Sang Motivator

337 11 0
                                    

Sesampainya dirumah, Bella berjalan menuju kamar dan melemparkan ransel nya dikasur.

Bella melihat detail kotak kado tersebut. Bella kaget melihat tulisan to my love

"Syafiq..." gumam Bella.

Entah mengapa dipikiran Bella kado ini adalah kado pemberian dari Syafiq. Bella sangat yakin bahwa ini hadiah dari Syafiq.

Dengan perlahan Bella membuka bungkus kado tersebut dan dengan senyuman Bella melihat isi kotak tersebut.

Terdapat boneka panda dan beruang berukuran sedang. Bella memegang kedua boneka tersebut dan memeluknya.

"Syafiq, Bella tau ini semua dari Syafiq. Bella merindukan Syafiq, Syafiq juga pasti disana merindukan Bella. Terima kasih Syafiq udah berikan kedua boneka ini. Bella sangat merindukan Syafiq." Gumam Bella sambil memeluk erat kedua boneka tersebut.

Bella merasakan kehangatan setelah memeluk boneka itu. Tanpa disadari air mata Bella membasahi pipinya.

Bella melihat ke arah kotak tadi, terlihat sebuah kertas berukuran kecil. Bella pun mengambilnya dan membuka nya.

"Hai Bel, terima kado dari gue ya. Lo pasti ngarep ini dari Syafiq? Ini dari gue. Rizki! Gue cuma mau kasi lo itu doang. Gue tau lo lagi nggak ulangtahun, tapi gue niat kepengen kasih itu. Jaga baik-baik ya pemberian gue. Jangan ngarep dari Syafiq loh.. dia udah bahagia sama yang lain disana, dia ngabarin gue tadi."

Alangkah sakitnya hati Bella setelah membaca surat tersebut. Dugaan Bella salah, ternyata kado ini pemberian dari Rizki bukan si Syafiq.

Yang menyakitkan bagi Bella yaitu tertulis kalau Syafiq udah bahagia sama yang lain.

Air mata Bella mengalir lebih deras, Bella nggak sanggup menerima kenyataan.

"Kenapa Syafiq jahat??!! Kenapa?! Apa salah Bella?! Bella hanya ingin bahagia bersama Syafiq, Syafiq bilang sayang dan cinta sama Bella. Tapi kok gini, kok Syafiq perjuangin di awal doang."

"Kenapa Syafiq ninggalin Bella?! Kenapa Syafiq berbuat seperti ini?!"

Bella teriak dengan penuh amarah, kekesalan, kesedihan, kekecewaan. Semua bercampur aduk. Kenapa ini yang dirasakan oleh Bella.

Kenapa sangat sulit bagi Bella untuk melupakan Syafiq.

****

Esoknya di sekolah...

Bella menceritakan apa isi dari kotak kado tersebut ke teman-temannya.

Teman-teman Bella yakin kalo Rizki menyukai Bella. Semua beranggapan biasa saja, terkecuali Dina.

"Well, Rizki cinta sama Bella. Breaking news." Ujar Rizka tertawa.

"Iya tuhh, nggak nyangka si kecebong jatuh hati pada lo." Sambung Nanda.

"Terus si Putri gimana? Kalo Putri tau, pertemanan lo sama Putri kek mana?" Kata Mira yang lagi membuka kotak bekalnya.

"Teman-teman." Kata Dina yang udah mulai sadar dengan dunia nya.

Semua mata tertuju pada Dina dan menatap Dina dengan serius.

"Gue curiga sama si kecebong."

"Curiga kenapa?" Tanya mereka bersamaan.

"Gue nggak yakin tuh si kecebong suka beneran sama Bella."

"Lah kok gitu?" Kata mereka bersamaan.

"Karena gue mikir kalo si Rizki hanya ma..."

"Bella!"

Panggil seorang pria yang menghentikan perkataan Dina.

Kak Adimas!

"Eh, ada apa kak?"

"Itu, kita belajar lagi. Disuruh Pak Arianda, kan besok Olimpiade nya. Persiapan matang-matang untuk hari ini. Sebelum besok memulai pertempuran." Jelas Kak Adimas.

Bella menganggukkan kepala nya dan berdiri memakai ranselnya.

"Teman-teman, Bella duluan ya. Doain Bella semoga berhasil." Ujar Bella memberikan senyuman dan melambaikan tangan.

"Tunggu!"

Nanda berdiri mendekati Bella dan kak Adimas. Nanda mengambil tangan kak Adimas dan tangan Bella dan kemudian menyatukan nya.

"Nanda suka lihat kalian berdua, kalian cocok."

Semua teman-teman kaget melihat kejadian ini. Terlebih lagi kak Adimas dan Bella, mereka syok dan saling melihat satu sama lain.

"Ehhh, maaf kak." Ujar Bella menarik tangannya.

"Maklum kak, nih anak belum minum obat." Kata Mira sambil menarik rambut Nanda.

"Sakit Mira!! Nanda kan cuma dukung aja, mana tau jadi. Mereka terlihat cocok."

"Maafin temanku ya kak." Ujar Bella menarik tangan kak Adimas keluar kelas.

Semua tertawa melihat tingkah Nanda. Sosok Bella pun udah hilang di kelas.

"Eh Din, tadi lo mau ngomong apaan?" Tanya Nanda menatap Dina.

"Nggak jadi. Gue lupa."

"Doain Bella, semoga dia berhasil besok." Ujar Nanda.

"Amin."

****
Bella melihat kak Adimas yang begitu serius mengajari nya. Bella menatap wajah Kak Adimas dengan senyuman.

Namun, kak Adimas mengetahui Bella sedari tadi menatapnya dan nggak fokus.

"Bel."

Gadis itu terdiam dan menatapnya.

"Bella!"

Gadis itu masih tetap diam dan menatapnya.

Prakk...

Suara pukulan pena di buku yang beberapa kali di bunyikan kak Adimas menyadari Bella.

"Bella kenapa? Kok nggak fokus?" Tanya kak Adimas heran sambil memberikan senyuman yang indah.

"Kakak ganteng sih." Ujar Bella keceplosan.

Mendengar jawaban Bella membuat Adimas nggak bisa untuk menahan tawa nya.

"Udah, udah.. fokus, besok loh olimpiade nya. Ntar kalo kalah gimana?"

"Ya kalo kalah berarti bukan rejeki Bella dong."

"Jadi menyerah gitu? Nggak usaha?"

"Pastinya usaha dong kak, Bella selalu berusaha dan nggak lupa berdoa."

Kak Adimas menatap Bella dan begitu juga Bella.

"Lo cantik, hati lo baik dan lo juga pinter." Ujar kak Adimas spontan.

"Ha? Apa kak? Bella nggak dengar."

"Emang kakak tadi ngomong apaan ya?"

"Kata kakak Bella cantik, baik dan pinter."

"Tuh kan, Bella dengar."

Adimas menarik hidung Bella dan gemas melihat tingkah gadis ini.

Baru kali ini setelah kepergian Syafiq, Bella kembali tersenyum ceria. Semua ini karena kak Adimas, kak Adimas orang yang sangat baik dan juga mengerti dengan keadaan Bella.

Bella sering curhat apapun ke kak Adimas. Kak Adimas selalu memberikan motivasi agar Bella bangkit dan terus maju.

Namun, karena keakraban nya dengan kak Adimas. Membuat Bella takut menyukai kak Adimas. Bella berharap semua biasa-biasa saja.

Jangan sampai aku jatuh hati pada nya. Karena aku nggak mau terluka lagi.

****

Sudah Terlambat ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang