, seolah tak percaya dengan apa terjadi tadi.
•••
L
ea dan Carissa baru saja tiba di kelas, karena tadi mereka diminta oleh Pak Rudy untuk memfoto copy tugas-tugas. Namun, di tengah perjalanan mereka bertemu dengan Aldi. Datar rasanya, karena Lea memilih menjauh demi Carissa .
"Tadi lo kenapa sama Aldi?" Tanya Carissa penasaran.
"Oh, gak kenapa-kenapa" Jawab Lea ragu.
"Jangan bilang, lo menjauh dari Aldi gara-gara gue?" Tanya Carissa mengintimidasi.
"Gak kok, gak ada apa-apa" Jawab Lea tersenyum.
"Bagus deh kalo lo jauhin Aldi, gue bisa jadi lebih deket sama dia. Walaupun lo sahabat gue, gue gak bisa gitu aja ngelepasin Aldi" batin Carissa.
"Ntar istirahat ada pertandingan basket loh, lo gak mau nonton Le?" Ajak Carissa bersemangat.
"Emm, pertandingan sama SMA Bakti?" Tanya Lea
"Iya, gue mau liat gimana caranya Aldi and the gank ngalahin Devan" Jawab Carissa tersenyum sinis.
"Devan? Siapa?" Tanya Lea menaikan satu alisnya.
"Masa lo gak tau, dia kan musuh bebuyutan Aldi" jawab Carissa.
"Aldi punya musuh? Masa sih?" Tanya Lea memastikan.
"Iya, apalagi tuh Devan jago banget di bidang olahraga. Maka dari itu, mereka berdua musuhan" Jelas Carissa.
"Ohh, kalo gitu gue mau nonton pertangannya" Ucap Lea tersenyum.
•••
B
el istirahat berbunyi, semua murid berhamburan menuju kantin setelah itu mereka pergi ke lapangan. Untuk menonton pertandingan basket antara dua SMA yang memiliki masing-masing musuh.
"Lo kecapean gak Di? Lo masih bisa main kan" Tanya Angga khawatir
"Santai aja kali, tadi gue cuma lari 2 kali. Lagian bu Ina gak ngawasin gue ini" Jawab Aldi menghapus keringatnya.
"Semoga kali ini kita yang menang" Ucap Kelvin dengan nada serius.
"Kita harus menang! Gue gak mau, kalo sekolah kita direndahin terus" Ucap Aldi dengan tatapan penuh dendam.
"Sekarang, kita ke lapangan. Mereka udah nunggu." Ajak Kelvin.
Mereka memasuki lapangan, semua murid bersorak-sorai. Begitu juga dengan Lea serta Carissa, mereka mendukung Aldi dan teman-temannya itu.
"Nyali lo gede juga ternyata, masih mau lawan gue lagi?" Sindir Devan dengan nada menantang.
"Lo gak akan menang! Inget kata-kata gue" Balas Aldi percaya diri.
"Kita buktiin sekarang" Ucap Devan tersenyum sinis.
'Priiiit'
Pertandingan dimulai, Aldi memulai serangan terlebih dahulu. Namun sayang kakinya diselengkat oleh Devan, bola basket pun direbut oleh Devan. Sekarang giliran Devan melakukan serangan, yap dia berhasil. Skor sementara 1-0.
"Didi, semangat" Teriak Lea dari tribun, Aldi mendengar bahwa itu suara Lea. Ia jadi lebih semangat.
"Aldi! Ayo" Teriak Carissa mengikuti Lea.
"Gue rasa, Carissa masih punya perasaan sama Aldi. Gue yakin dia gak akan ngerelain Aldi semudah itu" batin Lea.
Pertandingan babak pertama, berhasil dimenangkan oleh tim Devan. Mengetahui hal tersebut, Lea langsung mencari Aldi.
"DIDI!" Teriak Lea. Aldi sontak menengok ke sumber suara tersebut.
"Lele" Ucap Aldi sumringah.
"Lo harus semangat, lo gak boleh nyerah gitu aja" Ucap Lea tersenyum.
"Iya, makasih lo udah dukung gue" Balas Aldi memegang pundak Lea.
Dari kejauhan Carissa mengintip, ia cemburu. Ia mengepal kedua tangannya. Kesal rasanya,melihat Lea dan Aldi seperti itu.
"Gue cemburu" Ucap Carissa tersenyum sinis dengan tatapan dendam.
"Waktu istirahat udah mau habis, gue balik ke lapangan dulu ya. Bye" Ucap Aldi melambaikan tangannya.
Lea berjalan menuju tribun, Carissa segera lari ke tribun sebelum Lea curiga.
"Lo darimana?" Tanya Carissa berpura-pura
"Dari ruang ganti,tadi gue mau kasih support" Jawab Lea tersenyum.
Carissa hanya tersenyum tipis kemudia mengalihkan pandangannya menuju lapangan.
•••
"Sampai kapan, kamu bisa berpura-pura seperti ini?"
•••
Oke readers, gimana part kali ini? Ngebosenin yak?
Btw kalian masih pengen lanjut gak cerita ini??
Emmmm.Stay terus& jangan lupa tinggalin jejak kalian yah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alzalea (COMPLETED)
Teen FictionAlzalea cakra winata, nama yang indah bukan? Yap, dia memang indah,cantik,murah senyum, kecuali sama orang-orang yang ia benci. Namun, hidupnya tak seindah atau secantik namanya. Pasti yang kalian pikirkan sekarang hidupnya rumit,bukan? Dan pastinya...