Sesampainya di rumah, Bella berjalan menuju kamar nya. Bella berbaring di kasur, melepaskan semua penat nya untuk hari ini.
Bella mengambil kertas yang diberikan Kak Bagas kepada nya sewaktu pulang sekolah tadi.
Bella memperhatikan kertas itu. Sebenarnya sejak kecil Bella udah berminat akan dunia modeling, akan tetapi nggak mungkin bagi Bella untuk menjadi model.
Namun, siapa sangka saat ini semua itu udah ada dihadapan mata. Tinggal keputusan Bella lagi yang akan menentukan bersedia menjadi model atau enggak.
Bella memikirkan dan terus berfikir menerima tawaran kak Bagas atau enggak.
"Bella, makan dulu nak." Kata ayah mengetuk pintu kamar Bella.
"Iya yah."
Bella keluar dari kamar dan menuju meja makan.
Bella menatap ayah yang sedang melahap makanan nya. Bella hendak memberi tahu ayah, namun Bella takut jika ayah nggak mengizinkannya.
"Kenapa melamun? Habisin makanan nya." Ujar ayah melihat anak semata wayang nya.
"Eh iya yah.."
Bella melahap makanan nya dan melihat ke arah ayah nya.
"Ayah, Bella mau ngomong sesuatu."
"Ngomong aja."
"Gini yah, tadi sewaktu pulang sekolah Bella ditawarin untuk jadi model. Seperti model majalah atau apa gitu. Ini event yang bagus dan Bella bisa menghasilkan uang sendiri."
Ayah terdiam dan menghentikan aktivitas makan nya. Bella terlihat takut dengan ekspresi ayah nya yang serius.
"Apa kamu yakin mau menjadi model?"
"Iya yah, Bella ingin sekali."
"Apa itu mengganggu jadwal sekolah kamu?"
"Enggak akan kok yah."
"Apa kamu akan bolos sekolah jika kamu berhasil menjadi model?"
"Yaelah yah, Bella janji kali enggak akan ninggalin sekolah dan pembelajaran."
"Kamu itu jangan gampang janji, janji itu hutang loh."
"Tapi seriusan yah, Bella bisa membagi waktu untuk menjadi model dan untuk sekolah."
"Ayah nggak mau kamu hanya janji sama ayah, kamu juga harus janji sama Allah ya."
"Hmm.."
"Bagi ayah, sekolah lebih penting."
Bella terdiam dan nggak bisa berkata-kata. Bella sebenarnya kesal, seperti nya ayah nggak mengizinkan.
"Jika kamu emang kepengen, silahkan mencoba tapi kamu harus ingat sama janji kamu. Ya sudah lanjutin makan."
"Yang benar yah?"
"Iya."
"Terima kasih."
Bella terlihat sangat gembira, Bella tersenyum dan segera menghabiskan makanan nya.
****
Malam pun tiba, seperti biasa aktivitas Bella dimalam hari mengerjakan PR dan menghafal pelajaran untuk besok.
Besok akan ada ulangan Fisika, ini yang sangat Bella tunggu dan bagi Bella jika nggak hadir kalo ulangan Fisika itu rasa nya Ultra-Rugi.
Setelah belajar, Bella mengambil kertas yang diberikan kak Bagas kepada nya.
Bella meraih ponselnya, Bell ragu antara menghubungi kak Bagas atau enggak.
Bella memejamkan kedua matanya dan berbicara di dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sudah Terlambat ☑️
Teen Fiction"Siapa bilang penyesalan itu datang di awal? Siapa bilang menjaga cinta itu mudah? Kini cinta itu telah menghilang dan hanya tinggal sebuah penyesalan dan sebutir kenangan yang indah" -Salsabilla Humairoh "Kesabaran memiliki batas, setiap pria memil...