Setelah seharian berada disekolah dan bersenang-senang bersama sahabatnya. Bella hendak pulang ke rumah nya.
Meskipun hati Bella sedih dengan ulah Syafiq yang mempermalukan dirinya. Namun, entah mengapa hati Bella telah memaafkannya dan rasa benci itu mendadak hilang.
Saat ini Bella hanya ingin berada disisi orang yang dia sayangi.
"Ntar malam kalian kemana?" Tanya Bella yang hendak baru saja turun dari motor Dina sambil berdiri di depan rumahnya.
"Nggak ada kemana-mana sih, kenapa?" Tanya Dina yang mulai penasaran, diikuti dua orang temannya.
"Maim kerumah gue dong, sebelum kalian nggak ketemu gue lagi." Mohon Bella dengan tatapan penuh harap.
"Iya deh, kita ber-3 bakalan kerumah lo ntar malam." Ucap Dina mewakili dua orang temannya.
"Iya deh."
"Kalo gitu, kita pamit dulu ya."
Mereka pun meninggalkan Bella yang masih berdiri di depan rumahnya.
Setelah nggak melihat tanda-tanda temannya berada di jalan daerah rumahnya, Bella membalikkan badan dan masuk ke rumahnya.
Bella langsung memilih duduk di sofa sambil menonton televisi. Entah mengapa tubuh Bella serasa sangat lelah sekali.
"Eh anak ayah udah pulang." Ucap ayah sambil duduk di sebelah Bella.
Bella hanya memberikan senyuman kepada ayah nya dan menatap sang ayah tercinta.
"Kenapa nak?" Tanya ayah yang menyadari bahwa Bella menatap nya, nggak seperti biasanya hal ini dilakukan Bella.
"Ayah..."
"Iya Bel."
"Jika Bella per..." ucap Bella dan langsung menghentikan pembicaraannya.
"Kenapa Bel? Kalau mau ngomong, ngomong aja sayang."
"Jika Bella pergi apakah ayah ikhlas?" Tanya Bella tanpa beban.
Ayah terdiam sebentar mendengar perkataan Bella. Entah mengapa firasat sang ayah buruk saat Bella mengatakan hal itu.
"Pergi ke Amerika kan? Ya ikhlas dong, tujuan Bella kan baik untuk menuntut ilmu. Ayah juga mendukung Bella." Ujar ayah.
"Bukan.."
"Terus apa?"
"Bella pergi jauh sekali." Ucap Bella dengan tatapan kosong.
"Bella mau ninggalin ayah?" Tanya sang ayah yang sebenarnya nggak mengerti maksud perkataan anak kesayangannya ini.
Bella memberikan senyum hangat nya.
"Bella boleh peluk ayah?" Tanya Bella.
"Sini."
Bella memeluk ayah dengan sangat erat. Bella sangat mencintai ayahnya, karena bagi Bella ayah adalah ibu juga bagi nya. Selain itu ayah nggak pernah menyakiti nya dan sabar dalam merawatnya selama ini.
"Ayah maafin Bella jika selama hidup Bella menyusahin ayah, membuat ayah sedih dan mengecewakan ayah." Ucap Bella dengan nada berat.
Entah mengapa hati Bella bersedih dan ingin menangis. Tatapan Bella kosong dan wajah Bella pucat.
Ayah tersenyum kecil mendengar perkataan Bella. Firasat buruk yang ayah rasakan ialah, ia akan kehilangan anak kesayangannya. Tapi ayah membuang firasat buruk itu jauh, sejauh-jauhnya.
"Bella sangat mencintai ayah, ayah adalah lelaki terhebat yang pernah Bella kenal." Tanpa disadari air mata Bella mengalir dan membasahi pipi nya.
"Bella ingin hari ini dan besok ayah tetap dirumah, nggak boleh kemana-kemana. Bella mau deket ayah, Bella mau ayah bahagia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sudah Terlambat ☑️
Fiksi Remaja"Siapa bilang penyesalan itu datang di awal? Siapa bilang menjaga cinta itu mudah? Kini cinta itu telah menghilang dan hanya tinggal sebuah penyesalan dan sebutir kenangan yang indah" -Salsabilla Humairoh "Kesabaran memiliki batas, setiap pria memil...