Kesempatan

298 11 0
                                    

Angin berhembus kencang, membuat daun-daun di pohon yang telah layu berjatuhan.

Bella berjalan menghampiri Syafiq dibawah pohon besar yang berada di belakang sekolah.

"Syafiq." Panggil Bella

Nggak ada jawaban dari Syafiq, Bella mendekati Syafiq dan menatap wajah laki-laki itu.

"Syafiq ma..."

"Nggak usah minta maaf." Jawab Syafiq.

Bella mencoba perlahan menyentuh kedua pipi Syafiq, akan tetapi Syafiq menepis tangan Bella agar tidak menyentuhnya.

"Syafiq, Bella minta maaf. Bella sayang sama Syafiq." Kata Bella yang tak kuasa menahan air mata nya.

Bella ingin memeluk Syafiq, namun Syafiq menghindar dari nya.

"Jangan dekat gue Bel." Ucap Syafiq sambil mundur kebelakang.

"Tapi kenapa?" Tanya Bella.

"Karena gue nggak ingin dekat sama lo lagi."

"Syafiq, Bella minta maaf. Bella akui Bella salah, udah bersikap berlebihan, kasar juga. Bella udah nyakiti perasaan Syafiq. Maafin Bella fiq maaf." Ujar Bella sambil memegang kedua tangan Syafiq.

"Bel, denger yaa, dulu gue sabar menghadapi sifat lo yang seperti anak-anak, lo yang selalu bentak gue, marah ke gue dan banyak lagi deh."

"Gue masih bisa bersabar, tapi seiring berjalan nya waktu kesabaran gue udah mulai habis. Tanpa gue minta, rasa sayang dan cinta gue ke lo itu mulai memudar. Gue sendiri nggak ingin perasaan itu memudar, tapi hati gue yang menginginkan nya." Jelas Syafiq sambil menarik tangannya dari genggaman Bella.

"Jadi Syafiq mau kita putus?" Tanya Bella yang merasa sangat menyesal dan takut kehilangan.

"Kan Bella sendiri yang mau kita udahan."

"NGGAK!! BELLA NGGAK MAU PUTUS!! BELLA MOHON, SYAFIQ JANGAN GINI." Teriak Bella dan terduduk.

Kaki Bella gemetaran, secara tiba-tiba badan Bella melemah. Mungkin ini yang dinamakan, kehilangan orang yang benar-benar kita cintai namun kita sia-siakan.

"BELLA!" Teriak seorang perempuan berlari menghampiri Bella, dialah Nanda.

"Nan---ndaa.. gue nggak mau kehilangan Syafiq, please pujuk Syafiq." Kata Bella yang mulai frustasi.

Nanda langsung memeluk Bella dengan erat. Tangisan Bella begitu deras, gadis ini kelihatan stress dan frustasi, gadis ini sangat menyesal apa yang telah dia lakukan.

Nanda yang nggak bisa melihat Bella menangis jadi ikutan menangis.

"Udah jangan nangis." Kata Syafiq yang bersikap biasa-biasa aja.

"Fiq, masa lo tega sih liatin Bella begini." Ujar Nanda.

Syafiq terdiam sejenak,

"Yaudah untuk sementara ini kita break aja dulu, nggak putus abadi. Gue mau liat perubahan sifat lo, yang gue mau lo seperti pertama kali gue kenal dan juga lo harus lebih dewasa."

"Jika lo masih sama seperti ini, maaf Bel, gue nggak bakal pernah bisa kembali dalam kehidupan lo." Jelas Syafiq yang seperti nya memberikan Bella satu kesempatan.

"Syafiq beri Bella kesempatan?" Tanya Bella dengan suara melemah.

"Iya."
"Gue akan ngeliat perubahan lo."

"Sampe kapan?" Tanya Bella lagi.

"Lo nggak perlu tahu, gue akan melihat lo." Ucap Syafiq.

Bella menerima kesempan Syafiq.

Syafiq berjalan balik ke kelas dan meninggalkan Bella bersama Nanda.

"Nda.." panggil Bella menatap wajah sahabatnya ini.

"Iya Bel."

"Apa gue akan kehilangan orang yang tulus sama gue?"

"Lo harus gunakan kesempatan ini sebaik mungkin Bel, tunjukin ke Syafiq kalo lo beneran cinta sama dia. Ini kesempatan terakhir lo, jangan lo sia-siakan."

****

Hari demi hari telah berlalu, di hitung-hitung udah 2 minggu Bella berusaha mendapatkan cinta dan kasih sayang Syafiq.

Selama 2 minggu ini, Bella merasakan sakit yang begitu luar biasa. Dimana Syafiq berubah total.

Syafiq bukan seperti Syafiq yang Bella kenal. Syafiq berubah, dia mendekati banyak wanita. Bahkan di depan Bella sendiri pun Syafiq romantis dengan perempuan lain.

"Bel, mendingan lo udahan aja ngejar Syafiq dan buat dia mencintai lo lagi." Ucap Nanda yang iba melihat kondisi Bella nangis tiap hari.

"Iya Bel, tuh cowok seperti nya emang udah nggak ada perasaan sama lo." Sahut Dina yang juga iba.

"Ta--tapi gue cinta sama Syafiq." Kata Bella menatap sahabatnya dan tanpa disadari air mata nya mengalir membasahi pipi tembam nya.

"Jangan karena cinta lo jadi bego Bel, cobalah buka mata hati lo, lo liat sendiri. Syafiq itu udah berubah dia bukan Syafiq yang dulu lo kenal." Cetus Mira yang sangat kesal.

"Mendingan lo berhenti perjuangkan Syafiq. Semua nya akan sia-sia, disisi ini kalian inpas. Yang dimana Syafiq dulunya terluka dan lo juga terluka. Seperti nya Syafiq sengaja melakukan ini untuk balas dendam ke lo." Jelas Nanda yang mulai memahami permainan Syafiq.

"Iya, gue juga merasa gitu Bel. Gue liat-liat Syafiq sengaja mendekati banyak wanita untuk nyakitin lo. Jika kalian putus abadi, nggak sepenuhnya salah lo. Malah ini kesalahan terbesar dia." Kata Dina sambil memegang tangan Bella.

"Bel, liat gue." Ucap Dina menatap wajah Bella dan menghapus air mata gadis ini. "Lo denger ya, Syafiq akan merasakan penyesalan setelah kehilangan lo nanti nya. Ya gue akui, lo awalnya salah, namun sekarang gue tahu bahwa Syafiq hanya berniat nyakitin lo. Cukup sampe disini Bel perjuangin dia." Jelas Dina.

Bella memahami ucapan temannya, mencerna dengan sangat baik.

Benar apa yang mereka katakan, gue juga merasakan.. gue akan liat, seperti apa Syafiq esok.. haruskah ini berakhir selama nya? Batin Bella.

Jika saling menyakiti, akan lebih baik mengakhiri dari pada terus tersakiti.

****

Sudah Terlambat ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang